6. Marah

781 156 48
                                    

Yoong menunggu sang putri di ruang keluarga, sengaja tak menampakan diri dan melihat akan seperti apa Rose nanti dalam mencari alasan.

Rio mengayuh sepeda nya bersama Rose, mengantar gadis itu pulang ke rumah nya, Rose tak lagi berpegangan di bahu Rio, melainkan malah mengalungkan lengan nya di leher sang sahabat, hati nya begitu riang malam ini, padahal ia tak tahu apa yang akan terjadi di rumah nanti.

Mereka pun tiba, tapi Yoong maupun Seo tak nampak menunggu sang putri di teras rumah, Rio pun memutar sepeda nya

"Rio" tahan Rose.

"Ayo masuk dulu" ajak nya, sengaja agar orang tua nya tahu jika ia pulang bersama Rio, karena mereka pergi bersama tadi.

Dua remaja itu pun memasuki rumah, Rose tersenyum lebar menatap ayah dan ibu nya duduk di ruang keluarga, ia menggandeng lengan kiri Rio, mengajak nya menyapa uncle dan aunty Im.

"Uncle, aunty" sapa Rio membungkuk hormat, kedua nya tersenyum ramah

"Pulang lah boy, terima kasih sudah mengantar Rose dengan selamat" ucap Yoong lembut.

"Ne uncle, Rio pulang dulu" pamit nya.

"Sampai jumpa besok Rio" ucap Rose, tatapan Yoong berubah dingin pada sang putri, begitu Rio keluar dari rumah mereka.

"Dari mana?" Tanya Yoong dingin, Rose mulai merasa tak enak hati dengan sang ayah yang biasanya lembut pada nya, kini tiba-tiba berubah dingin, gadis itu menatap penuh tanya pada sang mommy yang langsung menghindar untuk melakukan kontak mata dengan sang putri.

"Pergi dengan Rio dan Jisoo oppa, daddy, Rose sudah mengirim pesan pada daddy bukan?"

"Dari mana? Daddy tahu kamu tidak pergi dengan mereka tadi, dengan siapa kamu sebenarnya? Dan sejak kapan mulai berani berbohong pada daddy dan mommy?!" Teriak Yoong marah, Rose terjengkit kaget, selama ini sang ayah belum pernah berbicara dengan nada tinggi pada nya.

"Siapa namja yang pergi dengan mu tadi?" Yoong masih belum menurunkan nada bicara nya, siapa yang tak marah dibohongi oleh putri nya sendiri?.

"P-park Jimin, daddy" jawab Rose menunduk takut.

"Kalian berkencan?" Rose mengangguk lirih.

"Daddy tidak menyetujui nya, kalian harus putus besok, kamu boleh pacaran jika masa depan mu sudah jelas Rose" ucap Yoong tajam.

"Mulai besok, daddy dan mommy yang akan mengantar dan menjemput mu ke sekolah, atau jika kamu tidak pulang dengan Rio dan Jisoo, daddy tak akan segan untuk menyeret mu, sudah cukup kamu membuat kami malu pada keluarga Kim dan Kwon" Yoong langsung meninggalkan sang putri yang menangis sesenggukan, ia memasuki kamar nya, di susul sang istri, yang membuat Rose kian kencang menangis, karena sang mommy ikut mengabaikan nya.

Keesokan hari nya, Rose berangkat dengan sang mommy, ia masih menunduk sedih, memikirkan kata-kata yang akan ia ucapkan pada Jimin nanti, saat ia akan mengakhiri hubungan mereka, Seo mendiamkan sang putri karena Rose belum mengatakan maaf pada nya dan sang ayah.

Bugh

Rio dan Jisoo keluar dari mobil Taeyeon, Rio sudah bagaikan anak kedua keluarga Kim yang akan selalu apa-apa harus bersama Jisoo.

"Sampai jumpa appa" seru kedua nya melambaikan tangan nya pada Taeyeon.

"Semangat ne!" Balas Taeyeon, mereka pun berjalan memasuki pintu gerbang sekolah, dimana Rose sudah menunggu nya.

"Semangat ne!" Balas Taeyeon, mereka pun berjalan memasuki pintu gerbang sekolah, dimana Rose sudah menunggu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rio, oppa" sambut nya, kedua pria muda itu pun saling bertatapan curiga.

"Aku minta maaf ne" lirih Rose merasa bersalah, Jisoo langsung tersenyum lebar, menarik tangan Rose dan memeluk nya.

"Dongsaeng ku telah kembali" ujar nya, Rio hanya tersenyum dan merangkul bahu Rose, bertiga berjalan menuju ke ruang kelas mereka.

"Daddy meminta ku untuk memutuskan hubungan ku dengan Jimin oppa, rencana nya, istirahat nanti aku akan menemui nya, kalian bisa menemani ku kan?" Pinta Rose tak bersemangat.

"Tentu, kami akan selalu ada untuk mu Rose" tak ada sakit hati atau pun dendam dihati Rio dan Jisoo meski Rose sempat melupakan mereka dan malah memanfaatkan, setulus itu persahabatan nya.

Jimin sedang berlatih basket dilapangan terbuka, gank Nayeon juga di sana untuk menonton sambil menikmati jus mereka, Rio duduk di depan ruang kelas mereka yang posisi nya tak terlalu jauh, menemani dan memberi Rose penyemangat, sedangkan Jisoo sedang membeli minuman di kantin.

Rose dan Jimin terlibat dalam perdebatan sengit, karena sang pria tak ingin putus dan Rose tetap memaksa, gadis itu bahkan menghindar saat Jimin hendak menggenggam tangan nya, ia terlihat frustasi, gank Nayeon terus menatap serius dan menguping pembicaraan Rose dan Jimin di tepi lapangan basket.

Brak

Jimin menendang tempat sampah sampai isi nya berhamburan semua, ia pergi meninggalkan lapangan basket dengan emosi yang menggunung karena di putus secara sepihak, Nayeon dan gank nya pun berdiri, tak terima karena Rose mencampakan Jimin begitu saja, Rio panik.

Hap

Ia melompat dari tempat duduk nya, dan berlari ke arah Rose, karena Nayeon juga sedang berjalan hendak menghampiri Rose.

Pyuk

Rio memejamkan kedua mata nya, kala Nayeon melempar jus semangka di tangan nya ke arah Rose, tapi Rio sudah lebih dulu datang untuk melindungi sahabat nya, Jisoo yang sedang di lorong kelas dalam perjalanan dari kantin pun kaget.

Byur

Ia membalas perlakuan Nayeon pada Rio dengan menyiramkan es coklat nya pada Nayeon, Jeongyeon dan momo pun terbelalak tak percaya, Nayeon menganga kaget.

"Jangan pikir karena kalian yeoja aku akan diam saja saat dongsaeng ku di serang, ingat, aku juga bisa main tangan jika kalian sudah sangat keterlaluan" ancam Jisoo tajam.

Tubuh Rio basah kuyub, begitu juga dengan seragam nya, Rose menangis di balik punggung tegap itu sambil mencengkeram kuat kemeja belakang Rio.

"Ayo Rio, kita bersihkan dulu seragam dan wajah mu" Jisoo menggandeng Rio bersama Rose yang masih terisak.

"Sudah jangan menangis, Rio tidak apa-apa" hibur Jisoo pada Rose, mereka tiba di toilet.

"Buka baju mu Rio" perintah Jisoo.

"Rose, tolong cucikan baju Rio ne" pinta Jisoo, Rio hanya memakai kaos dalaman saja saat mencuci wajah nya di toilet namja.

#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang