4. Bullying

786 152 30
                                    

Rose seolah lupa jika ia memiliki dua sahabat namja, yang sudah seperti saudara kandung nya sendiri, karena sibuk dengan Jimin, ia berjalan sendirian menyusuri lorong kelas menuju ke ruangan nya, dari arah berlawanan Naeyeon, Momo dan Jeongyeon sudah mengincar nya, entah apa yang mereka pikirkan, tapi Naeyeon tersenyum miring.

Bruk

"Aww. . " erang Rose yang bahu nya sengaja di tubruk oleh Naeyeon, ia menoleh sambil mengusap-usap sendiri bahu kanan nya, Naeyeon dan gank nya juga menghentikan langkah nya dan menoleh menatap Rose tajam.

"Kemana mata mu? Manusia sebesar ini saja tak nampak" ketus Naeyeon, dia yang sengaja menubruk, dia pula yang marah-marah.

"Maaf" lirih Rose takut dan segan pada sunbae nya di sekolah, ia lalu kembali melanjutkan langkah nya, dengan mood yang buruk, sedangkan Rio dan Jisoo tak tahu itu, karena Rose tak pernah lagi bercerita apa-apa pada mereka.

Saat istirahat bahkan hanya Rio dan Jisoo saja yang masih makan di tempat biasa tanpa Rose, gadis itu tentu lebih memilih untuk ke kantin menemani kekasih nya, saat Rose hendak ke kantin dengan lunch box nya, gank Naeyeon sedang dalam pelajaran olahraga basket.

"Momo" panggil Naeyeon, sang pemilik nama pun menoleh, ia mengangguk dengan kode yang diberikan oleh sang pemimpin gank, untuk menembakan si bola orange ke arah Rose.

Shoot

Brak

Rose terjengkit kaget saat ada bola yang tiba-tiba menghantam tangan nya, membuat lunch box nya jatuh dan isi nya berceceran, ia menoleh ke arah bola tadi datang, Momo, Naeyeon dan Jeongyeon tertawa sambil menunjuk ke arah Rose, mereka mengejek dan tak merasa bersalah sama sekali, padahal gadis yang mereka bully sudah nyaris menangis.

"Itu hukuman untuk gadis centil seperti mu" ujar Jeongyeon yang mengambil bola di bawah kaki Rose, hal seperti itu sering terjadi, seorang sunbae akan selalu merasa tersaingi dengan hoobae nya yang lebih cantik, dan mereka iri karena seorang murid baru seperti Rose mampu menarik perhatian Jimin, yang menjadi incaran banyak yeoja termasuk Naeyeon dan teman-teman nya, tapi selama ini bahkan Jimin tak melirik mereka sama sekali.

"Dan bisa lebih parah jika kamu terlalu banyak bertingkah" ancam Jeongyeon, Rose tak berani menjawab, tangan nya gemetaran, Rio dan Jisoo pun mematung menatap sang sahabat, mereka baru keluar dari kantin untuk membeli camilan, dan melihat adegan tadi, Rio pun bersiap hendak menghampiri Rose, tapi tangan kanan nya di tahan oleh Jisoo.

"Bukan urusan kita Rio" ujar Jisoo.

"Kenapa hyung?" Jisoo tak menjawab, ia melirik rombongan Jimin yang melintas di samping mereka untuk menghampiri Rose, Rio pun mengerti.

"Hey, sayang, kamu tidak apa-apakan?" Tanya Jimin cemas, ia mengangkat dagu Rose yang tertunduk nyaris menangis, gadis itu tak menjawab, hanya mengangguk lirih, sedangkan Naeyeon dan yang lain pun geram melihat Jimin yang begitu perhatian pada Rose.

"Ayo" Jisoo menarik lengan Rio menuju belakang kelas mereka untuk makan siang berdua.

Dan suatu hari, Rio dan keluarga nya telah selesai makan malam, ia membantu sang eomma mencuci bekas makan mereka, Jessica memang mendidik putra satu-satunya itu untuk bisa dan tak malu melakukan semua pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mengepel atau menyapu.

"Rio, ada yang mencari mu boy" beritahu Yuri.

"Siapa appa?" Tanya Rio, ia lalu mengeringkan tangan nya

"Aku Rio" Rose muncul di pintu dapur, masih dengan seragam sekolah nya.

"Rose?" Rio mengerutkan kening nya heran, karena tiba-tiba sahabat nya itu datang malam-malam dan masih memakai baju seragam sekolah nya tadi pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rose?" Rio mengerutkan kening nya heran, karena tiba-tiba sahabat nya itu datang malam-malam dan masih memakai baju seragam sekolah nya tadi pagi.

"Aku mau minta tolong, antar aku pulang" mohon Rose dengan wajah memelas.

"Baiklah" pasrah Rio, ia lalu meminta ijin appa dan eomma nya untuk mengantar Rose pulang, dengan menggunakan sepeda kayuh nya, gadis itu berdiri di as roda belakang sepeda Rio, kedua tangan nya berpegangan dibahu kanan kiri Rio.

"Jimin oppa mengajak ku merayakan ulang tahun nya hari ini" cerita Rose sepanjang perjalanan menuju ke rumah nya.

"Hm" hanya itu reaksi Rio.

"Apa kamu ingat dua hari yang lalu ulang tahun siapa?" Tanya Rio, Rose mengerutkan kening nya mencoba mengingat-ingat.

"Dua hari yang lalu?" Gumam Rose.

"Astaga, Jisoo oppa" kaget Rose begitu mengingat nya.

"Aku benar-benar lupa" sesal nya

"Kamu tidak lupa, tapi melupakan, dua kata beda makna" dingin Rio.

"Maaf" lirih Rose.

"Jangan minta maaf pada ku"

Mereka pun tiba, Yoong dan Seohyun sudah menunggu di teras rumah mereka, Rose bukan nya tak pamit, dia sudah ijin, hanya saja orang tua nya tak menyangka jika putri nya akan pulang semalam ini.

"Uncle, aunty" sapa Rio

"Hey boy" Yoong berdiri lalu menghampiri Rio.

"Gumawo Rio-ya" ucap Rose begitu turun dari sepeda sang sahabat, Yoong menoleh pada sang putri yang menghampiri sang mommy.

"Dari mana?" Tanya Yoong kemudian.

"Dari. . . " Rio bingung hendak menjawab apa, karena ia belum menyiapkan jawaban apa-apa tadi.

"Rose pamit jika ia pergi dengan mu dan Jisoo tadi" kata Yoong.

"Begini Rio-yaa, uncle tahu kalian anak yang baik, dan bisa di percaya, tapi jangan bawa Rose main sampai malam begini, dia anak perempuan boy, dan kalian juga masih sekolah, tidak baik anak-anak seusia kalian keluar sampai jam segini" nasehat Yoong pada Rio yang masih berada diatas sepeda nya.

"Ne uncle, maafkan Rio"

"Yaa, lain kali jangan di ulangi ne?"

"Ne uncle" Yoong memang tak tahu jika sang putri sudah memiliki kekasih dan dia pergi bukan bersama Rio dan Jisoo, Seohyun menatap cemas ke arah suami nya yang sedang menasehati Rio, ia tentu tak enak suami nya menegur anak orang lain, tapi tak ada pilihan.

"Nah, pulang lah, sudah malam"

"Rio pamit uncle" dia lalu membungkuk mengkode mommy nya Rose jika ia pamit pulang, Seo pun tersenyum paksa melambaikan tangan kanan nya pada Rio, setelah ia keluar dari pintu gerbang rumah keluarga Im dengan sepeda nya, Yoong pun menghampiri sang istri.

"Seperti nya Jisoo dan Rio mulai menunjukan kenakalan nya" ujar nya pada sang istri, ia salah sangka.

"Nanti biar aku beritahu Sicca unnie dan Fanny unnie oppa" balas Seohyun.

#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang