Double up guys kayaknya minggu depan author belum bisa update karena sedang sibuk move kerjaan. Doakan author banyak rezeki ya. Kalau lagi nggak punya duit otak mendadak konslet
Happy Reading.
💓💓💓
Keara terpaku menatap mahluk mungil yang sedang menyusu dengannya. Pipi bayi mungil itu bergerak seiring dengan sedotannya yang kencang. Keara sedang berada di ruangan steril dimana Bayi-nya masih di awat di incubator. sekitar beberapa jam sekali Keara harus menyusui Bayi yang lahir prematur itu di ruangan steril. Keara mengelus kepala Bayi yang bahkan belum punya nama itu lembut. Rasa sakit karena luka jahitan diperutnya serta kenyataan bahwa dirinya sedang menyusui Bayi yang mirip dengan Raihan membuatnya harus menerima kenyataan bahwa dirinya memang sudah menjadi istri lelaki itu bahkan memiliki anak. Keara masih linglung tetapi semua ini tidak lucu jika hanya prank semata. bagaimana ia bisa mengeluarkan asi jika tidak pernah hamil.
Keara masih belum bisa mengingat apapun semenjak vonis dokter tiga hari yang lalu. Dokter menyatakan bahwa Keara memang mengalami amnesia pasca trauma tetapi belum bisa dipastikan apakah itu berlangsung sementara atau dalam jangka waktu yang lama. kepala Keara memang tidak terbentur ketika kecelakaan itu terjadi. tetapi karena didalam keadaan Shock yang kejadiannya bahkan tidak Keara ingat itu Keara harus kehilangan semua memory-nya selama sepuluh tahun.
Keara menegakan Bayi mungil yang sudah bertambah berat badan dari pertama kali mereka bertemu itu di bahu-nya bermaksud membuat Bayi itu bersendawa. meskipun tidak ingat jika pernah hamil Keara entah mengapa bisa merasakan Cinta yang teramat besar kepada bayi yang di gendonganya ini. Sama besar-nya dengan cinta yang ia berikan untuk Raihan meskipun Keara amat membenci sifat lelaki itu.
"Sudah selesai, Bu?" Seorang suster mendekati Keara yang sedang menepuk punggung bayi-nya pelan.
"Sudah, Sus." Keara menciumi seluruh wajah, leher bahkan puncak kepala anaknya Kemudian menyerahkannya kepada Suster.
"Baby-nya berat badannya sudah naik 500gram dalam waktu tiga hari, Bu. Perkembangannya sangat pesat." Keara mengangguk senang. Bayi-nya terlihat lebih besar dan tubuh-nya sudah tidak terlalu kuning dari tiga hari yang lalu.
"Mari saya antar kedepan. Suami Ibu pasti sudah menunggu lama." Keara hanya membalas dengan senyuman karena tidak tau harus menjawab apa.
"Terimakasih, Sus." Raihan menjangkau Keara dan membantu-nya berjalan. Keara berjalan dengan pelan sambil di tuntun oleh Raihan. Jahitan bekas oprasi-nya masih sering berdenyut. Keara merasa canggung ketika tangan Raihan memegang pinggang-nya. Jantungnya terasa bertalu bahkan tidak berani menatap Raihan. Keara lebih suka seperti kemarin ketika dirinya masih menggunakan kursi roda karena tidak terlalu banyak skinship dengan Raihan.
"Mau istirahat dulu?" Keara mengangguk. Padahal mereka sebentar lagi sampai diruangan rawat inap-nya tetapi Keara membutuhkan udara segar sejenak. Nyeri diperutnya semakin melilit ketika Raihan duduk bersisian dengannya di bangku taman. Keara mendadak memerah karena sadar mereka pasti lebih dekat dari ini.
Selama tiga hari belakangan Keara di hantam kenyataan bertubi-tubi dari beberapa orang yang ia tidak kenal datang menjenguknya dan mengucapkan selamat dan mereka memperlakukan Keara dengan akrab. Barulah setelah di jelaskan oleh Raka bahwa yang menjenguknya barusan adalah bawahannya. Keara berdecak kagum dengan dirinya sendiri karena bisa menjadi head manager di usia 30 tahun. Keara masih tidak enak hati kepada Raisa yang menangis meraung-raung karena Keara tidak mengingat-nya. Raisa yang ternyata adalah adik bungsu Raihan dan bersahabat dengannya.
"Kamu mau balik ke kamar?" suara maskulin itu menyapa Keara yang hanyut dalam fikirannya sendiri.
Keara menggeleng. "Aku masih mau disini.". Raihan mengangguk kemudian terdiam lagi membuat suasana jadi bertambah canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Replace
RomanceKeara merasakan hidupnya hampa bahkan ketika ia lahir. Keara mencoba kuat hanya demi ibunya. ketika dirinya sudah tidak bisa bertemu dengan ibunya lagi karena kebodohannya memilih lelaki yang salah, lelaki yang dikira-nya bisa membuat hidupnya bahag...