30. Mencurigakan

747 146 43
                                    

Seminggu setelah kematian Irene, Rio akhir nya kembali ke aktivitas semula, ke kantor, mengantar Winter sekolah, dan Kai di asuh oleh Jessica, Rio jadi lebih sibuk sekarang, karena begitu bangun, ia harus memandikan Winter dan Kai, lalu bersiap diri, sedangkan Jessica memasak, setelah semua beres, baru Rio berangkat dan Kai ia titipkan pada halmeoni nya.

Sepulang dari kantor dan menjemput Winter, Rio pun mampir ke super market, guna membelikan susu formula untuk Kai, ia tak mungkin akan meminta Rose untuk menyusui Kai setiap hari, karena Yuna juga masib banyak butuh asi mommy nya.

Rose sedang mengechek cafe yang ia bangun bersama suami nya, selama ini, yang mengurus adalah Junhoe, dan Rose baru sekali ini mengechek nya, ia terbelalak melihat caffe nya tidak sesuai harapan, bahan bangunan yang di gunakan juga tidak berkwalitas, meski rapi pengerjaan nya, tapi terkesan biasa saja.

"Ko Bakery Caffe" batin Rose membaca nama caffe nya, yang menggunakan nama marga sang suami, padahal seluruh biaya pembangunan dan nama harus nya adalah hak Rose, karena ia yang menggelontorkan seluruh dana nya.

"Sajangnim" Rose memanggil kontraktor yang di tunjuk Junhoe untuk membangun caffe nya.

"Kenapa bahan yang di gunakan untuk membangun caffe ku bukan yang berkwalitas baik?"

"Bukan kah di proposal awal kita menyetujui untuk memakai produk impor? Kenapa malah jadi barang produksi lokal semua?"

"Maaf nyonya Ko, ini atas permintaan tuan Ko, seminggu setelah kita menandatangani proposal, tuan datang bersama pengacara nya dengan membawa proposal baru" jelas sang kontraktor, Rose pun marah, ia menghubungi Junhoe yang sedang berbelanja perlengkapan caffe dan meminta nya untuk cepat pulang, Rose memasuki kamar nya, mencari surat-surat berharga nya, karena mulai khawatir dan menaruh rasa curiga pada Junhoe.

Deg

Rose menemukan sebuah koper di samping lemari, koper tipis itu membuat nya penasaran, ia pun membuka nya, betapa terkejutnya Rose menemukan surat-surat penting seperti sertifikat tanah dan caffe baru nya berganti nama menjadi Ko Junhoe sebagai pemilik nya, dua mobil milik nya juga, serta sebuah rumah, Rose panik, ia lalu mengechek saldo tabungan nya di bank, dan ia masih bisa bernafas lega, karena aman, meski buku nya berada di koper itu, ia pun mengambil nya, dan buru-buru keluar dari kamar.

Bruk

Rose menubruk tubuh suami nya yang juga hendak memasuki kamar nya, mereka sama-sama terkejut, wajah Junhoe pucat pasi, karena melihat koper nya sudah berada ditangan sang istri.

"Apa yang oppa rencanakan?" Tanya Rose curiga, Junhoe menghela nafas.

"Jadi kamu sudah tahu?"

"Oppa tidak punya hak atas apa yang menjadi milik ku sebelum kita menikah dulu"

"Tapi kamu sendiri yang memberikan hak itu pada ku" jawab Junhoe.

Sret

Ia merebut koper di tangan Rose

"Ini milik ku!" Seru Junhoe, Rose berusaha mempertahankan nya, aksi perebutan pun terjadi

"Daddy!" Teriak Rose sebelum ia jatuh dari atas tangga, Seo mommy yang sedang mengasuh Yuna pun menjerit melihat tubuh Rose meluncur dari tangga atas, sebagai ibu, jiwa nya terasa nyaris tercabut melihat pemandangan menakutkan yang menimpa sang putri, Yoong yang masih memakai bathrobe pun keluar dari kamar nya, ia melihat Junhoe berdiri ditengah tangga sambil memeluk koper yang ia perebutkan dengan Rose tadi.

"Eennghh. . ." Rose merintih kesakitan, Junhoe yang tersadar pun langsung berusaha melarikan diri, melihat gelagat menantu nya, Yoong pun tahu ada yang tak beres, ia pun menyahut stick baseball di balik pintu kamar nya, dan berusaha mengejar Junhoe, karena panik, sang menantu kesulitan untuk membuka pintu gerbang mertua nya ia akhirnya memanjat pintu besi setinggi lima meter itu.

Yoong gagal mengejar Junhoe, ia pun segera menghubungi polisi, melaporkan kejadian kekerasan di rumah nya.

"Sayang, Rosie" Seo mommy menepuk pipi sang putri.

"Momm" erang Rose

"Kita ke rumah sakit ya?"

"Rose, sayang, kamu dengar daddy kan?" Cemas Yoong, tak ada jawaban, ia pun menggendong tubuh sang putri untuk di bawa ke rumah sakit.

Rio dan Jisoo telah mendengar apa yang terjadi diantara Rose dan suami nya, mereka pun mengunjungi sahabatnya itu di rumah sakit.

"Bagaimana keadaan Rose uncle?" Tanya Jisoo, ia hanya berdua dengan Rio karena Jennie mengasuh Karina dan Yuna di rumah, yang untuk sementara dititipkan pada keluarga Jisoo.

"Rose tak mengalami luka serius, ia hanya menderita luka ringan karena benturan, dan shock saja, besok dia sudah boleh pulang" jawab Yoong

Rio mengusap-usap kepala Rose, yang tengah terlelap setelah mendapatkan obat tidur nya, ia melihat luka yang di alami sahabatnya itu lebam di siku nya, serta betis, kepala bengkak di bagian pelipis nya, dan tulang pipi kanan nya yang membiru, hati Rio ikut sakit melihat Rose yang tak berdaya, dan seharian Yuna hanya di beri susu formula karena mommy nya tak mungkin menyusui dengan kondisi seperti ini.

"Perkembangan tentang pelaporan uncle bagaimana?" Tanya Jisoo lagi.

"Polisi masih memburu Junhoe, jejak nya sudah terlacak, semoga polisi bisa segera menangkap nya" jelas Yoong.

Akhir nya, Rose pun di ijinkan pulang, Rio dan Jisoo yang menjemput nya, karena Yoong tak bisa meninggalkan rapat penting nya, sedangkan Seo mommy menjaga Yuna di rumah.

"Awas, hati-hati" ujar Rio yang membantu Rose masuk me dalam mobil Jisoo, wanita itu sudah seperti menjadi anak perempuan satu-satu nya yang memiliki oppa dan namjadongsaeng jika berada di tengah-tengah Jisoo dan Rio.

#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang