36

2.8K 289 30
                                    

Fokus Mario tiba-tiba teralihkan pada ponsel pintarnya. Benda pipih itu bergetar menandakan panggilan masuk dari seseorang.

"Halo, Mi?" Sapanya setelah panggilan suara tersambung.

"Kamu lagi ngapain? Sibuk nggak?" Balas Mami Irene dari seberang telepon.

"Nggak sibuk-sibuk banget sih, cuma periksa ulang laporan bulan kemaren."

"Oh, ke rumah bisa? Chania lagi pengen sorbet mangga. Kalau kamu nggak bisa biar Mami pesan--"

"Rio bisa." Sela Mario.

Apa sih yang nggak bisa buat Chania? Jangankan ninggalin kerjaannya, di suruh ngukur trotoar se-Jakarta pun bakal Mario jabanin.

"Ya udah, buruan ke sini. Kasian Jeremy dari tadi direcokin terus." Balas Mami lagi.

"Iya, Rio pergi sekarang."

Tut

Seperti biasa, Mami Irene lebih dulu mutusin sambungan secara sepihak. Mario sih udah hapal sama kelakuan Mami-nya, jadi nggak masalah.

Selama beberapa saat Mario terdiam sambil mikirin apa-apa aja yang harus dia beli buat Chania. Sorbet mangga doang mah nanggung.

Tok tok

"Masuk." Sambut Mario.

Detik berikutnya Zayn muncul dengan senyum sopannya. Dia cuma nggak mau nyari gara-gara, soalnya pak bos akhir-akhir ini galak banget.

"Bapak nyari saya?" Tanya Zayn penuh kesopanan.

"Bukan. Saya nyari Zayn Malik."

Yang lebih muda dibuat gugup. Duh, salah ngomong lagi.

"Maaf, Pak."

"Ck. Kebiasaan banget buang-buang waktu saya--" Mario menjeda kalimatnya.

"Saya mau keluar, kalau ada yang nyariin bilang saya lagi sibuk dan nggak bisa di ganggu." Lanjutnya.

"Iya, Pak. Tapi kalau saya boleh tau Bapak ada keperluan-- oke, saya diam."

Nggak mau nyari gara-gara tapi bikin kesel mulu. Nggak jelas si Zayn.

Mario gerakin kepalanya sekilas-- ngode biar Zayn keluar dari ruangannya.

Paham dengan kode yang diberikan Mario, Zayn praktis bungkukin badan trus undur diri dari hadapan Mario.

"Sorbet mangga ya? Tapi dia udah makan siang belum?"

Laki-laki itu ngoceh sambil ngumpulin dompet, jam tangan, kunci mobil, sama hapenya.

Pukul 11.44, masih terlalu awal buat makan siang. Maunya sekalian mampir ke warung nasi padang, tapi kayaknya nggak jadi. Lagian menurut laporan Mami-nya Chania nggak terlalu suka makan nasi.

Masih kecebong aja udah belagu kayak Bapak-nya.

"Bawa kembang lagi nggak ya?" Monolog Mario. Dia udah masuk mobil, omong-omong.

"Nggak deh, kemaren-kemaren aja di buang."

Sebenernya gapapa juga kalo Chania buang bunga dari Mario. Mario nggak mungkin kesel. Masalahnya Mami Irene marah-marah karna Chania membuangnya sembarangan.

Ke dalam akuarium lah, wastafel lah, mesin cuci lah, sampe microwave pun pernah. Nggak tau motivasi Chania apa.

Dan yang dimarahin always Mario.

Mobil Mario udah keluar dari kawasan perkantoran. Jam-jam segini belum terlalu macet, makanya dia bisa ngebut dikit. Pengen cepet-cepet liat Chania. Kangen mulu soalnya.

Oh My Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang