Mohon ditandai jika ada typo
happy Reading
*****************************
Keara memperhatikan seorang bocah berusia delapan tahun itu lamat-lamat. Ariel sedang menggambar di lengan kirinya yang masih di Gips. Keara ingin tertawa jika mengingat beberapa menit yang lalu bocah itu menatapnya takut-takut dan meminta izin menggambar di Gips-nya. Keara tau bocah berlesung pipi itu sudah mengincar Gips-nya sedari Ariel memasuki ruangan tempatnya dirawat. Ariel sengaja di antar supir ke rumah sakit karena tidak ada orang dirumah. Ariel paling tidak suka tinggal dirumah sendirian. Ayahnya akan menjemputnya nanti sore.
Dulu, di hari, tanggal, dan tahun serta situasi yang sama. Keara bahkan mengacuhkan bocah kecil itu. Dirinya masih ingat betapa jahat-nya dirinya dulu bahkan kepada anak kecil tidak berdosa dihadapannya.
Ariel suka melukis. Bakat yang diturunkan oleh nenek kandungnya alias mendiang istri Ayah tirinya. Ariel banyak mendapatkan Piala dan penghargaan melukis kamarnya itu bahkan penuh dengan piala dan piagam. Meskipun Ariel sangat suka menggambar dirinya juga pintar di akademis. Kevin, Ayah Ariel tidak pernah melarangnya untuk melukis dengan syarat tidak mengganggu nilai akademisnya.
Keara menoleh saat pintu kamar rawat inapnya terbuka. Dirinya tersenyum mendapati Kanaya –adik tirinya masuk dan meletakan buah di meja yang tersedia di ruangan VIP ini.
"Elo nggak gegar otak-kan" alis Kanaya bertaut menatap kakak tirinya itu tersenyum kearahnya. Hubungan mereka sebenarnya tidak buruk bukan seperti hubungan saudara tiri yang saling menikam manis di depan dan busuk di belakang. Tetapi hubungan mereka juga tidak baik layaknya saudara kandung. Hubungan mereka lebih parah dari pada itu. Mereka seperti orang yang tidak saling mengenal. Bicara seperlunya, bertatap muka seperlunya, berinteraksi jauh dari kata akrab. Lebih tepatnya Keara yang selalu menjaga jarak. Entah apa yang membuat Keara seakan membenci keluarganya . Keara bahkan enggan menggunakan nama keluarga di belakang namanya.
"Kata Dokter nggak apa-apa kok. Tadi mimisan karena syok dan trauma doang." Setelah di observasi dan di X-ray serta melakukan berbagai macam tes yang melelahkan Dokter akhirnya yakin tidak ada masalah berarti yang bersarang di tubuh Keara. Tekanan Otak pun normal dan tidak cedera. Dokter sempat khawatir Keara mengalami gegar Otak karena mimisan yang ia alami. Sebuah mukjizat bisa di bilang karena Keara hanya patah tulang lengan kiri dan leher jika mengingat betapa parahnya kecelakaan tersebut terjadi.
Supir Taxi yang menyetir sembari mengantuk itu menyebabkan kecelakaan beruntun. Satu buah Bus berisi delapan penumpang, Satu buah Truk kontener dan beberapa pengendara motor yang untungnya tidak terlindas Truk yang oleng. 15 orang menjadi korban luka-luka dan untungnya pula tidak ada korban meninggal. Supir taxi tersebut pun tidak mengalami luka terlalu parah sudah menjenguk Keara bersama keluarganya dan meminta maaf. Keara pun tidak ingin membuat kasus itu panjang dan tidak menempuh jalur hukum. Meskipun supir taxi tersebut tetap akan di adili karena kelalaiannya menyetir sambil mengantuk. Keara bahkan sudah di mintai keterangan oleh polisi sebagai saksi. Hari yang panjang dan melelahkan.
"Sudah." Ariel menatap puas hasil karya-nya di lengan Tante –nya itu. Keara menatap takjub hasil karya Ariel di tangannya. Keara sudah berkali-kali melihat hasil karya Ariel. Dan Keara tidak pernah tidak takjub ketika menatap hasil kerja Ariel padahal Ariel melukis di tempat yang tidak rata tetapi hasilnya tetap saja ciamik.
"Bagus, kan Onti?" mata bulat bocah delapan tahun itu menatap lekat manik Keara berharap di puji. Dirinya sudah sering mendapat pujian dari seluruh anggota keluarganya kecuali Tante Es-nya ini. Setiap Ariel berkesempatan memamerkan hasil karyanya ke Keara yang Ariel dapat hanya senyuman tipis dan anggukan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Replace
RomanceKeara merasakan hidupnya hampa bahkan ketika ia lahir. Keara mencoba kuat hanya demi ibunya. ketika dirinya sudah tidak bisa bertemu dengan ibunya lagi karena kebodohannya memilih lelaki yang salah, lelaki yang dikira-nya bisa membuat hidupnya bahag...