Mimpi (Bukan) Cuma sekedar Bunga Tidur

7.1K 601 13
                                    

"Raka suka sama Raisa, ya?" Keara yang sedang asik melihat Raihan dan Raka yang sedang bermain dengan Ariel di kolam renang menoleh.

"Lo tau dari mana?"

"Keliatan." Keara menghela nafas mengelus perutnya matanya tetap fokus kepada Raihan yang tergelak karena berhasil mengajari Ariel berenang.

"Cuma orang buta yang gak bisa liat kalau Raka naksir Raisa."

"Raisa-nya gimana?"

Keara menyenderkan kepalanya. "Gue rasa Raisa juga punya perasaan yang sama kayak Raka."

"Kenapa mereka nggak jadian aja sih?" decak Kanaya.

"Rumit, Nay. Raka yang keras kepala, Raisa yang gengsi. Gue udah ratusan kali membujuk Raka tapi nggak mempan. Raka tetap keras kepala."

"Gue paham perasaan Raka sih." Lanjut Keara. Kanaya hanya menatap Keara. Kanaya tau Keara juga punya pemikiran yang rumit. Kalau bukan karena perjodohan itu Keara dan Raihan mungkin tidak akan pernah bersama.

"Kak,"

"Hm?"

"Gue pernah mimpi buruk."

"Mimpi cuma sebatas mimpi, Nay."

"Tapi ini kayak nyata banget. Gue bahkan inget jalan ceritanya sampai sekarang."

"Emang mimpi apa?"

"Gue nikah sama Raihan." Keara mendadak membeku menatap Kanaya lekat.

"Di mimpi gue bukan elo yang di jodohin tapi gue. Gue terpaksa karena Papa sakit karena mama ninggalin Papa karena nggak mau kalau elo yang dijodohin. Pernikahan gue yang seperti neraka. Gue harus putus sama Alan. Alan ngilang entah kemana. Gue udah pasrah bahwa gue harus menjadi istri dari lelaki yang mencintai perempuan lain. Dan perempuan itu elo."

"Tau nggak apa yang lebih mengerikan lagi. Raihan berubah jadi zombie. Badannya kurus, matanya sayu dia nge-drugs dia mabuk. Anehnya dia selalu pulang kerumah dan nangis meraung-raung di kamarnya nyebut nama lo. Hampir tiga tahun pernikahan gue kayak di neraka dan akhirnya gue dapet kabar elo meninggal karena di KDRT. Gue bahkan nggak tau kalau elo udah nikah karena elo dan mama nggak ada kabar sama sekali. Gue sama Raihan dateng ke pemakaman elo. Ternyata mama juga meninggal di hari yang sama di saat elo meninggal tetapi Jenazah mama sudah di makamkan duluan." Jantung Keara terasa di remas. Air matanya entah kapan mengalir.

"Raihan meraung-raung di depan jenazah lo. Sambil memukuli suami lo gue nggak tau siapa mukanya juga gue nggak inget. Yang gue inget jenazah elo, " Kanaya menarik nafas air matanya mengalir.

"Wajah elo nggak berbentuk. Muka lo bonyok gue bahkan nggak bisa ngenalin kalau itu elo. Papa nangis minta maaf di samping jenazah elo. Suami lo di tangkap polisi karena laporan ketua RT setempat yang melihat jenazah lo yang udah babak belur." Kanaya menarik nafas.

"Raihan mati bunuh diri didepan jenazah elo. Raihan mati menembak kepalanya sendiri memeluk Jenazah elo." Keara sudah menangis kencang sekarang diringi dengan tangisan Kanaya. Kedua ibu hamil itu membuat seluruh isi rumah panik.

Keara tau apa yang di ceritakan Kanaya mungkin bukan hanya bunga tidur. Mungkin itulah kejadian setelah dirinya meninggal bunuh diri saat itu. Raihan yang masih basah berlari menghampiri Keara yang sedang menangis sedangkan Kanaya yang sudah ditenangkan Alan.

Raihan bunuh diri di samping Jenazahnya. Lelaki itu memilih mati ketika dirinya sudah tidak bernyawa. Raihan masih memeluknya bahkan disaat detik-detik akhir hidupnya. Sebesar itu cinta Raihan untuknya kenapa Keara selalu keras kepala menolak Raihan.

"Hei kalian kenapa berantem?" Ibu mereka sudah berada ditengah-tengah anak-anaknya.

Keara menggeleng. "Tadi Kanaya cerita sedih. Aku ikut nangis huaaaaa." Tangis Keara makin menjadi. Raihan memeluk Keara mengelus bahu tubuh istrinya lembut menenangkan.

Ibu dan ayah mereka hanya geleng-geleng kepala.

"kirain kenapa taunya hormon ibu hamil." Sonya menepuk jidatnya..

"Kalian bikin panik aja." Keluh Raka mengelus rambut Kanaya dan Keara bergantian.

"Udah ya sayang jangan kebanyakan nangis. Kasian baby." Bujuk Alan. Kanaya mulai diam tetapi masih terisak.

"Han, bawa Keara masuk ke kamar. Mereka bakalan tetep nangis kalau di satuin." Raihan mengangguk menggendong Keara yang bersandar di dada-nya ke kamar Keara.

Keara yang sudah berhenti menangis tetapi masih tersedu sedan sedang memperhatikan Raihan yang sedang berganti pakaian setelah suaminya itu dengan sigap mengganti baju-nya yang basah karena memeluk Raihan. Air matanya kembali mengalir teringat cerita Kanaya. Betapa bodohnya dirinya di kehidupan sebelumnya. Keara tidak tau apa yang membuat Tuhan berbaik hati membuatnya kembali ke masa lalu dan memulai semuanya dari awal. Mengingat kejahatannya Keara merasa tidak pantas untuk mendapat keistimewaan ini.

"Hei, Sayang. Kok malah nangis lagi?" Keara memeluk Raihan erat.

"Aku sayang banget sama kamu, yang." Raihan tersenyum memeluk Keara lebih erat.

"Aku lebih sayang kamu."

Raihan termenung di sofa kecil di kamar Keara. Matanya menatap istrinya yang sedang tertidur lelap karena lelah menangis. Telinganya yang terpasang earphone mendengarkan dengan seksama rekaman dari percakapan Istrinya dengan adik ipar-nya itu. Semenjak hamil Keara entah kenapa meminta agar Raihan bersikap seperti dulu. Keara mengaku aneh ketika tidak ada gelang penyadap di tangannya dan tidak ada joe dan David yang selalu bersamanya. Raihan setuju justru merasa senang karena Raihan bisa memata-matai istrinya itu lagi dengan leluasa.

"Raihan mati bunuh diri didepan jenazah elo. Raihan mati menembak kepalanya sendiri memeluk Jenazah elo." Raihan tidak percaya jika itu hanya mimpi. Kanaya menceritakan mimpinya dengan lancar dan arus yang teratur seperti benar-benar terjadi. Tetapi Raihan juga tidak paham kenapa Kanaya bisa bermimpi seperti itu. Yang diceritakan Kanaya seperti bukan dirinya. Raihan pasti tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi. Seujung kuku pun Raihan tidak akan mungkin membiarkan Keara menikah dengan orang lain. Yang akan terjadi justru Raihan yang akan memasung Keara agar Keara hanya akan menjadi miliknya.

Raihan berjalan mendekat berjongkok di depan Keara yang sedang tertidur lelap.

"Berani-beraninya kamu menikah dengan laki-laki lain sayang?" Raihan mengelus bibir merah muda kesukaannya itu dengan tatapan membunuh.

"bahkan meskipun itu di mimpi orang lain jangan pernah kamu berfikir untuk bisa mencintai lelaki manapun. You're mine. Aku lebih suka membunuh kamu dari pada kamu dimiliki oleh orang lain."



*******************************

Agak-agak Redflag ya calon bapak satu ini. tapi nggak apa-apa. author buta warna jadi nggak bisa bedain warna.

By The way Happy New year Guys. semoga tahun 2023 membawa keberkahan dan kebaikan.

Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang