"Widih, mau ceramah di mana, Tad?"
"Tad tod, tad tod. Gue mau jum'atan, tolol! Pengangguran sih lu, kagak tau hari kan jadinya."
Bener banget sih ini, pengangguran mana peduli sama hari? Mau senin kek, minggu kek, terserah! Nggak ngaruh juga.
"Nanya doang, Pak! Sensi amat kayak Abang-abang fotokopi." Cibir Chania. Bibirnya maju sampai beberapa senti.
Johan tiba-tiba natap Chania dari ujung kaki sampai ujung kepala. Adiknya udah rapi aja, mau ke mana kira-kira?
"Apa liat-liat? Demen?"
"Cuih! Ngapain demen sama bakpao di kasih nyawa? Kayak nggak ada cewek lain aja. Ogah gue."
"Yeuuu! Kalo gue bukan adek lo bakal lo gebet juga kalee."
"Pede amat. Mau ke mana lu? Ketemu Diego?"
"Diego saha?"
Seingat Chania dia nggak punya temen bernama Diego. Kenalan juga enggak. Jadi Diego yang mana yang di maksud si Johan?
"Diego pacarnya Dora, alias si Mario boros." Sahut yang lebih tua. Julid banget mulut Johan ngata-ngatain calon adik ipar sendiri.
"Apa sih? Boros teriak boros."
"Ciee, belain."
"Ck. Nggak jelas banget lu."
"Nggak jelas apanya? Gue beneran nanya lu mau ketemu tu laki apa bukan."
"Lu udah kayak Bunda tau nggak? Dikit-dikit Mario, gue dandan dikit langsung di sangka mau ketemu Mario. Padahal emang iya."
Johan menggeleng miris dengan tingkah adiknya itu. Omong-omong dia udah tau misi Chania untuk mendapatkan kamera. Johan sih maklum aja, Chania emang agak sinting soalnya.
"Kasian gue sama Mario. Udah susah-susah bangun karir, malah dapat jodoh penunggu gerbang neraka."
"Yang lu katain penunggu gerbang neraka ini masih adek lo Johan goblok!!"
"Dih! Amit-amit punya adek kayak lu! Dah ah, darah tinggi beneran gue lama-lama liat muka lu."
Lah? Dia yang mulai dia sendiri yang emosi. Mana katanya mau jum'atan, tapi kok balik ke kamar lagi? Ngadi-ngadi emang Abang-nya Chania.
"Dasar bujang lapuk." Chania bergumam kecil tanpa mengalihkan tatapannya dari punggung lebar Johannes.
Pas tubuh Johan udah menghilang di balik pintu kamar, Chania kembali fokus sama layar ponselnya.
Omong-omong dia sedang duduk santai di ruang tamu sambil menunggu jemputan. Jangan salah paham dulu, Chania nggak lagi nunggu Mario. Selain sabtu dan minggu, Mario agak susah ditemuin di luar kantor. Sibuk banget orangnya.
Chania melompat heboh saat suara klakson mobil menyapa gendang telinganya. Dia berlari keluar rumah dan mendapati mobil yang sangat dikenalnya udah terparkir di luar pagar.
"Hai girls." Sapa Chania.
"Nggak usah sok cantik lo, Dora. Buruan masuk."
Astaga, jahat banget mulut temennya Chania. Untung Chania udah biasa, jadi nggak bakalan ada drama sakit hati. Well, pantes aja Chania rada-rada. Circlenya aja begitu.
"Wah, tumben Juleha ikut? Nggak ngelab lu?"
"Hah? Ngelab? Lu kata gue laboran?" Sambut perempuan yang duduk sendirian di kursi paling belakang.
"Tau nih si Echan, Lia itu calon dokter anak, ya kali mainnya di lab?" Timpal perempuan lainnya.
"Ya deh. Gisel selalu bener, Chani mah salah terus di mata haters."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Wife (END)
FanfictionArranged marriage; stranger to lover :)) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • Love story • Fluffy, comedy, friendship, family • Harsh words • 18+