28. Datang Dan Pergi

799 148 60
                                    

Kehidupan kembali berjalan dengan norma, Krystal kembali ke Amerika, Rose juga tenang-tenang saja dengan kehidupan rumah tangga nya, ia sedang berbelanja kebutuhan si kecil Yuna, bersama suami nya, tak tanggung-tanggung, ia membelikan baju dan aksesoris untuk putri nya di butik brand ternama, Rose kaya, jadi ia bebas melakukan apa saja demi sang putri.

"Oppa, yang ini bagus tidak?"

"Bagus" jawab Junhoe sambil menggendong Yuna.

Mereka kemudian keluar dengan menenteng banyak paper bag, berisi belanjaan milik Yuna dan sang ayah sambung yang menerima nya walau bukan anak kandung.

"Oppa!" Seru Rose kala berpapasan dengan Chanyeol, sang mantan suami juga telah menikah lagi, dan sudah di karuniai seorang anak laki-laki berusia dua tahun.

"Hi Rose, aku tak menyangka kita bisa bertemu disini" sambut Chanyeol.

"Iya oppa, kenalkan, ini suami dan putri ku Yuna" bukan berniat pamer.

"Chanyeol/Junhoe" mereka bersalaman

"Hallo gadis cantik, kenalkan ada oppa Yoshi disini" balas Chayeol menyapa Yuna.

Mereka dulu berpisah baik-baik, dan bukan atas keinginan kedua nya, jadi hubungan mereka pun juga masih terjalin dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka dulu berpisah baik-baik, dan bukan atas keinginan kedua nya, jadi hubungan mereka pun juga masih terjalin dengan baik.

"Istri oppa kemana? Kenapa hanya berdua?" Tanya Rose

"Dia sedang melakukan pemotretan, jadi tugas ku untuk mengasuh Yoshi" jawab Chanyeol, setelah berbasa-basi, Rose pun pamit, ia pulang bersama Junhoe dan Yuna.

Sementara di rumah Rio, ia baru saja datang bersama Winter dari sekolah, Irene lalu menyambut nya begitu ayah dan anak itu masuk, usia kandungan nya tinggal menunggu hari untuk melahirkan.

"Mama, haus" adu Winter

"Tunggu sebentar ne" Irene hendak mengambilkan air minum.

"Tidak boleh, Winter harus mengambil nya sendiri, putri papa sudah besar kan" larang Rio.

"Tapi tangan Winter tidak sampai untuk mengambil gelas, papa" alasan nya putus asa.

"Ayo papa bantu" Rio tak kalah akal, gadis kecil itu mengikuti sang ayah ke dapur dengan langkah gontai, Irene terkikik lucu dengan tingkah Winter.

"Ini" Rio mengulurkan gelas kosong pada sang putri, yang kemudian mengisi nya dengan air putih dan meneguk nya, setelah itu ia ke kamar nya sendiri untuk mandi.

"Jangan terlalu memanjakan nya" ucap Rio pada Irene

"Aku hanya menyalurkan rasa sayang ku pada nya" balas Irene, dan Rio selalu kalah dengan sang istri dalam hal positif.

Suatu pagi, Rio sedang berganti baju dan menyisir rambutnya bersiap hendak ke kantor, Irene membantu sang putri berdandan.

"Aww. . ." Rintih Irene setelah mengkepang rambut Winter.

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang