10

804 67 6
                                    

"Kamu jagain dia aja biar aku yang temuin Dokter," saran Dior.

Yesha mengangguk. Ia memandangi wajah sang anak yang pada akhirnya bisa tertidur setelah seharian berada di kamar mandi menuntaskan hasrat buang air.

Kejadian tadi membuat Yesha panik karena darah yang banyak keluar dari dubur sang Putra. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi.

Syukurlah sekarang ia bisa bernafas lega.

Sejak tadi keringat dingin terus muncul. Yesha menyekanya dengan telaten. Pakaian Nusa sampai basah, ia pun berinisiatif mengganti pakaiannya.

Dibukanya kancing baju Nusa. Menampilkan perban berukuran besar diperutnya akibat luka tusuk yang ia alami kemarin.

Yesha mengangkat sedikit tubuh Nusa dan memasangkannya pakaian ganti. Saat ia membalikkan tubuhnya, Yesha terdiam mendapati banyak lebam ungu berukuran lebar di punggung Nusa.

Juga kepala Nusa yang tampak berjejas.

Lukanya tidak sedikit dan belum lagi bekas luka yang juga menjadi pemandangan baru bagi Yesha.

"Kenapa banyak sekali luka? Apa separah ini penculikan kemarin?"

Yesha mengambil salep dan mengoleskannya ke tiap luka di bada Nusa. Lalu menutup separuh tubuh sang anak agar ia tertidur lelap.

"Makasih ya sayang udah ada di hidup Bunda."


🐹

Dior kini berhadapan dengan sosok Dokter yang baru saja menerima amplop coklat berisi hasil pemeriksaan Nusa.

"Putra anda mengidap Kanker lambung, kondisinya memburuk karena beberapa kali mendapat luka tumpul dan racun kemarin."

Dior menerima amplop tersebut. Ia tak mengerti apapun yang tertulis disana.

"Kanker lambung biasanya terdeteksi ketika penyakit sudah cukup parah. Bisa disimpulkan bahwa Nusa terancam oleh kanker tersebut."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Saya akan merujuk ke ruang radiologi untuk dilakukan pengobatan. Hanya itu yang bisa dilakukan sekarang."

"Maksud anda terapi yang menguras tenaga dan uang itu?"

"Betul, Tuan."

"Akan saya pikirkan."

"Sebaiknya anda segera melakukannya sebelum terlambat."

"Biar ini aku yang memutuskan untuk anak itu berobat atau tidak."

"T-Tapi--"

"Anda sebaiknya jangan memberitahu siapapun termasuk istri saya. Paham!?"

"Hm. Baiklah Tuan."

Tidak ada apapun yang bisa Dokter tersebut lakukan selain menuruti Dior. Ia juga mengenalnya sudah lama dan tau bagaimana Dior bersikap, memberontka hanya akan menimbulkan masalah.


🐹

Fasa ragu, ia sudah 15 menit berada di depan pintu ruang rawat Nusa tapi ia masih enggan untuk masuk kedalam. Rasa gengsinya terlalu besar, lebih besar dari kuasa tuhan. Becanda.

Ia mengintip diantara sela kaca. Nusa masih berbaring tapi matanya terbuka. Perlahan ia bangun dan berjalan sambil menyeret tiang infus.

Baru beberapa langkah, Nusa berhenti. Memegang perutnya yang kini berdarah menembus baju rumah sakit yang ia kenakan.

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang