27

2.6K 241 29
                                    

Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 12 jam naik pesawat, Mario sama Chania akhirnya tiba di bandara Istanbul dalam keadaan sehat walafiat.

Nggak ada drama mabuk udara atau semacamnya, aman lah pokonya.

Karna hari udah malem, pasutri itu langsung melipir ke hotel trus lanjut istirahat. Pegel. Walaupun kelas bisnis nyamannya pake banget, tetep aja nggak senyaman kasur, ya kan?

"Dingin banget, Om! Sumpah!! Chani butuh kehangatan, cepetan peluk Chani." Chania guling-guling di atas kasur.

Mario cuma nontonin tingkah aneh istrinya. Laki-laki itu lagi prepare buat pertemuan besok. Namanya juga perfeksionis.

"Omar..." Si Dora belom nyerah juga rupanya.

"10 menit." Ucap Mario.

"Ck. Nggak guna banget lu jadi laki. Istri lagi butuh kehangatan malah dicuekin. Lama-lama gue bakar juga titid lu."

"Hm, titid bakar lumayan juga."

Udah gilak si Mario.

Mereka nginap di hotel yang dekat banget sama Hagia Sophia, saking dekatnya bisa jalan kaki.

Bukan hotel berbintang emang, tapi letaknya strategis banget, deket sama Taksim square juga, makanya Mario milih nginap di sana biar Chania bisa hunting kuliner sambil ngevlog.

"Pait dong."

Mario geleng-geleng pala liat muka berkerut Chania. Pasti si Dora lagi mikir yang iya-iya.

"Tidur, Nia. Tadi siapa yang ngerengek pengen cepat-cepat berbaring di kasur?"

"Maksud Chani tuh berbaring sambil peluk Omar." Kilah Chania.

"Bentar ya, sayang. Ini hampir selesai, makanya kamu jangan ngajakin aku ngobrol terus."

"Idih, sok ganteng nih beruk."

Mario mode workaholic emang agak nyebelin, bukan agak lagi tapi emang nyebelin parah!

"Makasih, kamu juga cantik banget, apa lagi pas nungging."

Chania kontan bangun trus nungging di hadapan Mario.

"Gini maksud lo?" Kelakarnya.

"Kamu lagi cosplay patung Malin Kundang?"

Well, nggak mempan rupanya.

"Hah? Masa nggak ngeh sih? Gue lagi cosplay jadi anak anjing kesayangan lo tau! Guk guk."

Mario menggeleng takjub. "Didit, Nia." Ucapnya.

Bukannya Mario nggak mau ngeladenin Chania, tapi mikir lah, anjing. Selain faktor U,  Mario juga masih jet lag.

Lagian Mario udah kakek-kakek, dan staminanya nggak se-kuat itu sampe sanggup nunggangin istrinya setelah perjalanan jauh.

"Chani nggak bisa tidur."

Chania merengek manja. Sementara yang lebih tua tampak menghela napas pasrah.

Walaupun terlihat enggan tapi Mario tetep gerakin tubuhnya bangun dari sofa trus jalan mutarin ranjang trus dudukin bokongnya di samping Chania.

"Siniin palanya."

Mario nepuk pahanya sekali, ngode biar Chania nidurin palanya di sana.

Chania nyambut tawaran Mario dengan senyum yang terlampau lebar. Tau kalo Mario nggak mungkin nyuekin dia gitu aja.

Rambut Chania di elus-elus manja. Seneng dia tuh.

"Nia bobo... Oh Nia bobo..."

Chania ketawa cekikikan denger nyanyian sumbang Mario. Asli, suara Mario beneran nggak enak di kuping.

Oh My Wife (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang