"Jadi gimana, Rio?"
Mario mengernyit heran. Baru saja bergabung di meja makan untuk melangsungkan sarapan langsung ditodong pertanyaan yang membingungkan oleh Mami-nya.
"Apanya yang gimana, Mi?" Balas Mario kebingungan.
"Umur kamu udah 30 tahun, lho. Kamu nggak lupa sama janji kamu kan?"
"Apaan sih, Mi? Janji yang mana lagi?"
Mami Irene mendengus kesal. Putranya itu, baru kepala tiga sudah pelupa.
"Kamu janji mau ngenalin pacar kamu! Gimana sih?"
"Belum punya."
Gimana mau punya pacar kalo tiap hari kerja terus? Weekdays bertapa di kantor dari pagi sampai malam. Pas weekend malah melipir ke tempat proyek.
"Mami nggak mau tau ya, Rio! Tahun ini kamu harus nikah. Titik!"
"Mami!"
"Papi jangan ikut campur."
Irene menatap sengit suaminya. Sedangkan si kembar pura-pura nggak dengar. Keduanya justru sangat menikmati keributan yang sedang berlangsung. Dasar adik durhaka.
"Mami akan atur pertemuan kamu dengan putri-"
"Mi..."
"Apa! Mau nolak? Kalo gitu bawa perempuan yang mau kamu nikahin ke hadapan Mami."
"Nggak semudah itu, Mi. Astaga, Mami pikir nyari istri sama kayak nyari kodok di rawa-rawa?"
"Ya makanya kamu turutin apa mau Mami! Mami nggak mungkin sembarangan mungut gadis buat kamu nikahin, Rio."
"Siapa, Mi?"
Thomas ikut penasaran siapa gadis malang yang di maksud sang Istri.
"Anaknya Yuri." Sahut Irene.
"Yuri istrinya mendiang Handoko?" Irene mengangguk mengiyakan pertanyaan Thomas.
"Hadeh, kasian banget anak orang."
"Ck. Kok gitu?!"
Irene nggak terima dong, putra sulungnya sama sekali nggak buruk untuk dijadikan suami, lalu apanya yang patut dikasihani?
"Ya iyalah kasian, anakmu ini gila kerja. Bisa mati bosan istrinya nanti." Cibir Thomas.
"Nggak akan. Mami jamin Mario pasti berubah kalo udah nikah. Apa lagi istrinya cantik, lucu, ngangenin."
Mario memutar matanya jengah. Pintar banget Mami-nya promosiin anak gadis orang.
"Mario kamu dengar Mami, kan?"
"Hm."
"Apa maksudnya hm hm hm? Mau cosplay jadi sabyan, kamu?!"
"Ya Tuhan Mami... Mario lagi makan!"
Kesal dia tuh, lagi enak-enak makan malah dinyinyirin.
"Kamu bentak Mami?"
Kan? Yang mulai siapa yang disalahin siapa.
"Okay, okay. Rio harus jawab apa?"
Lebih baik mengalah saja, karena nggak ada yang bisa menang melawan ras paling kuat di muka bumi.
"Kamu mau kan ketemu sama anaknya teman Mami?" Irene tersenyum sangat lebar.
"Emang Rio punya pilihan?"
"Hehe, nggak sih."
Trus kenapa nanya? Ingin sekali Mario meneriaki Mami-nya itu. Tapi dia nggak mau di bilang anak durhaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Wife (END)
FanfictionArranged marriage; stranger to lover :)) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • Love story • Fluffy, comedy, friendship, family • Harsh words • 18+