Mario sama Johan mondar-mandir di depan ruang operasi. Si Johan jalan ke kiri, Mario jalan kanan, si Johan balik ke kanan, Mario ikutan balik ke kiri.
Gitu-gitu terus sampe buat jengah orang-orang yang liat kelakuan mereka.
"Bang, udah Bang. Pala gue pusing." Jeremy akhirnya angkat suara setelah dari tadi cuma diam mengamati.
"Diam lo, Bokir. Gue nggak bisa tenang. Si Dora lagi bertaruh nyawa di dalam sana." Balas Johan.
"Jo, Chania pasti baik-baik aja." Papi Thomas ikut bersuara.
Nihil. Johan sama sekali nggak peduli sama kata-kata penenang barusan. Yang ada diotaknya sekarang cuma Chania, Chania, dan Chania.
Chania pasti ketakutan, Chania pasti kesakitan, Chania pasti begini begitu, blablabla.
Lebay emang si Johan. Padahal Chania nggak ngerasain apa-apa karna dia dalam pengaruh obat bius.
Mario nggak bisa ikutan masuk karna kehalang peraturan rumah sakit. Ya kali keluarga pasien di bawa masuk ke ruang operasi? Mau ngapain emang? Pegangin kabel?
Betewe jauh-jauh hari Chania udah konsultasi sama Bunda-nya perihal opsi persalinan. Setelah berunding cukup lama, Chania lantas memilih jalur operasi.
Kalo ada cara yang lebih mudah ngapain milih cara yang susah, kira-kira begitulah isi otak Chania.
Derap langkah kaki terdengar bersahut-sahutan di sepanjang koridor yang sepi. Sepi karna cuma ada Mario, Johan, Mami, Papi, dan Jeremy di sana.
Detik berikutnya, sosok Jerome tiba-tiba muncul di balik tikungan koridor. Di belakang cowok itu ada Karina yang lagi terengah-engah.
Mereka langsung ke rumah sakit setelah mendapat kabar Chania mau melahirkan. Padahal satu jam yang lalu mereka masih asik nikmatin makanan Korea di resto favorit Jerome.
"Gimana, Mi? Keponakan Jero udah lahir?" Todong Jerome pas udah gabung sama keluarganya.
"Buta mata lo? Nggak liat tuh duo dugong masih mondar-mandir?"
Turah banget mulut si Jeremy. Pantes aja Jerome sering ngerasa tertindas.
"Nanya doang, astaga."
Aslinya Jerome pengen ngebacotin balik kembarannya. Tapi dia tahan karna harus jaga imej di depan Ayang.
"Bunda di dalam ya, Mi?" Jerome nanya lagi.
"Iy--"
"Jelas lah! Mbak Chani lagi di operasi, ya kali Bunda nongkrong di parkiran?"
"Gue nggak ngomong sama lo, anjing." Kesal Jerome.
Keseringan bergaul sama Syarief bersaudara makanya jadi turah. Aslinya emang udah turah sih, di tambah ilmu silat lidah dari Johan dan Chania makin-makin deh turahnya.
"Bisa diam nggak? Gue tendang juga lu berdua."
Setelah sekian purnama akhirnya Mario ngeluarin suara seksinya. Dari tadi di pendem mulu soalnya.
Jerome sama Jeremy praktis terdiam seribu bahasa. Mana berani ngelawan singo edan? Mau nyari mati emangnya?
"Yang, Abang kamu serem ih." Bisik Karina di kuping Jerome.
Perempuan itu nggak berani ngeluarin suara sekedar nyapa Mami Irene sama Papi Thomas. Penyebab utamanya adalah wajah serem Mario dan Johan.
Asli deh, 2 orang itu berlebihan. Chania sehat-sehat aja, nggak ada riwayat penyakit yang bisa mengganggu proses persalinan. Jadi ngapain kudu khawatir sampe segitunya? Heran Karina tuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Wife (END)
FanfictionArranged marriage; stranger to lover :)) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • Love story • Fluffy, comedy, friendship, family • Harsh words • 18+