32-Perangg?!

1.1K 159 33
                                    

32

Setan Sultan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Namun itu semua tak membuat ia menyerah untuk bangkit mencari Arum. Dengan perlahan, Setan Sultan keluar dari mobil Irzan.

Malam ini sepertinya keberuntungan berpihak padanya. Setan Sultan melihat Irzan yang tengah berbicara dengan Nek Daia di depan pintu.

"Maaf, tapi saya harus ngelakuin ini" lirih Setan Sultan.

Setan Sultan berjalan mendekati Irzan dan merasuki tubuh cowok itu.

Nek Daia kebingungan. Irzan tiba-tiba berlari ke  mobilnya dan langsung menancapkan gas, pergi dari rumah Nek Daia.

"Tuh anak kenapa ya" bingung Nek Daia. Andai kau tau nek, yang ada di dalam tubuh Irzan adalah Setan Sultan.

"Gimana pun caranya, saya harus nyelametin arum" ucap Setan Sultan sambil fokus menyetir menggunakan tubuh Irzan.

***


Emak dan Haris berhenti melangkah ketika melihat sebuah gubuk reyot. Mereka saling berpandangan sebelum akhinya memutuskan untuk memeriksa gubuk reyot itu.

"K-kamu yakin nih wang masuk kesitu?" Cicit Haris.

"Kenapa aku harus gak yakin? Udahlah ayok! Cemen amat sih kamu!" Emak menyeret Haris agar mengikutinya.

Aroma kemenyan tercium begitu pekat saat Emak dan Haris berada di dekat gubuk itu.

"Ya Allah aku pasrahkan semuanya kepadamu. Kepada penguasa langit dan bumi" batin Haris.

"Kuy lah masuk" ajak Emak.

"Baca doa dulu wang" ujar Haris.

"Woke!"

Keduanya berdo'a lalu masuk ke dalam gubuk.

Jika tadi di luar gubuk bau kemenyan, di dalamnya bau melati. Emak dan Haris kaget melihat apa yang di dalam gubuk ini.

"Si-siapa yang hajatan di tengah hutan gini?" Pikir Haris. Tubuh pria itu sedikit gemetaran.

Di dalam gubuk ini sangat rapi. Tenda hajatan berwarna putih yang dihiasi bunga melati serta altar pengantin dan prasmanan, lengkap seperti orang mau hajatan.

"Siapa yang mao kawin di sini?" Tanya Emak.

"Wang, keluar aja yuk" pinta Haris.

"Kita belom periksa ke dalem-dalemnya ris, kali aja arum ada disini" cerocos Emak.

Haris tersenyum kaku.

"Ini prasmanannya kok masih kosong ya? Kan gue laper" Emak mengelus perutnya.

"Emang kalo ada makanannya, mau kamu makan?" Tanya Haris.

Emak berdehem,"Ya kalo lauknya semur jengkol,telor balado sama soto ayam plus kerupuk mah sabi lah"

"Kamu gak merinding apa wang? Ini gubuk horror banget, tadi bau kemenyan, makin kesini bau melati. J-jangan jangan ini rumah setan"

"Hush! Sembarangan kamu kalo ngomong. Positif thinking aja, mungkin ada yang mau ngerayain resepsi pernikahan di sini"

"Serah kamu dah wang" ucap Haris lelah dengan pemikiran mantan istrinya. Orang waras mana coba yang mau ngerayain resepsi pernikahan di tengah hutan.

Indigo Somplak [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang