26. 🚲

21.6K 4.2K 1.2K
                                    





kgn ga.


fav and favvvvv sceneeee again.


26.


Papah dan mamah masih belum pulang dari luar kota. Pak Seto juga mau diajak kerja sama dan membiarkan Ikara pulang sore atau keluar sendirian tanpa ijin.

Malam ini Ela mengajaknya untuk bersepeda bersama membeli topokki di seberang jalan. Satu hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Untuk pertama kalinya juga ia memakai sepeda karena terakhir ia pakai sekitar 4 tahun yang lalu.

Sementara itu Leo keluar dari kamarnya dengan langkah santai, telinganya tertutup dengan airpods sembari mendengarkan lagu milik Pablo. Lalu di samping kanan ada Willy yang sedang membaca komik jepang, sementara Abel menonton ulang cuplikan bola tadi malam.

Kalau malam minggu Willy sama Abel suka nginep di rumah. Nanti gantian, minggu ini rumah Leo, minggu depan rumah Willy, selanjutnya rumah Abel.

"Anjing gemes banget gue tinggal dioper aja nggak mau, egois tai jadi pemain," dumel Abel. "Itu kalo gue yang di sana udah menang tuh, permainan busuk banget."

Di antara mereka bertiga, emang cuma Abel yang paling bawel. Jadi kalo anak ini nggak berhenti nyerocos, Leo sama Willy cuma diem aja ngedengerin ocehannya.

"Ini mau kemanasih malem malem?" tanya Willy sambil menarik resleting jaketnya.

"Nongkrong lah anjir depan gedung ada warung," jawab Abel sambil merangkul Leo. "Bawa sebat, Le?"

Berani lah, tante Dilla sama om Ale lagi nginep di rumah tante Zia untuk persiapan pernikahan kak Jihan bulan depan. Makanya mereka berani keluar malem-malem.

"Nggak, beli di sana." jawab Leo sambil memasukan kedua tangannya di saku jaket karena angin malan sangat sejuk.

"Nanti ketauan , Le." ucap Willy.

"Yaelah mereka nginep lagian," jawab Abel. "Kesempatan nggak dateng dua kali."

Leo memandang jalanan komplek yang sudah gelap. Tetangga di sini memang sangat tertutup, mereka hanya mengurusi kehidupan mereka masing-masing. Jadi walaupun ada keluarga yang bertengkar, tetangga lain memilih tidak ikut campur.

"Pernah denger nggak daerah sini ada Nyak Kunti," gumam Willy. "Suka makan jantung orang."

Leo dan Abel langsung tertawa. "Tolol,"

"Di rumah ada yang lebih parah dari Nyak Kunti Will, nyokap gue." kata Abel. "Ini lagi, jalanan ke luar jauh bener."

"Pulang aja yuk," ajak Willy.

"Sana balik sendiri," suruh Leo.


"Guys!"


Mereka bertiga menoleh, tampak heran melihat sosok Ela muncul naik sepeda bersama Ikara di belakang.

"Lo nyolong sepeda siapa anjir?" tanya Abel langsung duduk di boncengan membuat Ela oleng.

"ABEL IH RESE LO!"

"Gue aja yang bonceng,"

"Nggak nggak turun!"

"Lo ngapain malem-malem keluar?" tanya Leo.

"Orang mau beli topokki depan gang kok," jawab Ela. "Baru buka jam 8. Ya kan, Ra?"

"Iya," Ikara mengangguk.

"Ih anjir mauuu," Abel langsung iri. Ia menoleh dan melambaikan tangannya pada Ikara. "Halo peri! Kaget gue lo bisa nongol jam segini,"

"Bego," Ela menoyor kepala Abel. "Bokap nyokapnya di luar kota."

My Frenemy ( AS 10 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang