Fucking Husband

9K 625 2
                                    



Pintu-nya kembali di ketuk dan Keara mendapati kepala Raisa yang menyembul di pintu kaca.

"Free nggak Sis?" Keara terkekeh dan menggeleng membuat Raisa menghela nafas kecewa.

"Keki deh gue, elo di monopoli mulu sama tuh orang."

"Emang pada mau kemana?" Keara tau Raisa pasti mengajaknya makan siang di tempat yang sedang viral lagi.

"Potato head doang sih. Ditraktir Raka kita minta pajak naik jabatan. Team B juga ikut."

"Pasti seru banget tuh. But I'm sorry gue udah di DP sama Abang lo." Keara mencebikkan bibirnya. Raihan selalu memonopoli Keara. Kakaknya itu bahkan sengaja tidak mengambil lunch meeting demi bisa makan siang bersama istri-nya. Raisa baru bisa makan siang bersama Keara ketika Raihan sedang dinas keluar kota atau keluar negri. Selain itu Keara hanya milik Raihan dan tidak ada yang boleh menyentuhnya.

"Elo nggak bisa ikut banget?"

"Gue lagi males rebut, Ca. lo tau sendiri abang lo gimana." Raisa menghela nafas. Dirinya juga sedang tidak ingin mencari masalah dengan kakaknya itu. Pernah Raisa nekat mengajak Keara ke mall berdua dan disaat pulang Raisa dan Keara kena amukan Raihan. Raihan mendiamkan Raisa dan ngambek berhari-hari. Apakah Raihan mendiamkan Keara juga? Tentu saja tidak Raihan tidak akan tahan jika harus bermusuhan dengan istrinya itu walaupun hanya semenit padahal Raihan lah yang selalu cari gara-gara.

"Oke deh, kapan-kapan aja kita makan siang atau makan malem team-nya. Have fun with my jerk Brother sistah" ledeknya. Keara tertawa menyambar handphone-nya.

"Have a nice lunch guys." Sapa Keara kepada team-nya disaat dirinya keluar dari ruangan dan di ikuti oleh Raisa.

Keara berjalan anggun menuju lift dan sesekali menyapa beberapa pegawai yang berpapasan dengannya. Sebagai istri Bos Keara sedikit tidak nyaman dengan perhatian yang tertuju kepadanya. Keara lebih senang ketika dulu tidak banyak yang mengenal dan perduli padanya kecuali ketika Raihan mulai mencari perhatiannya dan mengungkapkan cinta-nya terang-terangan.

Keara melihat sekretaris Raihan tidak ada di tempat. Keara mengetuk pintu takut kalau Raihan sedang ada tamu. Meskipun dirinya istri dari Bos tetap saja harus mengedepankan sopan santun. Tidak ada jawaban dari dalam Keara masuk dan mendapati ruangan itu kosong.

Keara merasakan handphone-nya bergetar dan mendapati Ibu-nya menelpon.

"Ya, Ma?" Keara berjalan kearah dinding kaca dan memandang pemandangan Jakarta di balik ketinggian gedung.

"Ky, sudah istiahat?"

"Udah aku lagi di ruangan Raihan mau makan bareng. Mama sudah makan?"

"Mama belum lapar. Ky, Mama minta kontak tukang jahit kebaya kamu waktu itu, Ya. Handphone Mama rusak jadi sebagian kontak-nya hilang. Mama mau bikin janji bikin kebaya Kanaya."

"Loh, bukannya katanya Kanaya mau pakai kebaya di butik langganan dia? Ini waktunya udah mepet banget loh."

"Justru itu. Butik itu sekarang sudah pindah tangan dan penanganannya juga sekarang jelek banget. Nggak professional. Adik kamu aja sampe nangis gara-gara Kebaya impian dia nggak jadi padahal waktunya udah mepet banget. Kanaya jadi makin sensitive sekarang." Keara menghela nafas. Kanaya akan bertunangan di akhir minggu ini dan kebaya Impiannya dengan design-nya sendiri belum jadi. Keara sangat mengenal adiknya yang sangat perfecksionis itu. Kanaya akan stress dan moodnya akan sangat jelek jika keinginannya tidak terkabul.

"Nanti aku kasih nomernya tante Kiky ke mama sambil aku minta tante Kiky buat dipercepat pekerjaannya. Siapa tau masih sempet." Keara merasakan pelukan dan tangan kekar Raihan melingkar di perutnya.

Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang