I Miss You Mom

22.8K 1K 4
                                    

Mohon di tandai jika ada Typo

jangan Lupa Vote dan komennya Bestieee


*************************


Keara masih termangu menatap kosong kearah jendela kamar Rumah Sakit yang ia tempati. Gadis yang tangannya berbalut Gips itu masih mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya. Saat dirinya tersadar dengan keadaan Tangan kiri di Gips dan leher yang terpasang Cervical Collar. Dengan keadaan masih bingung sang Ibu menjelaskan bahwa taksi yang di tumpangi-nya terlibat kecelakaan mobil saat ia hendak pulang dari pesta ulang tahun perusahaan.

Keara melirik tangan kirinya yang tidak bisa di gerakkan itu dengan kalut.

"Harus-nya nggak begini." Keluh-nya. Keara masih sangat ingat terakhir kali dirinya terbaring sekarat karena hendak bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya dengan pecahan kaca lemari saat bertengkar kesekian kali-nya dengan suaminya. Suaminya yang bajingan itu. Tapi bukan hanya pergelangan tangannya yang di balut tetapi malah tangan dan leher-nya juga di obati saat terbangun Keara malah merasa tubuhnya remuk dan sakit di seluruh sendi-nya.

Keara melirik kearah pintu dan mendapati wanita yang sudah di acuh-kannya selama dua tahun belakangan ini menatapnya lembut. Keara bukan dengan sengaja menelantarkan keluarga satu-satu nya itu. Tetapi lelaki brengsek yang berstatus suami-nya itu melarangnya bertemu dengan siapapun. Bahkan dengan Ibu kandungnya sendiri. Jika Keara melawan yang didapatnya adalah hadiah berupa pukulan, jambakan, cacian. Terakhir yang Keara ingat dirinya bertengkar hebat dengan laki-laki itu karena dirinya memohon setengah memaksa ingin bertemu dengan Ibunya. Entah kenapa hari itu dia sangat merindukan Ibu-nya firasat-nya mengatakan Ibu-nya sedang tidak baik-baik saja. Keara memohon sambil bersujud di kaki suami-nya itu agar di izinkan keluar bertemu dengan ibu-nya satu kali saja. Tetapi lelaki itu malah melemparkan tamparan dan menyiksanya. Keara tentu saja melawan. Dirinya bukan wanita lemah yang hanya diam saja saat di jadikan samsak tinju. Tetapi tubuhnya yang kurus tak bertenaga itu tetap tidak sanggup untuk melawan tubuh kekar suaminya hingga Keara nekat melenyapkan dirinya sendiri dengan menyayat tangannya dengan pecahan kaca hasil lemparan tepat sasaran suaminya yang melemparkannya dengan tidak berperasaan ke lemari kaca.

"Ada yang sakit?" suara lembut Ibu-nya membuat air matanya mengalir deras –lagi. Ya Tuhan dia sangat merindukan Ibu-nya setengah mati. Entah ini keajaiban atau apapun sampai dirinya terlempar ke masalalu. Tepatnya lima tahun yang lalu. Keara baru menyadari saat mencerna semuanya dengan perlahan saat tadi Dokter masuk ketika ibunya menekan tombol emergensi saat dirinya membuka mata. Dokter menanyai-nya macam-macam yang di jawabnya dengan linglung.

"Ssst kenapa, Nak?" Karina –ibunya memeluk sayang anak kandung sematawayang-nya itu dengan lembut sembari mengelus surai hitam putrinya. Dadanya terasa sesak mendengar tangisan sang putri sedari tadi yang tidak berhenti. Apalagi disaat mendapat kabar bahwa putrinya itu kecelakaan. Dirinya nyaris pingsan jika saja tidak di kuatkan oleh suaminya.

"Ky, kangen Mama." Keara akhirnya bersuara diantara tangis dan suaranya yang serak. Merangkul pinggang Ibu-nya dengan tangan kanan-nya seolah tidak ingin lepas. Dirinya takut kalau ini hanya mimpi.

"Yang minta tinggal sendiri siapa ya?" sindir ibu-nya membuat Keara terkekeh sambil mengelap ingus-nya. Dirinya memang meminta tinggal sendiri dengan alasan agar lebih dekat dengan kantor disaat dirinya sudah bekerja. Keara merasa tidak nyaman tinggal dirumah Ayah tirinya dan selalu bergantung kepada suami ibunya itu.

"Ma, Hp-ku kemana ya?" Keara masih belum yakin dnegan intuisi-nya dan hendak memeriksa kecurigaannya lagi agar lebih yakin kalau dirinya memang kembali ke masa lalu.

Ibu-nya menyodorkan Handphone yang sedikit retak dengan casing handphone yang dia ingat itu case keluaran terbaru lima tahun lalu. Tangan Keara bergetar saat menatap benda pipih itu.

3 januari 2016. Tanggal itu tertera di handphone-nya. Kenyataan menghantam kepalanya membuat kepalanya sedikit berdenyut. Benar. Dirinya kembali ke masalalu. Keara meringis sambil menangis lagi. Dirinya senang, bahagia dan bingung menjadi satu membuat kepalanya tambah berdenyut.

"Ky, Sayang. Ya Allah." Karina panik saat mendapati Putri-nya mimisan. Dia menekan tombol emergensi dengan beringas dan air mata yang mengucur deras. Kalut takut terjadi sesuatu dengan anak-nya.

Dokter masuk dengan beberapa suster,tegopoh-gopoh dan panik mendapati pasiennya mimisan dengan wajah yang pucat pasi.

"Siapkan X-ray." Perintahnya yang langsung di angguki seorang Nurse laki-laki yang berlari terburu-buru. Semua orang panik. Keara sudah terbaring lemas di ranjangnya yang sedang di dorong setengah berlari oleh dokter dan anak buahnya. Karina menggenggam tangan anaknya yang terasa dingin itu sambil menangis.

"Mama mohon sayang, bertahan. Jangan tinggalkan Mama." Isaknya. Keara tenyenyum ingin mengatakan kalau dirinya baik-baik sja. Tetapi bibir-nya terasa terkunci. Keara makin melebarkan senyumnya saat seorang lelaki ikut berlari disamping ibunya dan menatap-nya cemas.

"Keluarga pasien mohon tunggu disini." Suster menghentikan langkah kedua orang itu agar tidak masuk ke wilayah steril. Tangan laki-laki itu menggenggam tangannya lembut dari mata-nya terllihat khawatir yang tulus bukan dibuat-buat.

"Ky yang kuat ya sayang. Papa dan Mama akan tunggu Ky disini. Ky harus cepet sehat." Ayah tiri-nya itu mempererat genggaman tangannya membuat Keara merasa hangat. Keara mengangguk mencoba tersenyum. Brankar-nya didorong masuk dan perlahan pintu itu tertutup. Keara masih bisa melihat kedua orang yang disayangi-nya itu berpelukan saling menguatkan. Hingga pintu penghalang itu tertutup sempurna. Keara memejamkan matanya merasa sesak. Apa jadinya jika kedua orang itu tau bahwa dikehidupannya yang lalu Keara lah penyebab mereka berpisah. Karena keegoisan-nya dan kebodohannya di masa lalu.


Bersambung


Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang