'Meow... meoww...'
"Boots diem dulu, mommy lagi kerja."
Setelah menghardik kucing kesayangannya, Chania kembali fokus menghadap kamera. Boots selalu berulah tiap kali Chania merekam video. Heran, nggak mau banget liat Mommy-nya ada kegiatan. Maunya ngemongin dia terus, dasar kucing.
"Sampai mana tadi? Oh iya, jadi kalo kalian bosan makan indomie gitu-gitu aja, boleh lah ikutin cara gue, bikinnya nggak lama kok, 5 menit langsung jadi."
"Bahan-bahannya juga sederhana banget. Sama aja kayak bikin sambel ayam geprek. Cuma gue nggak pakein cabe keriting, soalnya gue kurang suka, mmmhh... so yummy!"
Padahal dalam hati Chania udah teriak-teriak minta tolong. Kepedesan dia tuh, tapi demi konten, Chania mati-matian nahan pedes. Lidahnya udah kebas, butuh sesuatu yang segar-segar.
"Buat yang nggak tahan pedes, mending di skip aja. Jangan coba-coba. Lambung kalian bisa kaget. Hehe."
Suap demi suap berhasil Chania telan. Sampai pada suap terakhir dia bener-bener nggak tahan lagi. Perempuan itu akhirnya menyerah. Chania meneguk habis segelas air hangat yang udah di campur gula. Lega banget rasanya. Tapi sayangnya sementara doang.
Muka Chania tiba-tiba memerah kayak terbakar. Perutnya bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu. Sial. Dia harus cepat-cepat mengakhiri video sebelum sendawa elitnya keluar.
"Enak banget gais, sumpah! Nggak boong!" Ucap Chania. Sungguh improvisasi yang sangat biasa aja.
"Lain kali gue bakal balik lagi dengan video-video yang nggak kalah seru lainnya. Pastiin kalian udah subscribe channel aku biar nggak ketinggalan, okay? Jangan lupa like juga, komen sebanyak-banyaknya, trus share video ini ke temen-temen kalian, udahan dulu yah, uh! Pedes banget! So, see you when i see you, babai! mmuaahh!"
Sendawa Chania menyembur keluar tepat setelah dia mengakhiri kata-kata alaynya. Pas banget. Jadinya dia nggak perlu take ulang.
"Anjir pedes banget!! Mati gue."
Nggak pernah sejarahnya orang mati gara-gara kepedesan, Chania.
"Gue butuh gula! Gula! Mana gula!!"
Perempuan itu lari-larian di sepanjang perjalanan menuju dapur. Mana bajunya udah di lepas, untung Johan belum pulang kerja, kalo nggak bakalan shock berat gara-gara liat Chania keluar kamar cuma pake beha sama hot pants.
Nggak kebayang gimana ekspresi Johan pas liat melon gede Chania terombang-ambing kesana-kemari. Bakal susah tidur sih kayaknya.
"Astaga, Chani!!"
"Bunda jangan ngomel dulu! Ini darurat! Chani lagi sekarat!!"
Yuri di buat menganga. Kan, jangankan Johan, Bunda aja kaget!
Chania bener-bener kayak lagi kesurupan. Perempuan itu melompat-lompat menjangkau toples gula di dalam lemari kabinet dapur, lalu menumpahkan isinya ke dalam mulut. Kalo sendok bisa ngomong, udah pasti Chania bakal kena maki. Ya kali keberadaannya nggak di anggap?
"Aduh lega." Ucap si bungsu Syarif itu.
"Udah kan? Sekarang kamu balik kamar, pake baju, trus beresin kekacauan yang udah kamu buat. Dari tadi nggak bantu apa-apa, datang-datang malah mengacau seenaknya. Nambah-nambahin kerjaan aja. Cepet beresin!!"
"Ck. Iya iya. Bunda jangan galak-galak dong sama Chani, tadi itu Chani beneran lagi sekarat tau." Kilah yang lebih muda.
Gimana Yuri nggak marah? Tiga jam lagi keluarga Mario bakal bertandang ke rumah mereka, tapi Chania lebih milih ngonten dari pada bantu-bantu Yuri di dapur. Sekalinya muncul malah nambah-nambahin kerjaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Wife (END)
FanfictionArranged marriage; stranger to lover :)) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • Love story • Fluffy, comedy, friendship, family • Harsh words • 18+