ini lho motor yg nyicilnya pake uang spp. padahal om om nya sultan tinggal minta duit yakan.
10. BisUjian sudah dekat.
Biasanya kafe Alega akan ramai dengan murid-murid yang hendak belajar dan pihak kafe tidak memberi akses pelanggan selain murid Alega di sana agar mereka dapat tempat untuk belajar tenang.
Ikara pun menjadi salah satu dari mereka, duduk bersama Fai di kursi paling ujung sambil fokus mencatat ulang materi. Gaffin dan Berlina ada jam les jadi mereka tidak ikut, toh mereka tidak tertarik belajar seniat ini."Lo buka halaman 14 deh, firasat gue keluar nanti," celetuk Fai.
Ikara menaikan alisnya. "Oh, ya?"
"Lo udah cek kisi-kisi yang baru?"
"Belum nih, udah keluar?"
"Ada tuh di web,"
"Wait wait satu-satu, halaman berapa tadi?" tanya Ikara.
"14, Ra."
Ikara membolak-balik halaman bukunya, lalu berhenti pada halaman yang Fai tunjukkan. "Stratifikasi Sosial? Iya kah?"
"Hm, pasti keluar,"
"Percaya deh, nanti yang paling banyak keluar tuh Konflik sama Intregasi. Soalnya Bu Aini bahas lebih dari satu kali,"
"Pengen kita makin paham,"
"Nah iya, jadi gue banyakin belajar di situ,"
"Oke,"
Fai menopang dagunya dengan tangan, memandang Ikara yang tampak serius membaca buku. Sebenernya dia nggak ambis-ambis banget, tapi anak ini minta ditemenin belajar karena kalau sendiri nggak ada temen ngobrol.
"Ra," panggilnya.
"Hm,"
"Lo udah kerja keras kayak gini ya, gua nggak mau ada keluhan atau nyalahin diri sendiri kalo ada yang nggak sesuai sama ekspetasi lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Frenemy ( AS 10 )
Teen FictionIkara sama Leo kalo disatuiin? Kacau balau. Ikara tau banget Leo nggak suka sama dia karena kerap dijadikan bahan perbandingan, apalagi begitu masuk SMA yang sama, mereka berdua berkompetisi untuk menjadi juara 1 seangkatan agar bisa mendapat beasis...