Posesif Husband

9.7K 701 1
                                    



"Ky, Ayo keluar akadnya sudah selesai." Ibu Keara menjemput putrinya dengan linangan air mata bahagia. Keara tersenyum dan menyambut pelukan Ibu nya dan berjalan anggun menuju tempat akad nikah di laksanakan.

Keara gemetar disaat menjadi pusat perhatian semua orang Keara memaku pandangannya dan tersenyum menatap lelaki yang sudah Sah menjadi suaminya itu. Seperti harapan Raisa Keara melihat air mata yang sebelumnya menggenang di pelupuk mata Suaminya itu sudah mengalir. Mata Raihan memerah menatap wanita yang ia cintai sedang berjalan anggun di tuntun oleh Ibu dan Ayahnya menuju ke arahnya. Nino pernah bilang nggak ada yang lebih cantik dan sexi di banding istri lo sendiri disaat menggunakan baju pengantin. Kini Raihan setuju seribu persen. Keara tampak berkali lipat lebih cantik dengan siger sunda dan kebaya putih yang membalut tubuh rampingnya.

Kini wanita yang sudah ia kejar bertahun-tahun itu berada di hadapannya dan sedang mencium tangannya tanda bakti seorang istri setelah Raihan memasangkan cincin nikah mereka. Raihan mencium puncak kepala istrinya yang berbalut siger itu dengan hikmat. Hatinya lega dan terasa lapang. Kekhawatiran Keara akan kabur dan meninggalkannya seakan lenyap disaat matanya menatap mata teduh Keara yang menatapnya penuh cinta.

"You're so Fucking Beautifull, By." Bisik Raihan disaat mereka sudah menjalani serangkaian adat pernikahan dan sudah duduk di pelaminan. Raihan tidak tahan untuk tidak memuji istrinya itu.

"You too." Balas Keara sembari membalas tautan tangan Raihan.

"Tadi gugup nggak?"

"Banget." Keluh Raihan. Keara tertawa pelan.

"Tapi itu sebanding karena akhirnnya aku bisa liat kamu lagi setelah terkatung-katung seminggu."

"Kan adatnya begitu."

"Itu Cuma akal-akalan mama aja mau ngerjain aku." Tuduh Raihan.

Keara menggenggam tangan Raihan dengan satu tangannya yang lain. "Tapi sekarang kita udah sah. Kamu bakalan tersiksa liat muka ku setiap hari."

"Aku nggak masalah. Aku malah bersyukur akhirnya aku bisa liat kamu setiap hari dua puluh empat jam."

"Dang it." Keluh Keara. "Kita ketemu di rumah dan di kantor juga."

Raihan tertawa menatap Keara gemas.

"Rasanya aku pengen cium kamu sekarang, Ra."

"Woy, Woy Woy nanti aja di kamar mesra-mesraanya." Cibir Firman yang tanpa sepasang pengantin itu sadari sudah ada di atas pelaminan di ikuti oleh Lily, Raka dan Bayu yang datang dengan seorang gadis yang tidak mereka kenal.

"Selamat ya, Bu manager eh calon Ibu senior manager atas pernikahannya. Cepet kasih gue ponakan ya." Lily mendahului Firman yang masih mengoceh dan memeluk Keara.

"Thank ya Ly. Cepet nyusul awas kebobolan." Canda Keara. Lily mencibir.

"Sorry ya gue masih segel. Lo tuh yang hati-hati entar malem di bobol sama Pak Raihan."

"Nggak apa-apa kan udah boleh. Kalau kamu tuh baru nggak boleh." Lily mengerejab takjub untuk pertama kalinya Raihan membalas perkataanya diluar konteks pekerjaan.

"Minggir lu Liliput lama bener elaahh." Firman mendorong Lily membuat gadis itu hampir terjatuh jika ia tidak sigap. sepertinya refleknya sudah terlatih semenjak mengenal mahluk aneh bin ajaib seperti Firman. Keara hanya tersenyum mengingat percakapannya dengan Intan beberapa minggu yang lalu. Mereka bertengkar untuk menutupi perasaan mereka masing-masing.

"Apa sih lo Kuya." Sungut Lily menatap Firman kesal kemudian ekspresinya berubah genit disaat menatap Raihan.

"Selamat ya, Pak. semoga samawa sama sahabat saya. Malam pertamanya jangan ganas-ganas ya pak." Lily mengerling jahil yang di balas tawa oleh Raihan.

"Terimakasih ya Ly." Jawab Raihan tulus.

"Congrats ya, Bu Bos." Kali ini Raka yang menyalami Keara dan hendak memeluknya tapi langsung di tahan oleh Raihan. Raihan menatap Raka dengan tatapan mengancam.

"Buset posesif amat." Sindir Firman kemudian di sikut oleh Lily.

"Tolong jaga batasan. Keara sekarang istri saya."

"Han, Raka Cuma mau kasih selamat." Tegur Keara menenangkan suaminya. Tolong lah mereka baru menikah dan Keara sudah harus menghadapi keposesiv-an Raihan.

"Bisa jabat tangan aja kan?" Raka menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sorry, ulang deh. Congrats ya Bu Bos. Semoga samawa." Kekeh Raka kemudian.

"Thank, Ya Ka. Cepet nyusul." Balas Keara yang masih di awasi oleh Raihan.

"Selamat ya Pak." Raka meringis menatap wajah penuh permusuhan Raihan.

"Terimakasih." Keara hanya bisa menghela nafas mendengar jawaban datar Raihan.

"Hay, Bay. Sama siapa nih?" Goda Keara disaat Bayu mendekat dengan perempuan yang berada di gandengannya.

"Selamat ya, Ky. Semoga Samawa dan cepet kasih ponakan." Bayu tidak menanggapi godaan Keara dan itu membuat Keara paham bahwa Bayu memang tidak ingin membahas wanita yang ada dihadapannya.

"Thank, Bay." Senyumnya.

Mereka akhirnya memposisikan diri untuk berfoto bersama setelah memanggil Raisa yang sedang mengatur ini itu. Raihan merangkul pinggang Keara posesif dan menjauh dari Raka.

Keara mengamati pandangan Bayu yang menyapu seluruh undangan dari pelaminan seolah mencari seseorang. Keara tau siapa yang Bayu cari dan sayangnya lelaki itu gengsi untuk menanyakan apakah Keara mengundang Intan atau tidak. Keara tau Bayu pasti masih menyimpan perasaan kepada Intan entah sejahat apapun Intan menyakitinya. Raut kecewa Bayu sangat kentara karena tidak menemukan apa yang ia cari. Tentu saja Bayu tidak akan menemukan Intan. Perempuan yang di cari-nya itu sudah lebih dulu datang kemarin kerumah Keara untuk mengantarkan kado dan mengucapkan selamat. Keara paham Intan tidak sanggup untuk datang ke pernikahannya dengan keadaanya sekarang karena kehamilannya yang tinggal menunggu hari terlebih lagi Intan pasti malu untuk menampakan wajahnya karena yang datang ke pernikahan ini semua kolega dan teman kantornya.

"Suami kamu ada di samping kamu dan kamu malah memperhatikan lelaki lain, sayang?" Desis Raihan penuh tekanan. Keara menghela nafas inilah kenapa ia tidak suka lelaki posesif dan entah kenapa pula ia malah jatuh cinta kepada lelaki ini.

"Harus banget pakek tatapan sendu begitu?" lanjutnya.

"Aku Cuma kasihan sama Bayu. Walaupun dia nggak bilang tapi aku tau dia nyariin Intan."

"cukup fokus sama aku, By. Jangan menaruh perhatian kepada lelaki manapun." Ancamnya.

"I know sayang. Maaf, janji nggak nakal lagi." Raihan tertawa. Raut seriusnya begitu cepat berganti ketika Keara mengajaknya bercanda.

"Selamat atas pernikahannya Pak Raihan." Seorang laki-laki paruh baya yang tidak Keara kenal menyalami Raihan. Dan Raihan menyambutnya dengan senyuman sementara Keara terpaku menatap lelaki muda yang datang bersama lelaki paruh Baya yang bersalaman dengan Raihan.

Double Fuck!

"Selamat, Pak Raihan anda sangat pintar memilih calon istri." Lelaki muda itu tersenyum penuh arti kepada Raihan sambil menatap Keara. Keara hanya membalasnya dengan senyum palsu.

"Anda tidak ingat saya?" lelaki muda itu menatap Keara berharap Keara mengenalnya.

"Maaf, saya tidak ingat. Kita pernah bertemu dimana, ya?" jika ia sudah bosan dengan pekerjaanya sebagai pegawai kantoran. Keara sepertinya harus mencoba pekerjaan sebagai seorang aktris lihatlah bagaimana ia dengan lihainya berakting seolah tidak mengenal lelaki yang sudah menghancurkan hidupnya di kehidupan sebelumnya.

"Ah, sangat di sayangkan. Semoga anda ingat nanti." Lelaki itu pergi meninggalkan tanda tanya besar untuk Raihan.

Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang