19. Jungkook

809 156 25
                                    

Rose menyusul Rio ke rumah nya, dan tepat setelah itu, ponsel Jennie berdering nyaring.

"Krystal" batin Jennie membaca nama kontak di ponsel nya, lima hari setelah kepulangan Rio, akhir nya dia menghubungi sahabat baik nya itu.

"Hallo" Krystal tak menyahut

"Krystal" mulai terdengar suara isakan.

"Dia menceraikan ku Jenn" adu Krystal sambil terisak.

"Bukan kah itu mau mu Krys"

"Tidak, aku mau Rio dan Winter"

"Terlambat, harus nya kamu berpikir lebih dahulu sebelum berbuat sesuatu, Rio sudah memperingatkan mu, tapi apa kamu mendengarnya? Kurang sabar apa Rio selama ini, sudah lebih dari setahun dia menunggumu kembali ke pelukan nya, tapi apa? Kamu malah semakin menjadi, jika sudah begini, baru kamu tahu rasanya di tinggal orang yang mencintai mu bukan?" Tangis pilu Krystal kian menjadi.

"Tolong bujuk dia untuk membatalkan gugatan nya Jenn" mohon Krystal.

"Sorry Krys, aku tak bisa membantu mu kali ini" tolak Jennie mentah-mentah.

Di rumah Rio, Rose terus menyentuh hidung, pipi, dagu juga jari-jari tangan Winter yang tertidur pulas siang itu, di kamar ayah nya, Rio memang tidur dengan sang putri.

"Lucu nya, ingin sekali aku menggigit jari tangan nya yang pendek dan gemuk ini" kekeh Rose.

"Aku boleh menggigitnya kan Rio?" Tanya Rose, Rio sendiri sedang mencari lowongan pekerjaan di ponsel nya.

"Asal tidak sampai menangis gigit saja"

"Kalau dia menangis?"

"Aku akan membalas gigit kamu sampai menangis juga"

Bugh

Rose melempar Rio dengan bantal dan tepat mengenai kepala sahabat nya itu, Rio menoleh, dan kembali mendapati Rose yang mengecupi pipi gembul Winter

"Jika sampai dia terbangun, kamu yang harus menyusui nya Rose" ancam Rio.

"Ish, bagaimana bisa begitu, asi ku mana keluar" kesal Rose.

"Makanya jangan ganggu dia" balas Rio

"Dia menggemaskan, aku tak bisa untuk tak menyentuh nya"

"Buatlah sendiri kalau begitu"

"Sudah, tapi belum jadi" lirih Rose, Rio jadi merasa bersalah.

"Kamu bekerja dimana sekarang Rose?" Tanya Rio mengalihkan pembicaraan.

"Aku ingin membuka toko roti Rio, aku sedang belajar memasak sekarang" cerita Rose

"Kamu sendiri?"

"Aku sedang mencari nya"

Kriingg. . .

Ponsel Rio berdering, dari Amerika.

"Hallo"

"Hallo, Rio, dari hasil sidang kemarin, Krystal ternyata mengandung, apa itu anak mu?"

Deg

"Bukan, aku tak lagi menyentuh Krystal semenjak ia dekat dengan Joseph, karena ia selalu beralasan lelah" Jenno terkejut.

"Kamu ingin menuntut apa dari nya?"

"Tidak ada, selain hak asuh Winter"

"Dia memang sudah jatuh ke tangan mu untuk hak asuh dan perwalian tunggal nya, selain itu apa kamu tak ingin meminta harta gono-gini?"

"Tidak, Winter sudah lebih dari cukup"

"Baiklah"

Setelah sambungan telpon di tutup, Rio langsung menyandarkan kepala belakang nya, mendongak agar air matanya tak jatuh.

"Ada apa?" Cemas Rose, Rio menghela nafas dalam-dalam, pria itu lalu menatap Rose.

"Krystal mengandung, dan itu bukan anak ku" Rose terbelalak, ia lalu berdiri dan memeluk kepala Rio sambil berdiri, Rose tahu sesakit apa hati sahabatnya itu saat ini, mendengar kabar jika istri yang baru di ceraikan nya itu hamil dengan pria lain.

"Sabar ya, bertahan lah dan jadilah ayah yang hebat untuk Winter, putri mu masih membutuhkan ayah nya" Rio mengangguk lirih sambil terisak.

Dua jam kemudian, Winter pun terbangun, ia mengerjap beberapa kali melihat Rose di samping nya.

"Pa-pa" rengek nya

"Hey baby girl, sudah bangun ne, tidak apa-apa, ini aunty Rose" jelas Rio menenangkan sang putri.

"Aku tidak keberatan Winter memanggil ku mommy" kata Rose, Rio mengerutkan kening nya.

"Aku juga ingin menjadi orang tua Rio, bukan kah di usia ku yang sekarang harus nya aku sudah menjadi seorang ibu?"

"Baiklah mommy, Winter dengar itu?" Rio menggendong sang putri untuk ia mandikan.

"Habis ini kita beli susu ne, susu Winter sudah habis" kata Rio sambil memakaikan baju untuk sang putri.

"Aku ikut ya, sekalian pulang" pinta Rose.

"Kamu tidak meminta suami mu untuk menjemput disini?" Tanya Rio heran.

"Tidak, jika sudah bermain game online, dia tak bisa di ganggu" jawab Rio.

"Baiklah, kita akan pergi dengan mommy, Winter mau kan?" Tanya Rio pada sang putri dan mulai memakaikan sepatu nya, setelah memasang jok khusus bayi di bangku belakang mereka pun berangkat, menuju ke sebuah supermarket, ia menggendong Winter sambil memilih susu, antar kemasan yang besar atau yang kecil.

"Rose, sebaiknya yang besar atau yang kecil?" Tanya Rio pada sahabatnya yang sibuk sendiri.

"Yang besar saja" jawab Rose, Rio pun mengambil yang besar, Rio juga membeli pempers untuk sang putri.

"Sekalian ne" Rose meletakan beberapa snack dan meminta Rio untuk membayar nya, padahal ia lebih kaya dari Rio, tapi mereka sudah biasa seperti itu sejak masih sekolah, hanya jika dulu Rio lah yang sering di traktir oleh Rose maupun Jisoo.

Mereka pun tiba di rumah keluarga Im "masuk dulu ya, daddy dan mommy pasti senang bertemu Winter" pinta Rose, dan Rio tentu tak bisa menolak nya, dengan antusias wanita itu menggendong Winter yang mulai luluh karena ia sudah melihat Rose seharian ini, Rio mengikuti dari belakang sambil menenteng kantong berisi snack milik Rose tadi.

"Mommy, daddy, ada tamu istimewa!" Seru Rose begitu memasuki rumah nya.

"Astaga, siapa gadis cantik ini Rose?" Kaget Seo mommy yang muncul dari dapur, ia menghampiri sang putri.

"Nama nya Winter, momm, putri nya Rio" beritahu Rose.

"Rio" Seohyun terbelalak menatap sahabat putri nya itu.

"Aunty Seo" Rio membungkuk hormat, Yoong mematung di depan pintu kamar nya, saking kaget nya bertemu dengan Rio setelah lima tahun lama nya.

"Rio, kau kah itu?" Ia masih tak percaya

"Ne Uncle Yoong" Rio tersenyum lalu membungkuk menyapa Yoong.

"Kamu pulang juga akhir nya nak" Yoong menghampiri Rio lalu memeluk nya, bersama sang istri, Jungkook turun dari lantai atas rumah mertua nya.

"Kookie" panggil Yoong.

"Ne daddy"

"Kenalkan kembaran istri mu, Rio" ujar Yoong pada sang menantu.

"Rio"

"Jungkook, salam kenal hyung"

"Ne, itu putri ku, Winter nama nya" tunjuk Rio, agar Jungkook tak salah paham dengan nya.

"Hi Winter" Jungkook melambaikan tangan nya pada Winter.

Yoong dan Seo nampak senang dengan kehadiran Winter di rumah nya, membuat Rose diliputi perasaan bersalah karena sampai sekarang belum mampu memberi mereka cucu.





#TBC

We Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang