27-Ini mimpi ataukah nyata?

1.2K 162 26
                                    

27

"Mulai berani gasopan hm?" Tanya Bang Sultan.

"Hehehe bercanda abang" Syafi menyengir.

"Abang mau ke kamar dulu" pamit Bang Sultan.

"Okey. Syafi juga mau ke kamar" sahut Syafi sembari berjalan mendahului Abangnya untuk sampai di kamarnya.

Bang Sultan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya.

Keesokan paginya, mumpung hari ini hari minggu Syafi mengajak abangnya pergi jogging. Syafi sudah merencanakan hal ini sejak semalam.

Tok

Tok

Tok

Syafi menggedor pintu kamar Bang Sultan dengan tidak sabaran.

"Abanggggg yuhuuuuu syafi datanggg" teriaknya.

"Abang jogging yok!"

"Abang! Abang! Abang!"

"Abangsul!"

Ceklek!

Bang Sultan membuka pintu kamarnya dengan wajah khas orang baru bangun tidur.

"Mager dek" ucap Bang Sultan lesu.

"Don't mager-mager abang! Mager adalah penyakit. Nabi muhammad saw, tidak mengajarkan umatnya untuk bermalas-malasan" jelas Syafi.

"Jadi, ayok kita jogging!" Seru Syafi. Gadis itu sudah rapi dengan celana training abu-abu dan hoodie warna pink.

Bang Sultan menghela napasnya. Kalau tidak dituruti, adiknya pasti akan merengek tujuh hari tujuh malam.

"Tunggu sebentar" putus Bang Sultan.

Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian.

***

"Abang ih lari! Kok lesu gitu sih" kesal Syafi melihat Abangnya yang sama sekali tidak bersemangat.

Saat ini keduanya telah sampai di taman komplek perumahan tempat mereka tinggal. Jarak taman dari rumah mereka, tidak terlalu jauh.

"Abang ngantuk sapi. Hoam" Bang Sultan menguap lebar saking ngantuknya.

"Semangat semangat oke oke semangat semangat oke" Syafi malah bernyanyi.

"Abang, mau cilok" pinta Syafi dengan wajah yang amat menggemaskan.

Bang Sultan mengeluarkan dompetnya. Ia mengambil selembar uang berwarna biru dan di berikan kepada adiknya.

Indigo Somplak [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang