17. Cerai

966 150 42
                                    

Rio terbangun di tengah malam, Krystal sendiri masih terlelap, dengan hati-hati Rio mengemasi baju dan barang-barang penting nya, juga milik Winter, serta dokumen pribadi, sebagai anak yang memiliki dua kewarganegaraan, Winter otomatis sudah dibuatkan paspor semenjak baru lahir, Rio lalu menggendong sang putri yang masih terlelap, saat hendak keluar rumah.

"Mau kemana anak ku?" Jung eomma rupanya terbangun, Rio terkejut bukan main, karena tak menyangka akan tertangkap basah oleh mertua nya.

"Eomma, maafkan Rio eomma, Rio sudah tak sanggup untuk mempertahankan rumah tangga kami" sesal nya, tanpa terasa bahkan air mata pria dewasa itu sudah menetes.

Sang mertua pun segera memeluk nya, ikut terisak.

"Eomma tahu, Krystal tak akan pernah tahu rasanya kehilangan sebelum kamu benar-benar pergi dari nya, eomma tak akan menahan mu, tapi satu pinta eomma, jangan halangi eomma jika ingin bertemu Winter suatu saat nanti" pinta Jung eomma.

"Ne eomma, Rio janji" mereka pun berpelukan, Jung eomma terus menciumi sang cucu yang tak terganggu sama sekali.

Rio pergi dari rumah Krystal, dan menginap di hotel, pagi-pagi dia sudah mengunjungi rekan kerja nya di firma hukum, Jenno yang sesama orang Korea.

"Tolong Jenno-ya" mohon Rio, karena tak tega melihat Winter, Jenno pun setuju, untuk menjadi pengacara Rio dalam gugatan cerai nya pada Krystal, Jenno juga yang menyampaikan surat pengunduran diri Rio dari tempat kerja, sambil menggendong Winter, ia mengurus sendiri tiket, visa dan sebagai nya agar bisa kembali ke Korea secepat nya.

Krystal terbangun, ia mengerutkan kening nya, karena tak mendapati sang suami di kamar, ia pun beranjak dan membuka pintu kamar sang putri.

Deg

Tidak ada, bahkan selimut nya pun juga tak ada

"Winter"

"Oppa" Krystal mencoba memanggil anak dan suami nya sambil mengechek seluruh ruangan yang ada di rumah mereka.

"Eomma, dimana Winter dan ayah nya?" Tanya Krystal yang mendapati sang ibu duduk terdiam di ruang keluarga nya, Jung eomma tak beranjak dan tak tidur setelah melepas kepergian Rio dan cucu nya semalam.

"Mereka sudah kembali ke Korea" dingin sang ibu

"Tidak eomma bohong" Krystal tak percaya, ia lalu kembali ke kamar, mengechek lemari pakaian Rio yang sudah kosong, ia pun menjerit histeris.

"Oppa bohong, kenapa dia tidak menunggu ku?" Teriak Krystal.

"Menunggu mu untuk meminta ijin pada Joseph? Kamu pikir suami mu itu siapa? Joseph atau Rio?" Jung eomma menyusul sang putri ke kamar nya.

"Rio bukan lah orang yang bodoh, dari perdebatan kalian semalam saja, dia sudah tahu, jika kamu lebih memilih Joseph, sekedar eomma ingatkan, Rio jauh-jauh datang ke Amerika demi menikahi mu, rela tinggal terpisah benua dengan keluarga nya untuk kamu, bukan kah sudah jelas sebesar apa cinta nya pada mu, hingga ia mengorbankan semua nya, demi Krystal Jung yang eomma pikir adalah orang paling beruntung di dunia, Rio adalah menantu idaman seluruh ibu mertua di dunia, eomma jamin itu, tapi putri ku menyia-nyiakan nya, jangan di tangisi, bukan kah ini mau mu, karena peringatan Rio selalu kamu abaikan selama ini" ujar Jung eomma, ia lalu pergi ke kamar nya, menangisi kembali cucu dan menantu nya, saking sayang nya pada Rio, ia bahkan tak mencegah kepergian nya, karena menyadari Krystal lah yang salah dan Rio berhak bahagia.

Tiga hari kemudian, Rio akhir nya terbang ke Korea, bersama Winter yang baru berusia dua tahun, bayi itu sangat tenang, karena selama ini lebih banyak menghabiskan waktu nya bersama sang ayah dari pada mama nya yang sibuk dengan Joseph semenjak Winter berusia satu tahun.

"Kita akan bertemu halmeoni dan harabeoji, apa Winter siap?" Tanya Rio, yang di tanya hanya mengerjab karena belum pandai bicara, Rio sudah menghubungi keluarga nya, dan Jessica bersama sang suami pun tentu sudah bersiap untuk menjemput nya.

Setelah menempuh perjalanan selama sebelas jam lebih, Rio dan Winter akhir nya tiba di Korea, jam sembilan malam, Jessica dan Yuri menunggu dengan gelisah, tak sabar ingin bertemu dengan cucu pertama nya yang biasanya hanya bisa mereka lihat lewat video call saja, dan sang putra yang sudah lima tahun tak mereka temui.

Rio mendorong trolly berisi koper milik nya, sebuah tas ransel dan slempang, sambil menggendong Winter yang tak rewel sama sekali, begitu melihat sang putra keluar, Yuri langsung berlari menghampiri nya.

"Biar appa yang membawa nya" ujar Yuri mengambil alih trolly dari tangan Rio.

"Winter" panggil Jessica dengan senyum haru menahan tangis.

"Itu halmeoni Winter" tunjuk Rio, sang putri menatap nenek nya tanpa reaksi, Jessica pun segera menghampiri nya dan menggendong sang cucu, Winter pun menangis, merengek  takut dan mencondongkan tubuh nya pada sang ayah.

"Tidak apa-apa sayang, ini halmeoni" bujuk Rio, sang putri tetap menangis.

"Sudah nanti saja, pelan pelan, Winter mungkin masih belum mengenali halmeoni nya" ujar Yuri, Rio pun kembali menggendong sang putri.

Dalam perjalanan ke rumah keluarga Kwon, gadis kecil itu terlelap, mungkin karena saking lelah nya di dalam pesawat untuk jangka waktu yang tak sebentar.

"Makan lah dulu, setelah itu istrahat ne" ujar Jessica, ia dan Yuri tentu sudah tahu dengan apa yang terjadi pada rumah tangga putra nya itu.

Jessica berada di kamar Winter, menatap takjub seolah tak percaya cucu yang ia rindukan kini sudah berada di rumah nya, Rio sendiri sedang berbicara dengan Yuri di ruang keluarga.

"Perpisahan adalah hal yang wajar, appa tidak menyalahkan mu, jadikan ini pelajaran untuk ke depan nya, agar kamu tidak jatuh ke lubang yang sama dua kali" nasehat Yuri

"Apa kamu sudah tahu, jika Rose sudah menikah lagi?" Rio terbelalak mendengar pertanyaan sang ayah.



#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang