31

2.4K 286 20
                                    

Jarum jam bergerak begitu lambat. Entah karna baterainya hampir abis, atau karna Mario terlalu terpaku sama benda itu.

Wajah Mario keliatan bengis, telunjuk kanannya mengetuk-ngetuk tangan sofa seirama sama detak jantungnya.

Terhitung 3 jam lamanya Mario duduk sendirian di ruang tamu. Alasannya? Nunggu Chania yang sampe sekarang belum pulang juga.

Hape Chania nggak bisa dihubungi. Tadi Mario udah nelpon Bunda sama Mami-- nanya kalo istrinya ada di sana atau enggak.

Tapi nihil, istri nakalnya nggak tau ke mana rimbanya.

Masalahnya, Jerome baru aja nelpon Mario trus ngasih tau kalo Chania sama sekali nggak ketemuan sama temen-temennya.

Mario kesel dong, pergi tanpa izin suami, hape nggak bisa dihubungi, trus sampe detik ini wujudnya nggak nongol-nongol.

Udah jam 22.25. Gimana nggak kesal si Mario?

Untuk ke sekian kalinya napas berat Mario menyembur keluar. Laki-laki itu mijit keningnya sekedar ngilangin rasa pusing yang mendera.

Sumpah, Mario pusing banget mikirin sikap Chania yang makin menjadi-jadi. Oke, dia salah karna sering lupain janji. Cuma nggak gini juga dong.

Samar-samar Mario dengar suara mobil berenti di depan rumah. Refleks bangun trus jalan ke arah jendala, ngintip 2 orang manusia yang lagi ngobrol di depan pagar.

Kepala Mario serasa mendidih pas nangkep sosok lelaki yang berdiri berhadap-hadapan sama Chania.

Sial. Dia benar-benar nggak tau kalo selama ini Chania masih berhubungan sama mantannya itu.

"Chania!" Mario berdiri di ambang pintu sambil nyilangin tangan di dada.

Serem.

"Aku masuk dulu, makasih untuk hari ini."

Walaupun agak jauh, tapi Mario masih bisa dengar ucapan Chania barusan. Mata elang Mario natap tajam Chania yang lagi jalan ke arahnya.

"Gini ya kelakuan kamu di belakang aku." Mario menggeram kesal.

"Biarin gue masuk dulu."

Mengindahkan permintaan Chania, Mario reflek mundur biar bininya bisa masuk. Kurang ajarnya Chania, dia malah melengos gitu aja. Ya Tuhan, bakal terjadi perang badar nih kayaknya.

"Nia!" Bentak Mario.

Langkah Chania kontan berhenti. Kaget dia tuh. Selama ini Mario nggak pernah marah ke Chania sampe segitunya.

"Ikut aku."

"Ssshh."

Tangan Chania di genggam erat, detik berikutnya tubuh Chania tertarik ke depan.

"Lepasin!" Chania meronta-ronta biar tangannya dibebasin.

"Mario anjing lepasin!""

Tiba-tiba Mario berhenti melangkah, trus berbalik menghadap Chania. Wajahnya memerah sangking kesalnya. Suami mana yang nggak marah saat dikatain anjing sama istri sendiri?

Oh My Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang