"Onde mande rancaknyo, pantas sajo Uda Mario tergilo-gilo."
Chania ngibas-ngibasin rambutnya, ngerasa paling cantik karna di puji selangit sama Jeremy. Tapi tiba-tiba dia ingat sesuatu.
"Hus! Jangan sembarangan muji, gue kena Ain abis lo."
Teguran Chania di sambut wajah bingung Jeremy. Ain apaan? Nggak ngerti dia.
"Mario udah sampai?"
Jeremy sama Chania kompak noleh ke sumber suara. Reaksi Chania dan Jeremy terhadap penampilan Mami Irene bener-bener kontras.
Chania dengan wajah exitednya, sementara Jeremy dengan wajah julidnya.
Mami pake baju warna kuning, pantes bikin silau.
"Lagi di jalan, Mi." Sahut Chania.
"Ck. Lama banget sih? Mami hampir telat."
"Ada Jeri padahal, harus banget nebeng sama Bang Rio."
Si Jeremy di rumah mulu deh, kayak nggak ada kesibukan lain. Pacaran kek, nongkrong sama temen-temen kek, atau ngapain gitu?
Masa dari kapan hari cuma nemenin Chania? Lama-lama bisa dimasukin ke KK Mario sama Chania.
"Biar sekalian, Jer. Lagian di rumah nggak ada orang. Kalau kamu juga pergi yang jaga rumah siapa?"
"Lebay, kayak rumah nggak pernah kosong penghuni aja."
Rencananya Mario mau nemenin Chania periksa kandungan ke tempat Bunda Yuri. Trus Mami Irene ikut nebeng karna beliau mau ngumpul sama temen-temen arisannya.
Tujuan mereka se arah jadi kenapa enggak ya kan?
Tin tin
"Itu kayaknya suami Chani, Mi." Seru Chania.
"Ya udah, ayo. Mami beneran udah telat ini. Jeri, kalau mau pergi main tunggu Papi pulang dulu--"
"Yahh, Mi--"
"Nggak ada bantahan."
Mulut Jeremy otomatis terkunci pas di tatap nyalang sama Mami. Takut sama Ratu dari segala Ratu.
"Sabar, Jer. Ntar pulang Mbak bawain seblak."
"Emang lo doang yang sayang sama gue, Mbak." Jeremy ngerespon dramatis.
Mami Irene sampe geleng-geleng kepala liat tingkah putra bungsunya. Sok imut, untung ganteng.
Tin tin
Suara klakson kedengeran lagi. Chania buru-buru lari biar lakinya nggak kepalang kesel. Bahaya soalnya, ntar Chania sendiri yang capek nenangin.
"Jangan lari-lari! Astaga."
Mario keluar dari mobil trus ikutan lari ke arah Chania. Di liat dari gelagat kedua orangtuanya sih, si bayi bakal jadi atlet lari nih.
"Papa! Mama kangen."
Chania nubruk badan Mario trus ngedusel manja di dada bidang lelaki itu.
"Terakhir kali Mama liat Papa kapan sih?" Tanya Mario main-main.
"Hm..." Chania tampak berpikir.
"6 jam lalu." Ujarnya kemudian.
Udah 3 minggu berlalu sejak Chania sama Mario baikan, dan tiap harinya mereka makin mesra, bahkan lebih mesra dari dulu-dulu.
Sangking mesranya Jeremy pernah menghasut Mami Irene buat ngusir Mario sama Chania. Gila nggak tuh?
Tapi nggak salah juga sih, liat pasangan lovebird tiap hari tuh emang bikin frustasi, terlebih buat fakir asmara kayak Jeremy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Wife (END)
FanfictionArranged marriage; stranger to lover :)) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • Love story • Fluffy, comedy, friendship, family • Harsh words • 18+