44. Takut

736 161 16
                                    

Beberapa tahun kemudian

Yuna dan Kai tidak lagi ikut kelas daycare, tapi sudah berada di sekolah taman kanak-kanak sekarang, dan masih tetap satu kelas, Rose yang akan selalu mengantar mereka, dan Rio yang menjemput karena kadang Rose terlalu sibuk dengan urusan caffe, Jisoo juga sudah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Haruto, usia nya satu setengah tahun.

Ditempat lain, Yoong bertemu Jisoo di sebuah restauran saat jam makan siang.

"Soo, aku ingin bantuan dari mu" ucap Yoong.

"Apa itu uncle?"

"Bisakah kamu berbicara dengan Rio? Katakan jika aku ingin menjodohkan nya dengan Rose, ku pikir setelah apa yang ku lihat selama ini, mungkin Rio adalah pria yang cocok untuk Rose, Yuna bahkan sudah menganggap Rio seperti ayah kandung nya sendiri, bagiamana pun dia tetap butuh sosok ayah Soo"

"Aku sudah pernah mengatakan nya pada mereka berdua uncle, tapi tak ada yang merespon, giliran uncle sekarang yang berbicara, karena sebenar nya mereka saling mencintai, hanya sama-sama memendam nya dengan alasan masing-masing" balas Jisoo.

"Apa mungkin Rose masih trauma?" Gumam Yoong menebak.

"Mungkin uncle, dan dia juga tak ingin membuat uncle dan aunty malu memiliki seorang putri yang sering berganti-ganti pasangan tapi selalu gagal" balas Jisoo, wajah Yoong berubah sendu, membayangkan sang putri yang ternyata juga memikirkan perasaan orang tua nya.

"Tolong Soo, bicaralah dengan Rio, biar aku yang berbicara dengan Rose, aku dulu berharap dia lah yang akan menjadi menantu ku, tapi ternyata Rose membawa pria lain ke rumah, hati ku terasa patah, karena hanya Rio yang bisa aku percaya, dari dulu, sampai sekarang" ujar Yoong.

Setelah bertemu Jisoo, sore nya Yoong menyempatkan diri bersama sang istri untuk mengunjungi caffe sang putri, dan Rose nampak masih sibuk membuat cake.

Setelah bertemu Jisoo, sore nya Yoong menyempatkan diri bersama sang istri untuk mengunjungi caffe sang putri, dan Rose nampak masih sibuk membuat cake

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah di beritahu oleh Nancy jika kedua orang tua nya datang, Rose pun segera keluar dari dapur, untuk menemui daddy dan mommy nya.

"Mommy, daddy" seru nya.

"Hi sayang" sambut kedua nya.

"Bagaimana caffe hari ini?" Tanya Yoong.

"Hari ini kami sudah menambah stock di showcase tiga kali dadd"

"Woah, daddy mau cake andalan putri ku" pinta Yoong.

"Ok, tunggu sebentar dadd" Rose pun dengan cekatan mengambilkan cake andalan nya.

"Ini momm, dadd, cake labu, kesukaan Yuna dan Kai, ini menjadi best seller di caffe ini" pamer Rose tersenyum bangga.

"Ini momm, dadd, cake labu, kesukaan Yuna dan Kai, ini menjadi best seller di caffe ini" pamer Rose tersenyum bangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lets try yeobo" antusias Seo mommy, Yoong pun juga tak sabar untuk segera mencicipinya.

Nyam

"Wow, sayang ini enak sekali" puji sang ayah, sang ibu mengangguk sambil mengunyah.

"Oh ya Rose, daddy kemari ingin berbicara dengan mu"

"Soal apa daddy?"

"Selama puluhan tahun bersahabat dengan Rio, apa kamu tak menaruh sedikit pun perasaan pada nya?" Tanya Yoong serius, wajah Rose berubah gelisah, dengan pertanyaan sang ayah, karena ia tak tahu harus menjawab apa.

"Tolong jujur sayang" mohon sang ayah.

"Apa kamu menyukai nya?" Rose masih terdiam.

"Daddy ingin menjodohkan mu dengan Rio, jadi jika memang kamu ada rasa dengan nya, katakan pada daddy, jangan sampai kamu menyesal nanti" bujuk Yoong, Rose menunduk, cairan bening menetes membasahi tangan nya yang saling menggenggam diatas pangkuan nya, akhir nya Rose pun mengangguk, mengakui pada sang ayah jika ia memang menaruh perasaan pada Rio.

"Tapi Rose takut daddy, Rose tak ingin membuat daddy dan malu nanti jika nanti pernikahan ini kembali gagal" isak nya, sang mommy pun mendekat lalu memeluk sang putri.

"Jika memang harus gagal lagi, itu bukan kesalahan mu sayang, itu takdir, kami baik-baik saja" hibur sang mommy, karena selama ini mereka memang tak pernah membahas perihal kegagalan Rose dalam membina rumah tangga sampai tiga kali.

"Yuna butuh sosok ayah, dan Rio sudah sangat dekat dengan nya, begitu juga dengan Kai dan Winter, jangan takut, daddy yakin Rio adalah pria yang baik" bujuk sang ayah, belum sempat Rose menjawab, tiba-tiba terdengar suara tawa Kai dan Yuna, mereka terpingkal.

"MOMMY!" Teriak kedua nya, karena Rio menjinjing mereka dengan mengangkat bagian belakang baju nya dan membawa masuk ke caffe dengan langkah cepat, Yoong, Rose dan Seohyun langsung menoleh ke sumber suara, Rose mengusap kasar bekas air mata nya, dan Seo mommy pun melepas pelukan nya, sebelum Rio menyadari jika sahabat nya itu menangis.

"Grandpa, Rio mau menjual dua bocah nakal ini, apa grandpa berminat?" Canda Rio menawarkan Yuna dan Kai pada Yoong.

"Astaga, berapa harga nya Rio?" Balas Yoong, Rio lalu meletakan Yuna dipangkuan sang kakek.

"Murah saja grandpa, pas ada dua, untum grandam satu" Rio meletakan Kai dipangkuan Seohyun, kedua bocah itu tak berhenti tertawa.

"Mereka tidak mau pulang dari sekolah Rose, jadi aku terpaksa menjinjing mereka" adu Rio, ia lalu duduk disamping wanita itu sambil mengendurkan ikatan dasi nya, Rose tak merespon, ia sedikit merasa canggung, tapi Rio tak menyadari nya.

"Kenapa tidak mau pulang?" Tanya Seo mommy yang memangku Kai.

"Kai masih ingin bermain disana dengan noona, grandma, disana seru, ya kan noona?" Jawab Kai.

"Iya, kami bermain ayunan tadi" imbuh Yuna.

"Aku haus Rose" bisik Rio, karena ia melihat wanita itu hanya diam di samping nya, tanpa berkata apa-apa, Rose pun mengambil satu botol air mineral di kulkas showcase khusus minuman kemasan.

"Menginap di rumah grandpa saja ne, biar bisa main bersama noona, nanti grandpa belikan ayunan, Kai dan Yuna mau apa?" Rayu Yoong, Rose menyerahkan botol minuman tadi pada Rio dan terpaku menatap pria itu, ada rasa malu yang menyerang hati nya sekarang, mendengar niat sang ayah yang ingin menjodohkan nya dengan ayah kandung Kai itu.

Setelah meneguk air minum nya, Rio nampak melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kiri nya, Yuna turun dari pangkuan sang kakek, mengambil botol air minum di tangan Rio tanpa sungkan, karena setahu Yuna, ayah kandung nya adalah Rio.

"Kai, ayo kita pulang, noona sudah menunggu di rumah" ajak Rio.

"Kai mau ke rumah grandpa, daddy" pinta si kecil.

"Baiklah, nanti malam papa jemput, tidak boleh nakal, mengerti?"

"Ya papa"

"Rose, aku pulang dulu" pamit Rio, wanita itu menggaruk tengkuk nya yang tak gatal karena grogi, dia hanya mengangguk.

"Uncle, aunty, Rio pulang dulu"

"Yuna, papa pulang, sampai jumpa nanti malam ok"

"Hati-hati papa"

"Hati-hati boy" pesan Yoong dan Seo, Rose tak berani menatap kepergian Rio.

#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang