21

626 62 4
                                    

"Engga ga boleh. Mulai sekarang Nusa ga boleh kerja lagi."

Nusa yang sudah siap dengan seragamnya kini harus melewati Yesha dulu. Sejak pagi Yesha sudah mewanti-wanti Nusa untuk berhenti kerja tapi sejam kemudian anak itu sudah siap berangkat.

"Tapi Bunda, di kantor gaada yang gantiin posisi OB."

"Biar saja kotor, yang penting anak Bunda di rumah."

Dior sudah berangkat tadi pagi, tentunya Nusa juga sudah terlambat tapi ia masih berusaha membujuk Yesha.

"Bun.. Nusa mohon. Nusa pengen kerja dulu, buat hari inii.. aja. Besok Nusa ga kerja lagi."

"Engga Nusa! Balik ke kamar sekarang!"

"Bunda--"

"Bunda gamau denger apapun. Cepet masuk!"

Nusa pun masuk dengan lemas. Fasa ikut menyusul. Ia memilih menunda keberangkatannya ke sekolah hanya untuk menemani Nusa dikamar yang sedang termenung.

"Kenapa lo ngotot pengen kesana? Lo ga capek emang?"

"Nusa pengen ketemu ibu."

"Ibu? Maksud lo?"

"Hm. Ibu masih ngejar-ngejar ayah. Nusa mau ngomong sama Ibu."

"Mending lo gausah temuin orang itu, Nu. Dia bahkan buang lo."

"Tapi dia orang yang udah lahirin Nusa kak."

"Persetan sama dia. Lo mau diperlakuin lebih buruk sama dia?"

"Nusa ga masalah. Asal Ibu ga ganggu ayah, ayah senang, Kak Fasa sama Bunda bahagia. Nusa mau."

"Lo tau darimana kalau gue sama Bund bakal bahagia?"

"Suatu saat pasti Bunda bakal tau dan Bunda pasti benci sama Nusa. Dan saat itu, Nusa harus pergi Kak."

"Nu.. lo--"

"Maafin Nusa ya kak. Semua ini karena Nusa lahir."

Fasa meremat jarinya sampai buku-buku itu memutih. Kenapa Nusa menyalahkam diri sendiri? Ini semua karena Dior? Harusnya ia yang membenci ayahnya bukan malah berjuang demi keluarga Fasa.

Blam.

Fasa pergi ia menangis diluar sambil berjalam keluar rumah.

"Bentar lagi kak. Gak lama lagi Nusa bakal pergi."



🐹

Bukan Nusa jika ia tak berani melarikan diri dari rumah.

Ia mencuri kesempatan ketima Yesha bilang kalau ia harus keluar kota lagi. Yesha memang sangat sibuk, 11 12 seperti Dior karena memang sejak awal Yesha adalah seorang wanita karir.

Ketika Nusa sampai dikantor ia langsung menuju pantry membersihman area kerja dan menyiapkan kopi pada karyawan. Beberapa dari mereka bertanya kenapa Nusa terlambat? Ia pun menjawab bahwa ia kesiangan.

Setelah beres Nusa pun melakukan apa yang jadi tujuannya disini. Nusa membawa kopi milik Dior tidak lupa memakai masker dan topi karena Nusa pikir, melihat wajahnya akan membuat Dior marah nanti.

Dengan pelan Nusa berjalan menuju ruangan Dior. Mengetuk pintu dan masuk.

Dior masih fokus mengerjakan pekerjaannya bahkan ia tak melirik Nusa sama sekali.

"Silahkan, Pak," ucap Nusa. Ia tak mau memanggil Dior ayah lagi, mungkin kemarin adalah saat terakhirnya menggunakan sebutan Ayah untum Dior.

Saat Nusa diluar, ia diam sejenak. Memerhatikan sekitar mencari seseorang. Ya betul. Tara. Ia berharap wanita itu datang lagi kesini agar ia bisa bicara dengan sang Ibu.

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang