1

1.6K 95 2
                                    

"Aku gabisa rawat dia lagi," ucap seorang wanita dengan rambut digerai panjang melirik kearah anak kecil berusia 12 tahun dengan pakaian lusuh dan tubuh kurus.

"Bukannya selama ini dia sama kamu? Kenapa tiba-tiba?"

Di area caffee yang terbilang sepi mereka berbincang saling berhadapan. Anak kecil disamping wanita itu hanya menunduk.

"Suami aku gabisa tahan, setiap hari dia marah-marah dan pukulin anak ini."

Seorang ibu kandung yang memanggil anakna dengan sebutan anak itu terdengar kejam, tapi bagi Nusa itu sudah hal biasa.

"Merepotkan. Yasudah akan kuurus anak ini. Dia aku anggap anak yatim piatu supaya istriku mau nerima di rumah."

"Hm. Terserah. Omong-omong dia bisa disuruh apa aja. Kamu panggil dia anak anjing pun ga masalah."

Pria itu memandang rendah anak yang mendongak pun tak sanggup.

Sementara anak lain tengah duduk di depan mereka, mendengar semua pembicaraan yang sedari tadi mereka lakukan.

Ketika wanita itu pergi, dia langsung berdiri dan berbalik.

"F-Fasa?"

"Kenapa Yah? Kaget?"

"Kamu ngapain disini?"

"Ngikutin ayah. Gembel ini siapa?"

"Dia anak yatim piatu. Ayah mau adop dia."

"Fasa denger semuanya yah. Dia siapa? Anak perempuan tadi?"

Dior tidak bisa menjawab. Ia juatru mengalihkan pandangannya kentara seorang pembohong.

"Dia anak Ayah?"

"B-Bukan--"

"Udah la Yah. Semuanya udah jelas. Dia anak haram Ayah sama perempuan itu."

"Fasa.. ayah bisa jelaskan."

"Gausah Yah! Fasa kecewa."

Anak berusia 15 tahun itu langsung pergi meninggalkan Dior disana. Wajahnya terlihat frustasi ia mengacak rambutnya lalu memandang Nusa yang kini menatapnya penuh rasa kesal.

"Sial!"

Dior berbalik pergi. Saat diambang pintu ia menoleh, Nusa masih diam duduk disana.

"Kenapa kau hanya diam disitu?"

Nusa menoleh. Ia melihat Dior yang menunggunya. Rasa senang pun kentara terlihat. Ia berdiri lalu berlari menyusul Dior.

🐹

Awalnya Dior takut Yesha akan marah dan mengusir Nusa. Tapi ternyata, Yesha justru menyambut baik, bahkan saat anak itu datang ia langsung membawanya mandi dan memberi pakaian yang layak.

"Yaampun ganteng banget kamu. Kan, Bunda udah feeling kalau kamu tuh manis sayangnya ketutup sama penampilan. Gimana? Kamu suka pakaian ini?"

Nusa mengangguk sambil mengulum bajunya.

"Fasa, sini deh!" Titah Yesha.

Terpaksa ia nurut karena Yesha menariknya mendekat.

"Kasian banget ya. Kamu mau kan anggap dia adek?"

Dior beralih pada Fasa yang masih menampilkan wajah tak suka. Tapi melihat wajah sang Bunda ia jadi..

"Hm. Terserah."

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang