Bertemu dengan Panji

7.6K 564 1
                                    

"Nice to meet you, Mrs. Samudra." Keara berusaha setengah mati mempertahankan senyum bisnis-nya di depan Panji.

"Just Keara, Pak Panji. Nice to meet you too." Panji membalas jabatan tangan mereka dengan cengkaraman yang tidak terlalu keras tetapi bisa di rasakan Keara.

Akhirnya kejadian di kehidupan sebelum-nya tetap terjadi. Awalnya Keara mengerahkan Lucky untuk memegang proyek perusahaan Panji karena tidak ingin bertemu dengan lelaki itu. Tetapi akhir-nya dirinya sendiri harus turun tangan karena syarat permintaan dari Panji yang ingin bertemu dengannya.

"Silahkan duduk." Keara dan Lucky menurut dan duduk berseberangan dengan Panji yang sedikit dongkol karena berharap bahwa hanya Keara yang datang tetapi wanita itu malah datang bersama bawahannya lengkap dengan dua orang bodyguard.

"Silahkan dipilih menu makanannya kita santai saja bu Keara anda tidak punya janji siang ini kan?"

"Mohon maaf sekali saya ada meting lagi jam dua nanti pak Panji. Jadi apa bisa kita tidak terlalu santai?" tolak Keara halus.

"Saya pikir kepuasan klien itu penting untuk anda ibu Keara." Tatap Panji lekat. Lucky hanya diam karena atmosphere yang terasa tidak nyaman.

"Semua klien saya penting oleh karena itu saya harus pandai dalam mengatur waktu." Keara meminta pelayan untuk memberikan buku menu kepada Joe dan David di meja mereka. Sekarang sudah jam makan siang dan kedua bodyguard itu akan mengikutinya seharian ini.

"Saya mau carbonara dan air putih saja. Kamu pesan apa Lucky?"

"Di samakan saja, Bu." Keara mengangguk dan memberi interuksi kepada pelayan yang mencatat pesanan mereka.

"Jadi apa yang di revisi dari proyek kami pak?" Keara dan Lucky dengan gesit mengeluarkan tab mereka sambil menunggu pesanan datang.

Panji menatap Keara tidak suka sambil menyesap wine-nya. "Saya tidak setuju dengan budget-nya. Terlalu over berbeda dengan competitor anda yang menawarkan harga jauh lebih murah." Keara menghela nafas melirik Lucky yang hanya mengangkat bahu. Pasalnya Lucky mengatakan bahwa Panji tidak suka dengan konten-nya bukan karena budget-nya.

"Kira-kira berapa range harga yang disetujui oleh perusahaan anda pak?" Panji menyebutkan nominal yang ia inginkan membuat Keara mengerang kesal. Yang benar saja harganya turun 40% Keara yakin Panji pasti asal tembak harga.

"Wah, nggak bisa kalau budget segitu pak." Keara meminum air putih di hadapannya seteguk.

"Produk bapak itu adalah anti aging, berarti untuk iklan tersebut kita harus menggunakan talent dari aktris senior dan range mereka pasti besar apa lagi permintaan bapak menggunakan tiga model sekaligus jelas budget tidak akan cukup bahkan untuk membayar talent pak. apa lagi di proposal anda meminta ada grafis dan membutuhkan CGI. Ditambah anda bahkan meminta syuting-nya di laksanakan di Raja Ampat." Jelas Keara.

"PT. Karisma justru bisa menawarkan harga yang jauh lebih rendah kenapa PT. Samudra tidak bisa memberikan harga yang sama." Perusahaan itu lagi. Keara hampir saja berdecak tetapi sadar sekesal apapun dirinya sedang berada didepan klien saat ini.

"Karena kualitas kami yang terbaik, Pak."

Panji terkekeh memotong steak di hadapannya. Keara bahkan tidak sadar jika hidangan mereka sudah di sajikan. Nafsu makannya hilang seketika. tetapi Keara harus tetap berusaha untuk makan karena Keara bukan hanya memberikan tubuhnya energy tetapi untuk satu nyawa lagi yang hidup di dalam Rahim-nya.

"Kualitas PT. Karisma juga tidak kalah baik, Bu Keara. Tetapi mereka bisa memberikan range harga lebih rendah saya sering mendengar jika PT. Samudra selalu memasang tarif yang tinggi."

"Meskipun range harga kami lebih tinggi tetapi klien kami selalu puas dan tidak ada complain ketika iklan sudah kami tayangkan pak. dan lagi, kami banyak menerima longsoran dari korban ketidakpuasan klien terhadap PT. Karisma." Skakmat. Panji tidak bisa membantah karena itu memang benar.

"Beberapa perusaahan yang tidak paham pasar pasti hanya akan tergiur dengan harga rendah yang ditawarkan. Tetapi pada akhirnya mereka hanya akan membuang budget dengan beralih ke vendor lain karena hasil iklan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Saya sudah menghitung dan menawarkan harga paling minim budget untuk perusahaan anda pak Panji. Kami sudah tidak bisa mengurangi budget karena itu sudah sangat tipis." Panji mulai menimbang sambil memutar-mutar gelasnya.

"Tidak bisa kurang lagi?"

"Mohon maaf pak Panji ini sudah mepet sekali harganya."

"Saya akan pikir-kan kembali." Putus Panji kemudian. Lucky yang sedari tadi hanya menjadi pendengar merasa lega. Meskipun hasilnya masih belum pasti yang penting Proyek-nya tidak batal begitu saja.

"Terimakasih pak. kalau begitu kami permisi."

"Tunggu dulu bu Keara. Untuk hasil finalnya akan saya info kan dua hari lagi. Nanti saya akan info kan jam dan tempat-nya." Keara paham Panji ingin bertemu dengan-nya lagi.

"Hasil akhirnya mohon di info langsuk ke Pak Lucky, Pak. atau untuk lebih simple-nya anda bisa email atau telpon ke kantor kami."

"Saya ingin bertemu dengan anda Bu Keara. Berdua saja. Tempat dan waktu-nya akan saya info nanti." Lucky bengong ketika mendengar perkataan Panji yang blak-blakan itu. Padahal Panji tau Keara sudah bersuami tetapi masih berani-berani-nya mengajak Keara bertemu berdua.

"Ini Proyek Pak Lucky, Pak Panji. Saya hanya sebagai mentor. Lebih bagus jika Pak Lucky langsung yang menghandle proyek-nya."

"Bertemu dengan saya sendiri atau proyek ini batal Ibu Keara." Ancamnya.

"Proyek ini bahkan belum berjalan Pak Panji." Panji menggeram kesal. Keara dengan keras kepalanya.

"Baik kalau begitu saya tidak jadi menggunakan team anda."

Keara menghela nafas sembari melirik Lucky yang murung. Ini proyek dengan nilai terbesar yang pernah Lucky kerjakan dan terancam batal.

"Baik jika itu keputusan anda Pak Panji. Kami terima dengan berat hati. Semoga kita bisa bekerja di lain waktu." Keara membungkuk dan berjalan keluar ruangan privat itu diikuti oleh Lucky dan para Bodyguard-nya yang menatap Panji dengan tatapan membunuh.

Panji murka dan menarik kain lapisan meja dengan kasar sehingga semua yang berada di atasnya menggelinding jatuh. Kenapa sulit sekali mendapatkan perhatian perempuan itu. Panji sudah jatuh kepada pesona Keara setahun yang lalu karena perempuan itu sama sekali tidak melihatnya. Perempuan manapun akan tergoda dengan line yang di sebar oleh Panji tetapi perempuan itu malah mengacuhkannya. Berbulan-bulan Panji memikirkan Keara dan terobsesi dengan perempuan itu dan harus menerima kenyataan bahwa perempuan itu sudah dimiliki lelaki lain. Panji terhenyak ketika undangan yang ia hadiri adalah pernikahan perempuan yang ia incar selama ini.

Panji tidak menyerah begitu saja dan sengaja ingin menghandle iklan untuk produk perusahannya sendiri. Mana ada CEO yang turun langsung menemui vendor untuk iklan remeh. Panji yakin pasti membuat perempuan itu jatuh ke tangannya tetapi yang ia dapat hanya wajah datar, senyum bisnis dan tatapan tanpa minat. Tetapi ternyata Keara lebih sulit dari yang ia pikirkan selama ini. Meskipun kesal tetapi adrenalin-nya begejolak. Panji tidak akan puas jika belum mendapatkan Keara. Persetan dengan Keara yang sudah menjadi istri orang lain. Persetan juga jika suami Keara jauh lebih Sukses dan kaya di banding dirinya. Panji tergila-gila dengan Keara semua perempuan menjadi tidak penting baginya. Panji suka tantangan dan Keara yang akan menjadi target selanjutnya.



Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang