The Wedding Day

9.2K 742 6
                                    



Raihan mondar-mandir resah, jantungnya berdegub kencang peluh mengalir dari dahinya padahal lelaki itu sudah rapi dengan pakaian pengantinnya.

"Han, berhenti mondar-mandir mama pusing liatnya." Omel Indah Ibu Raihan yang masih di dandani kesal melihat Raihan yang gelisah padahal akad nikah mereka sebentar lagi.

"Duduk tenang, Han mending kamu hapalin akad nikah-nya aja." Saran Ayah Raihan yang dari tadi sibuk dengan Kopi dan cemilannya.

Raihan tidak memperdulikan omelan orang tuanya dan mulai menelpon Raisa lagi.

"God, Damn it. Elo udah nelpon gue lima kali pagi ini, Kak!" semprot Raisa sedetik setelah adik-nya itu mengangkat telponnya.

"Keara masih disitu kan, Ca?" tanya-nya resah.

"Masih, Raihan Masiiiiihhh. Keara masih di dandanin dia udah pakek kebaya lagian Keara nggak bakalan bisa kabur karena bala tentara lo aja ada sepuluh di depan kamar." Jerit Raisa frustasi. Raihan benar-benar gila semua orang termasuk WO pun kaget mendapati banyaknya bodyguard yang tersebar di seluruh pelataran hotel terlebih lagi di kamar tempat Keara berdandan. Pengawal Raihan sepertinya lebih banyak di banding pengawal pernikahan anak Presiden sekalipun.

"Sorry, Ca. I just.." Raihan mengeram frustasi dirinya kurang tidur beberapa hari ini karena ketakutan bahwa Keara akan kabur sebelum pernikahan mereka.

"Han," Raihan terduduk di kasur mendengar suara lembut yang ia rindukan itu menyapu halus telinganya. Demi Tuhan Raihan hampir gila karena sudah semingguan ini tidak bertemu dan mendengar suara Keara.

"Sayang," Sahut Raihan lirih mengusap wajahnya kasar. Raihan ingin merengkuh Keara saat ini juga.

"Iya, aku disini. Kamu tenang ya, tarik nafas hembuskan, tarik nafas hembuskan." Raihan mengikuti instruksi Keara membuat orang tuanya geleng-geleng kepala dan MUA yang sedang mendadani Ibu-nya terkikik geli.

"Kamu nggak akan kabur kan?" pertanyaan bodoh itu di jawab tawa renyah oleh Keara membuat Raihan ingin berlari mendobrak kamar Keara sekarang juga.

"Nggak, Sayang. Sebentar lagi kan kita Sah. Kamu udah hapalin akad nikah-nya kan? Awas kalau salah." Raihan terkekeh. Perasaanya sedikit tenang Karena mendengar perkataan lembut calon istrinya itu.

"Aku udah hapal kok. Kita Vcall ya? Aku kangen banget nggak liat kamu."

"Nggak. Nanti nggak surprice pas Keara keluar. gue pengen liat lo nangis pas liat betapa cantiknya Keara." Itu sudah pasti teriakan protes Raisa. Raihan menggeram kesal sampai kapan ia di kerjai oleh keluarganya.

"Aku kangen banget sama kamu, Ra. Pengen peluk kamu."

"Aku juga, Sampai ketemu setelah akad ya." Darah Raihan berdesir. Kalimat itu seperti penenang yang malah membuatnya mabuk.

"See you setelah jadi Suami ya, calon suami." Raihan tertawa pelan.

"Sampai ketemu setelah jadi Istri ya Calon istri. I Love you."

"I Love you more. Udah dulu ya ini MUA nya mau pakein lipstick. See you sayang."

"See you." Sambungan telpon itu di matikan dan Raihan menarik nafas lega.

"Udah mama bilang kan, Keara nggak mungkin kabur. Kamunya aja Nething mulu." Omel ibunya lagi. Bagaimana Raihan tidak berpikiran buruk bahwa Keara akan membatalkan pernikahan mereka setelah insiden seminggu yang lalu.

******

"Calon suaminya lucu ya mbak." Keara hanya tersenyum disaat MUA-nya sedang mengaplikasikan lipstick di bibir-nya. Semua yang berada diruangan ini jelas mendengar percakapannya dengan Raihan karena memang telpon itu di loudspeaker. Keara tidak mungkin menempelkan handphone Raisa ke wajahnya. Setidaknya itu cukup membuat Raihan tenang. Sudah cukup Keara mengerjai Raihan semingguan ini.

Time ReplaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang