60. Pria Misterius

749 159 17
                                    

Akhir nya, dengan bantuan Rio dan Yoong, panti asuhan Miyeon kini di tunjuk oleh pemerintah untuk menjadi tempat bagi para pekerja sosial yang menjalani hukuman untuk melakukan tugas nya, dengan status itu, otomatis setiap bulan mereka mendapatkan bantuan dari dinas terkait, hingga Sullyoon bisa melanjutkan sekolah nya dengan beasiswa, dan Miyeon masih bekerja pada Rio.

Kini Winter telah berusia dua puluh tahun, dia kuliah dengan mengambil jurusan kedokteran, Kai dan Yuna berusia enam belas tahun, Junghwan sepuluh tahun, dan Eunchae tujuh tahun, keluarga Rio dan Rose sangat bahagia, dan kini, Winter sudah memiliki kamar pribadi, Yuna dengan Eunchae, sedangkan Kai dengan Junghwan.

"Masih ada sisa satu kamar, jadi papa dan mommy berencana untuk membuat dongsaeng lagi agar ada yang menempati nya" ujar Rio, menggoda anak-anak nya.

"No, tidak boleh, Eunchae tidak mau punya dongsaeng mommy" rengek si bungsu sambil menghentak-hentakan kedua kaki nya

"Jangan cari masalah" ancam Rose, karena Eunchae adalah cucu kesayangan daddy nya setelah Kai, karena memiliki wajah mirip Seo mommy.

"Tapi kamu masih mau kan" bisik Rio menggoda.

"Papa, Winter mendengar apa yang papa katakan" protes si sulung.

"Dengarkan?" Ejek Rose.

"Iya iya, papa mau ke kamar saja kalau begitu" pamit Rio modus, ia mengedipkan mata nya pada sang istri.

Rose tak mengatakan apa-apa pada anak-anak, ia menyelinap begitu saja, menyusul sang suami ke kamar, hari belum terlalu malam, karena Winter dan dongsaeng-dongsaeng nya masih sibuk belajar, Rose menutup pintu kamar nya, sambil tersenyum malu-malu,...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose tak mengatakan apa-apa pada anak-anak, ia menyelinap begitu saja, menyusul sang suami ke kamar, hari belum terlalu malam, karena Winter dan dongsaeng-dongsaeng nya masih sibuk belajar, Rose menutup pintu kamar nya, sambil tersenyum malu-malu, melihat sang suami sudah bersiap.

"Kita bermain cepat saja, aku takut anak-anak akan mencari ku nanti" kata Rose, ia lalu berjalan menghampiri suami nya sambil melucuti baju nya sendiri, dan permainan pun di mulai, setelah pemanasan, Rio pun mulai memasukan penis nya ke dalam vagina sang istri, dan mulai menggerakan pinggul nya

"Jangan salah kan aku jika tak bisa bermain cepat, karena kamu terlalu nikmat" balas Rio.

Sejam berlalu, Rose dan Rio sudah kembali memakai baju nya, Rose keluar, dan Rio pura-pura sudah tidur agar anak-anak tak curiga.

Winter mengemasi buku nya, begitu juga Yuna, Kai dan Eunchae.

"Mommy, dimana papa?" Tanya si maknae

"Papa sudah tidur sayang" jawab Rose, si bungsu pun memasuki kamar orang tua nya.

"Selamat malam papa" ucap nya sambil mengecup pipi sang ayah, karena ia juga akan tidur, dan Rose kembali menyusul suami nya setelah memastikan anak-anak sudah masuk kamar.

Dan hari ini, adalah hari ulang tahun pernikahan Rio dan Rose, mereka merayakan nya dengan makan bersama di restauran, dengan kelima ana-anak mereka, seorang pria memperhatikan rombongan Rio semenjak masuk tadi.

"Hyung mau steak" kesal Kai

"Tapi daging panggang lebih enak hyung" paksa Junghwan, mereka ribut berdua.

"Papa papa, Eunchae mau ayam bakar madu ne" si bungsu tak ketinggalan, hanya Yuna dan Winter yang tenang-tenang saja.

"Junghwan, jangan paksa hyung mau makan apa" tegur Rio, Junghwan langsung terdiam, pelayan pun mencatat pesanan keluarga Rio yang berbeda-beda.

"Baik, kami siapkan dulu" kata sang pelayan.

"Kalian sudah sekalian memesan dessert nya kan?" Tanya Rio.

"Sudah papa"

"Yuna belum pa"

"Yuna berani pesan sendiri kan? Ke kasir dan katakan menu tambahan untuk meja kita, nomor sepuluh" interuksi Rio.

"Ne papa" Yuna pun berdiri, menuju ke kasir.

"Permisi unnie" kata Yuna pada seorang perempuan yang berada dibalik meja kasir dengan seragam restauran.

"Ya, ada yang bisa di bantu?"

"Yuna-yaa" panggil seorang pelayan laki-laki, Yuna mengerutkan kening nya aneh, karena merasa tak kenal.

"Ne unnie, aku mau memesan es krim rasa cocho mint untuk meja nomor sepuluh ne"

"Putri ku" panggil pria itu lagi karena tak mendapatkan perhatian Yuna, gadis itu melirik tajam.

"Aku Jeon Jungkook, ayah kandung mu" ujar pria itu lagi, ia keluar dari balik showcase es krim, untuk menghampiri Yuna, tapi gadis itu menghindar.

"Kamu mungkin tidak ingat, tapi aku ayah kandung mu, jika tak percaya, coba tanya kan pada mommy mu" Jungkook menahan tangan kanan Yuna, dan gadis itu menepis nya dengan kasar.

"Aku adalah Kwon Yuna, mungkin ahjushi salah orang" ketus nya

"Tidak, harus nya marga mu adalah Jeon, jika ikut mommy mu, harus nya Im, kamu tak berhak memakai marga Kwon, karena kamu bukan putri kandung Rio"

Deg

Yuna sudah dewasa sekarang, sudah enam belas tahun, jika Jungkook berkata demikian saat sang putri berusia lima tahun, mungkin Yuna akan mengacuhkan nya, tapi tidak sekarang, ucapan pria yang mengaku sebagai ayah kandung nya itu pasti sangat mengganggu pikiran nya, Yuna murung, ia kembali ke meja keluarga nya, dan menatap satu per satu saudara nya, lalu ayah dan mommy nya.

"Apa benar aku bukan anak papa?" Batin Yuna bertanya, sambil menatap Rio.

"Yuna, sudah di pesan kan?" Tanya Rio perhatian

"S-sudah papa" jawab nya gugup karena pikiran nya sedang tak fokus, saat pulang dari restauran, Yuna melirik ke samping parkiran dimana Jungkook berdiri dan tersenyum lebar menatap nya.

"Senyum nya menakutkan" gumam Winter melewati Yuna begitu saja.

"Unnie mengenal nya?" Tanya Yuna,Winter menggeleng, karena saat itu usia nya masih empat tahun, Jungkook menikah dengan Rose, jadi Winter tak ingat apa-apa.

"Kenapa?" Winter balik bertanya.

"Dia mengaku sebagai ayah ku" cerita Yuna.

"Ladys, mau sampai kapan kalian disitu?" Panggil Rio pada Yuna dan Winter karena mereka tak kunjung masuk ke dalam mobil sang ayah.

Mobil Rio pun melaju menuju kediaman mereka, Yuna dan Winter hanya saling lirik di dalam mobil selama dalam perjalanan.

Mereka pun tiba, Kai, Junghwan dan Eunchae langsung melompat turun, mereka berlari memasuki rumah tanpa menunggu yang lain, katena di dalam ada ahjuma Lee, jadi pintu tidak di kunci.

"Unnie, tolong jangan katakan apa-apa pada papa" mohon Yuna berbisik pada kakak perempuan nya itu.

"Tidak bisa Yuna-yaa, kita harus mengatakan nya pada papa, bagaimana jika pria misterius itu punya niat jahat pada mu?" Tolak Winter.

"Siapa yang punya niat jahat?" Tanya Rio yang mendengar kedua putri nya saling berbisik diambang pintu masuk, sang mommy ikut menatap curiga pada gadis-gadis nya itu.

Deg

Yuna dan Winter terkejut, mereka gugup dan ketakutan dengan pertanyaan sang ayah.

#TBC

SATU CHAP LAGI END

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang