18. Cerita Kehidupan

847 150 35
                                    

Keesokan hari nya, suasana di rumah Rio begitu ramai, karena keluarga Kim berkunjung setelah mendengar kabar kepulangan Rio semalam dari Jisoo, Karina sudah berusia lima tahun sekarang, jadi tak bisa ikut karena sekolah di play group.

Rio keluar dari kamar nya, bersama sang putri yang baru bangun tidur, dan masih menopangkan dagu nya di bahu sang ayah.

"Hi Winter" sambut Jennie, ia hendak menggendong Winter tapi bocah itu mengeratkan pelukan nya di leher sang ayah, yang lain pun tertawa dengan tingkah gadis kecil itu.

"Dia masih malu-malu noona" kata Rio.

Mereka pun banyak bercerita terutama tentang Winter, tak ada yang membahas tentang kepulangan Rio ke Korea, karena yang pasti, mereka semua sudah tahu.

"Sayang, mau puding coklat tidak? Halmeoni membuat nya khusus untuk Winter tadi" rayu Jessica, Winter tetap tak peduli, akhir nya Rio lah yang menyuapkan nya, dan sang putri pun mau.

"Mau lagi?" Winter mengangguk

"Minta lah sama halmeoni" jawab Rio lalu menurunkan Winter dari pangkuan nya, sang putri pun berjalan menghampiri sang nenek.

"Uh" gumam nya sambil menunjuk puding coklat di atas meja ruang tamu.

"Puding nya, Winter mau?" Jessica tersenyum lebar menyambut sang cucu yang mengangguk, ia senang akhir nya Winter mau dengan nya.

"Besok aku akan merayu nya dengan es krim" ancam Jennie agar Winter mau dengan nya.

"Padahal aku berencana ingin mengajak nya menjemput Karina ke sekolah, dia pasti senang punya dongsaeng perempuan" kata Jennie lagi.

"Sabar Jendeukie, jika kamu paksa Winter malah jadi takut dengan mu nanti" ucap Jisoo pada sang istri.

Sore nya, Rio membawa Winter berkunjung ke rumah Jisoo, yang tinggal dengan appa dan eomma Kim, Winter duduk diatas karpet dengan mainan yang mengelilingi nya, tentu saja itu adalah milik Karina, gadis lima tahun itu mengajak dongsaeng nya bermain masak-masakan, tentu saja Winter belum bisa apa-apa selain mengikuti apa yang Karina lakukan.

"Karina manis sekali hyung, dia mengajari Winter cara minum dan makan yang benar" kekeh Rio senang.

"Iya, padahal mereka baru kenal dan bertemu, tapi Karina sudah menunjukan kedewasaan nya" Jisoo tentu bangga dengan putri nya.

"Karina, ayo ajak Winter makan es krim nya sayang" Jennie muncul dari dapur membawa dua gelas kecil berisi es krim.

"Ayo Winter" Karina menarik tangan Winter yang langsung berdiri, putri pasangan Jensoo itu menuntun nya dengan langkah pelan.

"Kalian menggemaskan sekali" Jennie dibuat geregetan dengan tingkah polos dua anak gadis itu.

Tap

Tap

Tap

Terdengar suara langkah kaki cepat memasuki rumah keluarga Kim, Rio berdiri hendak membantu sang putri memakan es krim nya, ia menoleh ke ambang pintu, dimana suara langkah kaki cepat tadi terdengar, dan munculah Rose, kedua nya saling bertatapan dalam diam, sampai akhirnya, wanita itu yang menghampiri Rio lebih dulu.

Buk

"Menyebalkan!"

Buk

"Aku marah pada mu, aku kesal" marah Rose sambil menangis dan memukuli dada Rio, pria itu pun menahan kedua tangan Rose, lalu memeluk nya agar sahabatnya itu tenang, Winter menatap cemas sang ayah.

"Tidak apa-apa, ayo makan es krim nya Winter" Jennie mencoba mengalihkan perhatian Winter dari sang ayah.

"Aku mencemaskan mu selama ini, kamu pergi tanpa pamit, dan tak pernah menghubungi ku, apa kamu lupa dengan ku? Kenapa hanya dengan oppa kamu berbagai semua nya, kamu anggap aku ini apa Rio?" Rancau Rose dalam tangis nya, ia hendak meronta dari pelukan Rio, tapi emosi membuat ia lemah, jadi tak punya cukup tenaga.

"Aku mencemaskan mu selama ini, kamu pergi tanpa pamit, dan tak pernah menghubungi ku, apa kamu lupa dengan ku? Kenapa hanya dengan oppa kamu berbagai semua nya, kamu anggap aku ini apa Rio?" Rancau Rose dalam tangis nya, ia hendak meronta dari pe...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku sudah disini sekarang" bisik Rio, yang membuat tangis Rose kian menjadi.

"Bahkan, kepulangan mu saja aku baru tahu setelah beberapa hari"

"Lihat hyung, lima tahun tak bertemu rupanya dia berubah jadi cengeng sekarang" goda Rio pura-pura mengadu pada Jisoo

"Aawww. . . Rosie!" Teriak Rio kesakitan karena Rose menggigit dada nya, Jisoo pun terbahak.

"Aku membenci mu" kesal Rose mendorong tubuh Rio menjauh dari nya, pria itu meringis sambil mengusap-usap bekas gigitan Rose

"Hi, siapa ini?" Kaget Rose melihat Winter yang sedang di suapi es krim oleh Jennie, Rose mengusap kasar air mata nya sendiri, lalu mendekati Winter, putri kandung Rio itu pun langsung berdiri takut, dan memeluk Jennie.

"Kamu menakutkan Rose, lihat Winter tak mau dekat dengan mu" tawa Jennie mengejek Rose.

"Ayah dan anak sama saja" sungut Rose, ia lalu ke kamar mandi di rumah Jisoo, untuk mencuci muka agar Winter tak takut dengan wajah sembab nya.

Begitu keluar dari kamar mandi, Winter ternyata sudah tak ada.

"Winter tadi kemana unnie?" Tanya Rose.

"Di jemput Sicca eomma, mau disuapi, sudah waktu nya makan siang" jawab Jennie.

"Karina?"

"Dia ikut, agar Winter lebih mudah di bujuk nanti nya" Rose mengambil tempat duduk di samping Rio.

"Suami mu kemana?" Tanya Rio

"Masih tidur" jawab Rose, Rio tersenyum lucu

"Kamu belum mengenalkan Jungkook pada Rio kan Rose?" Tanya Jisoo.

"Belum oppa, dia hanya sibuk main game, malam dia bekerja"

"Kamu sudah tidak bersama Chanyeol hyung lagi?" Tanya Rio pura-pura tak tahu, Rose menggeleng lirih.

"Kami berpisah dua tahun yang lalu, karena orang tua oppa menginginkan cucu, kami sudah berusaha Rio, mengupayakan segala nya demi keturunan, tapi nihil, padahal kami sehat, oppa sebenar nya tak mau kami berpisah, tapi orang tua nya terlalu ikut campur dalam rumah tangga kami, aku tak sanggup hidup dalam tekanan, setiap hari mendengar kata-kata menyakitkan dari eomma, aku tak kuat, hati ku sakit" Rose menceritkan kehidupan nya pasca menikah dengan Chanyeol, pria yang sebenarnya baik, tapi kalah pada orang tua yang merasa lebih berhak mengatur anak nya karena merasa telah memberikan penghidupan yang mewah.

"Lalu aku bertemu dengan Jungkook di bar, setengah tahun yang lalu, kami terlibat kencan singkat sebelum memutuskan untuk menikah" lanjut Rose yang nampak bahagia dengan pernikahan kedua nya yang baru berjalan selama lima bulan.

"Kamu sendiri?" Rose balik bertanya, kedua nya saling bertatapan serius.

"Mantan kekasih Krystal waktu senior high school muncul dalam rumah tangga kami, dan dia lebih memilih namja itu yang sedang menjalani proses percerain dengan istri nya" cerita Rio singkat.

"Aku harus pulang, sudah waktu nya Winter tidur siang" pamit Rio.

"Aku akan menyusul mu nanti" ucap Rose, Rio dan Jisoo berjalan kaki menuju ke rumah keluarga Kwon, untuk menjemput Karina.

"Aku tidak yakin dengan sosok Jungkook" kata Jisoo.

"Kenapa hyung?" Heran Rio

"Pertama, usia Jungkook itu masih dua puluh tahun, beda delapan tahun dengan Rose, kedua, mereka bertemu di bar, Jungkook adalah seorang bartender, ketiga, Rose itu sangat kaya sekarang, karena pembagian harta gono-gini dari perceraian nya dengan Chaenyeol" cerita Jisoo.

#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang