7

707 71 3
                                    

Dipikir Fasa akan tinggal diam mendengar penuturan Yesha yang selalu membela anak haram itu? Fasa tidak diam saja. Ia pastikan Nusa tidak akan betah tinggal di rumah keluarganya.

Tengah malam Fasa bangun. Ia sengaja menset alarm pukul 1 pagi hanya untuk bangun dan masuk kedalam kamar Nusa. Langkahnya sudah jauh lebih baik walau sedikit terseok.

Ia membuka knop pintu pelan dan masuk kedalam.

Nusa masih bergelut dengans selimutnya 

"Bangun anak haram!" Ucapnya sambil menarik selimut Nusa. Sontak hawa dingin langsung menusuk kulit.

Ia mengerjap menetralkan rasa pusing dan degupnya yang kencang karena kaget.

"Suruh siapa lo enak-enakan tidur? Gausah caper sama Bunda!"

Nusa masih tak tahu apa yang ia katakan. Namun pergelangan tangannya kini ditarik paksa oleh Fasa menuju balkon kamar.

Tubuhnya dibuat duduk di kursi. Sementara Fasa mulai menyalakan rokoknya.

"Kak.. dingin.."

"Apa lo bilang? Dingin?"

Nusa mengangguk dengan tangan di dekap dadanya menghalau rasa dingin dan ngilu.

"Sakit kak.. hiks..."

"Sakit? Gini doang sakit? Lo bayangin nyokap gue gimana sakitnya diselingkuhin sama nyokap lo yang anjing itu!"

"Maaf.. maafin Nusa kak.."

"Alah banyak omong!!"

Prang!

Satu fas bunga pecah diatas kepala Nusa. Membuatnya terus mengaduh memegang kepalanya yang berdarah.

"Ini aja ga cukup buat bayar semuanya!"

Fasa tak memerdulikan Nusa walau sekarang ia bersimpuh dihadapannya dengan ceceran darah yang keluar dari kepala dan hidungnya.

"N-Nusa harus gimana kak.."

"Lo masih nanya? Harusnya lo sadar diri! Gausah caper sama nyokap gue dan kalau perlu secepatnya lo pergi dari sini!"

"N-Nusa pengen disini sama Kak Fasa.."

Ucapan Nusa membuat Fasa naik pitam. Ia menarik kerah Nusa sampai tubuhnya terangkat ke udara.

BUGH

"AKH!!"

Nusa tak bisa menghindari pukilan Fasa tepat pada ulu hatinya. Ia masih meronta minta dilepaskan namun Fasa tak membiarkan.

"A-ampun k-khak... u-udah.."

"Inget ya anak haram! Sekali lagi lo caper sama Bunda, gue pastiin Bunda bakal benci sama lo dan lo bakal minta pergi dari sini!!"

Fasa menjatuhkan Nusa begitu saja. Ia pun melangkah pergi meninggalkan Nusa yang masih bersimbah disana.

Sisa tenaga Nusa ia pakai untuk mengesot menuju ranjang. Spreinya ia pakai menutup kepala yang tak henti mengeluarkan darah.

"Tuhan.. Sakit sekali.. Nusa gak punya siapa-siapa lagi.."

🐹

Esok pagi, Yesha tak mendapati kehadiran si bungsu di meja makan. Fasa yang menyadarinya langsung menahan tangan Yesha yang hendak pergi.

"Bun, Nusa udah berangkat duluan katanya dia ada piket."

"Lho bukannya dia masih sakit?"

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang