Pindahnya Chania ke rumah keluarga Lee jelas berimbas pada penghuninya. Imbasnya ke Jeremy sama Jerome doang. Sementara Mami sama Papi asik pacaran di taman belakang.
Bukan cuma si kembar sih. Mario juga ikut jadi korban. Kamar laki-laki itu terpaksa di jadiin tumbal. Selain ranjang sama lemari, sisanya dipindahin ke ruangan sebelah.
Pokonya selama Chania tinggal di sana, segala hal berbau Mario di larang eksis.
"Pelan-pelan, Jero! Jangan di banting."
"Maaf, Mbak. Nggak sengaja. Hehe."
Seperti biasa, Jerome selalu salah di mata Chania. Dia ikhlas lahir batin bantuin Chania, tapi malah diomelin terus.
"Itu kardus isinya barang-barang mahal. Kalo rusak lu mau ganti pake apa? Jual ginjal di dark web juga nggak bakal cukup."
"Iya, Mbak. Kan gue udah minta maaf."
"Au dah. Lu sama aja kayak si onoh. Ngeselin."
Nah, itu. Intinya Chania cuma pengen ngomel. Nggak ada Mario, Jerome pun jadi.
"Mbak Chan, baju Bang Rio--"
"Di larang sebut nama!"
"Eh? Sorry sorry."
"Dih, suju lu?"
Capek banget berurusan sama bumil. Begini salah, begitu juga salah. Mau balik ngegas ntar malah di amuk si Mami.
Syukur kalo Mami doang yang ngamuk, kalo Mario ikut-ikutan ngamuk? Kelar udah.
"Jadi, Mbak Chan, baju Papa-nya dedek mau dikemanain?" Ulang Jeremy.
Kata-kata yang dilontarin Jeremy tuh biasa aja sebenarnya, tapi nggak tau kenapa buat Chania salah tingkah.
"Masukin kardus aja." Cicit Chania sambil megangin kedua pipinya yang tiba-tiba panas.
"Semua? Tinggalin beberapa deh, siapa tau ntar dedek bayi kangen Papa-nya."
"Hah? Emang korelasinya apa?"
"Ada pokonya."
"Ngaco lu."
Chania tuh sering dikibulin sama Jeremy. Makanya dia trust issue sama adik iparnya yang satu itu.
"Ro, poto si Om copot juga dong, serem banget mukanya."
"Iya, Mbak. Sabar, satu-satu dulu."
"Ngebut bisa nggak? Abis beres-beres lu berdua kudu pijitin kaki gue."
"Astaga, Mbak Chan. Yang harusnya dipijitin tuh kita." Protes Jeremy.
"Kalian bisa gantian mijit kali, gue nih nggak ada yang mijitin."
"Suruh pijit laki lu lah."
"Nggak punya laki."
"Gue aminin mampus lu, Mbak."
"Nyenyenye."
Jeremy nggak abis pikir. Ternyata begini kelakuan kakak iparnya. Apa karna bawaan bayi? Semoga aja bener. Kalo Chania aslinya se-nyebelin ini, duh, Jeremy turut berduka cita deh buat Abang-nya.
Sesuai instruksi Chania, baju-baju Mario dimasukin semua ke dalam kardus. Rencananya bakal Jeremy simpan dikamarnya. Sayang kalo di taro di gudang, ntar di makan rayap.
Lagian baju-baju Mario branded semua, mahal-mahal, yang agak murah cuma kaos-kaos merk polo Ralph Lauren sama supreme, itu pun harganya masih di atas 5 juta.
"Eh? Ini apa?"
Teriakan Jeremy sontak nyita perhatian Chania sama Jerome. Mata Chania melotot kaget pas liat benda yang di angkat tinggi-tinggi sama Jeremy. Kancut renda. Punya Chania.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh My Wife (END)
FanfictionArranged marriage; stranger to lover :)) CW! • Markhyuck face claim • Genderswitch • Love story • Fluffy, comedy, friendship, family • Harsh words • 18+