41

2.4K 237 14
                                    

"Akhirnya pulang juga-- loh, loh, ada apa ini?"

Pulang-pulang bukannya senyum, salam, sapa, malah nyelonong masuk trus langsung naik ke lantai dua.

Siapa lagi kalo bukan pasangan suami istri yang hobi banget ngedrama. Mana muka Chania masam banget?

Johan berdecih kesel. Palanya geleng-geleng pas liat langkah berat Mario.

Kasian amat hidup adik iparnya itu. Pikir Johan.

Sementara di lantai dua, Mario tiba-tiba cosplay jadi soang. ngekorin Chania terus dia tuh.

Chania ke balkon, Mario ngikut, Chania ngambil baju ganti di lemari, Mario ngikut, Chania ke kamar mandi, Mario juga ngikut. Maunya apa sih?

Rasanya pengen pentokin kepala Mario ke dinding biar berhenti ngikutin Chania. Nggak tau si Mario kesurupan setan mana, yang pasti Chania kudu nyadarin lakinya sekarang juga.

"Pergi nggak lo? Jan sampe gue lempar jam weker lagi." Ancam Chania.

Chania nggak serius loh ya.

"Masa mau ngulangin kesalahan yang sama?"

"Lo mikir lah, anjing--"

"Nia. Ingat dedek." Sela Mario, dan di sambut dengusan sebal yang lebih muda.

"Benci banget gue sama lo."

"I love you too, my pinky."

Bisa-bisanya ngegombal di situasi genting kayak sekarang. Segala senyum lima jari, dikira Chania bakal tergoda apa?

Well, tergoda sih. Nggak mungkin Chania nggak tergoda sama laki-laki spek dispenser macam Mario. Hot and cool maksudnya.

Mata Chania berpendar lucu. Salting gara-gara disenyumin sama suaminya. Padahal udah biasa, tapi tetep aja jantungnya jumpalitan.

"Liatinnya biasa aja dong. Naksir lu?"

"Emang." Mario makin semangat ngegodain istrinya.

"Cih."

"Sayang."

"Nggak usah sok-sokan manggil sayang."

Mario ngulum bibirnya gemes liat Chania manyun-manyun nggak jelas.

Ngambek sih ngambek, tapi nggak bikin gemes juga dong!

Tanpa di duga-duga, Mario ngecup kilat bibir plum Chania. Cepet banget sampe Chania nggak sempat menghindar.

"Jangan cium-cium dulu! Chani masih marah."

Mukanya sih kayak macan siap terkam. Tapi kelakuannya justru berbanding terbalik. Chania dengan lancang elus-elus perut berotot Mario.

Mario nyengir. Paham kalo bininya udah switch ke mode jalang.

"Ayo, sini. Papa pijetin." Tawar Mario sambil narik tangan Chania.

Chania bisa apa selain pasrah? Pun begitu, muka betenya tetep dipertahanin biar harga dirinya nggak jatuh-jatuh amat.

Mario bawa Chania duduk di atas tempat tidur, trus dia ngambil posisi duduk di belakang perempuan itu.

Chania bingung dong. Kirain Mario bakal mijit kakinya.

"Omar!"

Sialan. Yang mau di pijit tete Chania rupanya.

"Jan macam-macam lu! Gue lagi males keramas."

"Grepe-grepe doang, Mama."

"Nggak! Mama beneran-- ahh."

Oh My Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang