"Sayang," Semua orang diruangan itu reflek menoleh kearah pintu demi mendapati sosok gagah yang berdiri didepan pintu. Jantung keara terasa bertalu disaat panggilan itu ia yakini untuk dirinya.
"Ya?" Keara menelan ludah karena tidak sengaja menjawab spontan.
"Papa ngajak makan siang nanti kamu bisa?" Keara mengangguk setelah mengingat apakah ia punya jadwal meeting dengan klien siang ini. "Tapi aku ada meeting jam 3," lanjutnya.
"It's ok. Papa Cuma ngajak lunch bareng. Raisa juga ikut ya." Raihan menatap adiknya berada di seberang meja.
"Siap." Raisa menyodorkan jempolnya.
"Oke, nanti aku jemput." Raihan menutup pintu tetapi tidak sampai tiga detik berbalik membuka pintu lagi dan berjalan cepat kearah Keara dan mencuri ciuman kilat dibibir gadis itu kemudian kabur secepat mungkin meninggalkan Keara dan teamnya shock setengah mati.
"Anjir, dosa mata gue liat penampakan bucin pagi-pagi." Keluh Bayu ditanggapi dengan siulan dan godaan dari teman-temannya. Keara berdehem menyadarkan diri sendiri dan menangkup wajahnya yang memerah. Raihan sialan. Jantung Keara berdetak tidak karuan karena kejutan hari ini. Demi Tuhan mereka baru bertunangan 1 hari dan Raihan sudah berani mengambil ciuman atau kecupan(?) pertama-nya di kehidupan keduanya. Keara sudah pernah berciuman dengan Panji dikehidupan sebelumnya dirinya bahkan sudah melepaskan keperawanannya kepada Panji tetapi entah kenapa Keara tidak pernah merasakan debaran dan sensasi menyenangkan ini dari Panji sebelumnya.
Keara mengenyahkan segala fikirannya tentang kejadian barusan dan memasang wajah datar focus pada pekerjaan dihadapannya meskipun otaknya tidak bisa diajak kompromi masih membayangkan kejadian barusan.
"Ky, Klien ada kirim list revisi udah diterima? Mereka minta di revisi deadline-nya hari ini"
"Oke, " Keara mulai membuka email dan membaca permintaan klien dengan seksama. Tidak banyak perubahan. Keara mulai meregangkan badan dan mulai merevisi sesuai permintaan klien.
"Selesai." Keara meregangkan otot-nya dan bernafas lega karena pekerjaannya selesai lebih cepat.
"Gile benerrr, lu bener-bener monster, Ky." Keara tertawa mendengar celetukan Raka itu. Monster gila kerja adalah nama yang disematkaan semua orang di perusahaan ini karena Keara yang selalu bekerja gila-gilaan tanpa berhenti sebelum pekerjaanya tuntas.
"Ky, Handphone lo nggak aktif? Raihan nelpon lo tapi nggak nyambung terus." Raisa mengotak atik hpnya sedang membalas pesan Raihan.
"Aktif kok." Keara menjangkau handphone-nya seketika membeku. Keara mengigit bibirnya dia lupa kalau nomer Raihan masih diblokirnya kerena Keara terganggu disaat dulu Raihan selalu menerornya dengan telpon dan pesan tidak penting. Raihan sudah lama tidak mengganggunya sehingga Keara lupa membuka blokiranya.
Dengan tangan gemetar Keara membuka blokirannya. "Gue lupa aktifin data." Dustanya. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya kan? Handphone Keara berdenting berkali-kali tanda pesan yang masuk cukup banyak. Raihan mengatakan jika ia akan segera sampai ke kantor dan meminta Keara dan Raisa turun.
"Ca, kita udah di suruh turun." Keara membereskan isi tasnya diikuti oleh Raisa.
"Pergi dulu ya gengs." Pamit Raisa dan Keara sambil berjalan beriringan.
Keara dan Raisa turun dan benar saja Raihan sudah menunggu mereka di depan lobby dengan mobilnya.
"Lo didepan Ky." Cegah Raisa saat Keara hendak membuka pintu belakang. Keara menurut dan membuka pintu disampingnya dan duduk disamping Raihan yang menyetir.
"Kita mau makan dimana?" Raisa mulai bertanya disaat mobil Raihan sudah bergabung dengan mobil lainnya di jalan raya.
"Di hotel sekalian mau tester menu sambil lihat ballroom-nya." Raisa mengangguk sementara Keara hanya terdiam kikuk. Pernikahan mereka masih enam bulan lagi tetapi semua orang sudah sibuk mengurusi ini itu. Sesaat perasaan tidak enak menyergap Keara. Dirinya merasa belum yakin untuk menikahi Raihan. Keara memang mencintai Raihan tapi masih terbesit rasa ragu akankah Raihan akan memperlakukannya seperti Panji atau tidak mengingat sifat dominant dan otoriter Raihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Replace
RomanceKeara merasakan hidupnya hampa bahkan ketika ia lahir. Keara mencoba kuat hanya demi ibunya. ketika dirinya sudah tidak bisa bertemu dengan ibunya lagi karena kebodohannya memilih lelaki yang salah, lelaki yang dikira-nya bisa membuat hidupnya bahag...