Keara & Raka

8K 627 2
                                    

Keara menjalani hidup-nya sama seperti disaat dirinya masih lajang. Bangun tidur sendiri karena Raihan sudah berangkat ke kantor tidak ada sarapan berdua seperti biasanya, Raihan juga tidak pernah mengajaknya makan siang bersama pun makan malam Keara selalu sendiri karena Raihan belum pulang. Keara punya suami tetapi seperti tidak bersuami. Raihan seperti menghindari-nya semingguan ini. Keara memang ingin Raihan tidak terlalu mengekangnya tetapi tidak se ekstrim ini. Daripada mengekangnya Keara justru lebih merasa di abaikan.

"Elo udah lama nggak makan siang sama laki lo, Ky." Tegur Raka disaat mereka makan bersama di sebuah restoran setelah meeting dengan klien.

"Sibuk dia." Raka mengangguk tidak menanggapi lagi, meskipun mereka sahabat lama tetapi masalah rumah tangga Keara bukan urusannya.

"Nikahan Naya kapan sih?"

"Dua minggu lagi." Keara ingat Raihan memperlakukannya seperti biasa hanya di saat mereka berada di depan orang lain. Seperti di pertunangan adiknya seminggu yang lalu suaminya itu masih bersikap lembut meskipun tidak posesif seperti dulu.

"Nggak terlalu terburu-buru ya?"

"Mereka ngerencanain nikah udah lama. Tapi mereka tetep mau ngadain tunangan sebelum nikah. jadi semuanya udah diatur."

"Naya masih tetep kerja?" Keara mengangguk sembari menyendokkan ice cream-nya.

"Setidaknya sampai Naya hamil. Setelah itu katanya Naya mau pensiun. Lagian Alan lebih dari mampu menghidupi Keara."

"Gue denger dia punya bisnis property gitu kan?" Keara mengangguk lagi. Menjadi manager Kanaya hanya akal-akalan Alan agar tetap berada disisi Kanaya.

Keara menatap Raka lekat. "Raisa juga udah ada yang ngelamar by the way." Keara dapat melihat bahwa tubuh Raka menegang.

"Raisa belum tau sih. Cowok itu baru ngelamar di depan Mama sama Papa aja. Mama sama Papa ikut maunya Raisa aja."

"that's great for her."

"Ka." Protes Keara menatap sahabatnya itu tajam. "Mau sampai kapan elo diem aja?"

"Ky, stop maksa gue buat jadian sama Raisa."

"But you love her."

"I did." Raka menatap sahabatnya itu dengan tatapan terluka. "But I can't"

"Ka, percaya deh. Mertua gue bukan orang tua yang kolot. Mereka aja bisa nerima kakak ipar gue yang dari panti asuhan buat jadi menantu mereka dan orang tua Raihan juga nerima gue."

"Gue lelaki, Ky. Gue nggak punya apa-apa yang bisa gue kasih ke Raisa. Dia hidup senang selama ini mana mungkin gue tega bikin dia sengsara sama gue."

"Raisa nggak akan sengsara karena elo. Elo udah mapan jabatan elo bagus tabungan elo ada rumah apa lagi. Elo mau gimana lagi, Ka?"

"Gue kriminal, Ky. Gue pernah bunuh orang kalau elo lupa."

"It's not your fault. Siapapun yang ada diposisi lo waktu itu pasti akan ngelakuin hal yang sama."

"Kenyataannya tetep sama, Ky. Gue criminal. Gue pembunuh. Kalau bukan karena elo gue pasti nggak akan bisa masuk ke perusahaan ini."

"But, Ka."

"Enough, Ky. Please. Biarin aja kayak gini. Gue nggak perlu siapapun di dunia ini. This is enough."

"dan elo juga nggak butuh gue?"

"Gue butuh lo sebagai sahabat gue. Kita udah bareng-bareng dari kecil. Elo tau hidup gue, gue tau hidup elo, Ky. Tapi gue sadar kalau elo sekarang punya Raihan. Elo hidup bahagia udah cukup buat gue."

Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang