43

2.3K 241 5
                                    

"Nggak turun?"

"Aku tunggu di sini aja."

"Kenapa sih? Padahal Mami aku nggak ada masalah sama kamu."

Karina tersenyum kecut dengar perkataan Jerome. Emang nggak ada masalah sih, tapi tetap aja takut di semprot Mami Irene gara-gara peristiwa beberapa bulan yang lalu.

Itu loh, peristiwa pengeroyokan Jerome yang didalangi oknum Gisela, Yeji, dan Lia.

"Turun, ya? Kalo kamunya gini terus gimana mau aku seriusin? Masa ketemu Mami aku aja nggak mau? Lagian di rumah ada Chania juga kok." Bujuk Jerome.

Karina tampak berpikir sebentar. "Iya deh, tapi aku nggak mau di tinggal sendiri sama Mami kamu, segan." Putusnya.

"Tenang aja, aku nggak akan ke mana-mana."

Jerome ketawa licik dalam hati. Iyain biar cepet. Lagian Karina bisa apa kalo akhirnya Jerome tetap ninggalin dia sama Mami Irene?

Tangan Karina mengepal erat buat lampiasin rasa gugupnya. Kata Chania sih, Mami Irene orangnya baik, belum tau baiknya sama Chania doang atau emang baik ke semua orang.

Kalo di nilai dari muka dan cara ngomongnya, hm, gimana ya? Kayaknya semua orang bakal mikir kalo wanita blasteran Korea itu judes pake banget.

Mana hobi ngomel? Karina tau hal itu karna Jerome sering ngadu.

"Mi? Mami!"

"Ck. Nggak usah teriak-teriak juga dong." Karina mencicit takut, Jerome menanggapinya dengan nyengir lebar.

"Kamu duduk di sini dulu, biar aku panggilin orangnya. Kayaknya Mami lagi di kamar."

Ini maksudnya gimana ya? Bukannya Karina cuma mampir doang? Kok kesannya kayak sengaja mau ketemu camer?

Jujur, Karina belum siap. Apalagi tampilan dia sekarang nggak ada anggun-anggunnya.

Masa mau ketemu camer pake celana jeans belel? Ntar dikira mau ngamen lagi.

"Yang." Rengeknya.

"Nggak usah khawatir."

Sialan si Jero. Padahal sendirinya pernah hampir pingsan cuma gara-gara ngobrol sama Bapak Karina lewat telpon.

"Ya udah, buru. Jangan lama-lama." Pasrah aja lah ya.

Jerome bergegas minggat dari hadapan Karina setelah ngusak rambut lebat perempuan itu.

Sepeninggal Jerome, Karina asik bulirin layar hape sekedar ngilangin rasa gugup. Mau ketemu camer ya kali nggak gugup?

Pandangan Karina tertoleh ke belakang, ngintip mobil yang baru aja berhenti di depan pagar rumah keluarga Lee.

Nggak lama setelahnya Mario sama Chania muncul dari balik pintu mobil itu. Karina bernapas lega. Dia kira yang dateng Papi Thomas, hampir mules perut Karina ngebayangin berhadapan sama kedua orangtua Jerome sekaligus.

"Karin? Karin!!"

"Nia, hati-hati."

Mario garuk-garuk kepala di belakang sana. Chania yang lari-lari, Mario yang di buat ngeri.

"Dari mana lo?" Tanya Karina.

"Abis periksa kandungan." Sahut Chania sambil ngusap-ngusap perut gedenya.

"Duduk, Nia. Jangan cuma berdiri. Bahaya."

"Apa sih, bawel. Sana balik kantor."

"Ini juga mau pergi."

"Ya udah sana. Sok ganteng banget laki gue."

Asli nggak jelas.

"Oke, oke. Papa pergi. Nanti pulang mau dibawain apa?"

Oh My Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang