31. Tertangkap

783 156 30
                                    

Hari Minggu, tiga hari setelah Rose pulang dari rumah sakit, Rio memandikan Kai, dan Winter bergantian, mengambilkan sarapan untuk si sulung, sambil menyiapkan perlengkapan Winter dan Kai, karena Rio akan mengunjungi Rose, ia sudah membuat janji dengan Jisoo untuk bertemu disana.

"Rio memasukan tas milik Winter dan Kai di bagasi belakang, lalu menyiapkan bangku khusus untuk Kai yang masih bayi di jok belakang, karena Winter sudah lima tahun, dia duduk di depan dengan sang ayah, tak lupa memakai seatbelt nya.

Mobil nya tiba di rumah keluarga Im, bersamaan dengan mobil Jisoo.

"Unnie" teriak Winter dari dalam mobil sang ayah saat melihat Karina bersama Jennie di luar, Rio pun membantu sang putri turun.

"Winter" sambut Karina.

"Kai mana?" Tanya Jennie.

"Disini noona" jawab Rio membuka jok belakang

"Biar aku yang menggendong nya" ujar Jisoo, Rio sendiri kemudian mengambil tas Winter dan Kai.

"Lihat, saudara-saudara Yuna datang" seru Seo mommy yang menggendong cucu nya menyambut para tamu.

"Hai Yuna-ya, ada unnie disini" ucap Winter, sambil memegangi tangan kiri Yuna yang sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri.

"Ayo masuk" ajak Yoong, Rose sudah jauh lebih baik, ia duduk di ruang keluarga sambil menonton tv, suasana rumah keluarga Im pun jadi semakin ramai.

Karena sibuk mengurus tamu dan anak-anak, Seo mommy sampai tak sempat masak, mereka akhir nya memesan makanan online, untuk makan siang nya, kehadiran Rio, Jisoo dan keluarga mereka, sedikit banyak mampu memberi Rose penghiburan.

Kriiingg. . .

Ponsel Yoong berdering, seseorang menelpon nya, ia pun menerima nya di teras samping agar tak mengganggu yang lain, setelah menutup sambungan telpon nya, ia kembali ke ruang keluarga.

"Junhoe tertangkap" kata Yoong, semua langsung menatap serius ke arah Yoong, kecuali anak-anak.

"Soo-yaa, Rio, bisa tolong temani uncle ke kantor polisi?" Pinta Yoong.

"Tentu uncle" jawab mereka, Rio lalu membuatkan susu untuk Kai sebelum ia tinggal.

"Untuk setiap lima puluh cc air, susu nya satu sendok ya noona" pesan nya pada Jennie, karena Kai akan ia titipkan pada Jennie.

"Iya" Jennie mengangguk.

"Winter, papa pergi dulu, di rumah dengan unnie ok, jangan nakal, jangan repotkan mommy, jangan ganggu dongsaeng-dongsaeng mu, mengerti?"

"Mengerti papa"

Mereka bertiga pun pergi dengan mengendarai mobil milik Yoong, Jisoo duduk di depan sedangkan Rio di belakang.

"Rio"

"Ya uncle?"

"Jika aku meminta mu untuk menjadi pengacara Rose, kamu bersedia kan?"

"Ne uncle" demi Rose, Rio langsung mengiyakan permintaan Rose, ia sangat ingin menjebloskan Junhoe ke penjara.

Mereka pun tiba di kantor polisi, untuk sementara Junhoe ditahan disana, guna melengkapi berkas nya sebelum sidang di lakukan, Yoong langsung menghampiri petugas di lobby kantor polisi.

"Selamat siang, saya Im Yoong, kami datang untuk memastikan jika pria yang kami laporkan benar sudah tertangkap" beritahu Yoong, pada polisi yang bertugas hari ini.

"Oh baiklah, mari ikut kam tuan" jawab petugas tadi, ketiga pria itu pun ikut masuk, dan melihat Junhoe menunduk di balik jerusi besi, Yoong langsung berbicara serius dengan polisi.

"Rio" panggil Jisoo.

"Ya hyung?" Jawab nya

"Jika aku memukul Junhoe, apa aku bisa di kenai hukuman?"

"Bisa hyung, tergantung ringan atau berat"

"Kalau berat seperti apa?"

"Jika sampai menimbulkan kecacatan yang membuat korban tidak bisa bekerja seumur hidup nya, hyung bisa di penjara selama lima tahun kurungan penjara, atau denda"

"Jika ringan?"

"Ancaman hukuman nya tiga bulan hyung"

"Denda nya?"

"Seratus lima puluh ribu ₩on hyung" jawab Rio, ia tak curiga, Jisoo lalu menghampiri polisi yang lain dan meminta untuk di buka kan pintu sel Junhoe.

Begitu pintu di buka, Jisoo pun masuk, semua masih tak terlalu memperhatikan, hanya Rio yang menatap gerak gerik hyung nya itu dari tempat ia berdiri, Jisoo menghampiri Junhoe dan. . .

Bugh

"Ough. . ." Rintih Junhoe kesakitan, karena menerima hook kanan dari Jisoo tepat di rahang nya, ia bahkan sampai jatuh terduduk.

"Astaga" petugas yang sedang berbincang dengan Yoong pun langsung melerai Jisoo.

"Aku sebenarnya bukan lah tipe orang yang keras, tapi jika itu tentang keluarga ku, aku bisa menjadi seperti Hulk" ucap Jisoo pada Junhoe sebelum ia keluar, Rio terbelalak ia tak percaya Jisoo melakukan itu, karena Jisoo terlihat penyabar dan pendiam selama ini.

"Soo" cemas Yoong menyambut Jisoo di pintu keluar sel, yang malah mengeluarkan dompet nya, lalu menyerahkan uang sebesar seratus lima puluh ribu ₩on pada Rio yang masih tercengang.

"Ini denda ku" ucap Jisoo tanpa dosa.

"Aku bahkan bisa membunuh nya saat ini juga" gumam nya, Yoong yang awal nya terkejut bukan main pun malah jadi terkekeh dengan tingkah angkuh Jisoo.

Mereka bertiga pun melanjutkan acara dengan minum kopi bersama, membahas langkah selanjut nya, karena sudah ada Rio yang jadi pengacara nya

"Uncle ingin menuntut apa yang sudah ia ambil paksa dari putri ku, juga agar mereka bercerai, tolong uncle kali ini Rio" mohon Yoong.

"Ya uncle, Rio akan memperjuangkan hak Rose" jawab Rio yakin, menjelang sore, mereka pun pulang, karena waktu nya mandi bagi Kai dan Winter.

Dan ternyata setelah tiba di rumah keluarga Im kembali, Kai sudah dimandikan oleh Jennie, ia sedang berganti baju sekarang dengan bantuan Winter dan Karina yang mengambilkan baju di tas yang Rio bawa tadi, sambil berusaha mengajak bercanda dongsaeng nya yang sudah berusia enam bulan, dan Yuna sembilan bulan.

"Ayo kita pulang, Winter juga harus mandi kan?" Ajak sang ayah, Winter pun menurut.

"Pamit dulu" ujar Rio lagi, Winter pun menghampiri Rose, Seohyun, Yoong, Jennie, Jisoo dan Karina bergantian, untuk berpamitan, Rio menenteng tas milik Kai dan menggendong sang bayi.

"Ini, tas Winter dibawa sendiri ne" semua menatap iba pada Rio dan anak-anak nya, yang harus kehilangan sampai dua kali dan berjuang sendiri membesarkan Winter serta Kai nya.



#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang