Baguslah keesokan harinya lagi-lagi Yesha dan Dior dihadapi kesibukan. Mereka harus pergi keluar kota untuk inspeksi salah satu perusahaan cabangnya yang sedang mengalami masalah.
"Fasa jagain adek ya. Kalau ada apa-apa kasih tau Bunda. Adeknya suruh diem aja jangan keluar kamar, tadi subuh muntah-muntah lagi jadi banyakin kasih minum ya kak."
"Iya Bunda jangan khawatir. Ayah sama Bunda hati-hati dijalan."
Fasa menatap Dior yang justru rautnya semakin dingin. Mungkin karena ia banyak menyebutkan nama Nusa, Dior tersinggung.
Setelah kepergian mereka, Fasa kembali ke kamar Nusa. Membangunkan anak itu tuk sekedar memberinya minum.
"Ayo gue bantu," ucapnya mengangkat kepala Nusa dan meminumkan segelas air.
"Bunda udah berangkat?"
"Udah. Yuk siap-siap kita ke rumah sakit."
Nusa bangun menahan perutnya yang sakit sekaligus badannya yang lemas. Fasa mau menolong tapi ia ragu, ia pun membiarkan Nusa bangun sendiri.
Nusa meraih jaket tebalnya memakai benda itu dengan susah payah. Walau berakhir Fasa membantunya.
Nusa memcengkram jaketnya, ia masih kedinginan.
"Masih dingin?"
"Iya. Nusa mau pake koyo aja biar anget."
"Biar gue ambilin. Bisa setengah jam kalo lo yang ambil."
"Hehe maaf kak Nusa repotin lagi."
"Dimana koyo nya?"
"Di lemari bawah situ kak. Ambil aja semua."
Fasa mengambilnya. Ia juga yang melepas plester tersebut.
"Ditempelin dimana? Jidat?"
"Hihi.. bukan Kakak. Di leher aja," ucap Nusa sembari membuka sedikit kemejanya.
Fasa segera menempelkan koyo tersebut di belakang leher. Bisa ia lihat banyak bekas luka termasuk luka cakar, lebam dan yang terakhir bengkak kebiruan. Fasa terdiam memandangnya dengan rasa bersalah.
"Udah kak?"
"Eh iya, udeh nih."
"Makasi banyaa."
Fasa menatap Nusa yang tersenyum dengan wajah pucatnya. Ia tam habis pikir apakah Nusa tak merasa sakit? Luka itu sangat banyak bukankah tidak nyaman jika tidur dengan banyak luka?
"Kenapa kak? Kakak ngelamun?"
"Eh engga. Gue ngantuk aja."
"Kalau ngantuk kak Fasa tidur aja. Maaf semalem Nusa muntah jadi repotin Kaka Fasa harus begadang."
"Bawel amat lo! Udah ayok berangkat ah telat kita."
"I-iya kak maaf."
Fasa berjalan duluan meninggalkan Nusa yang masih dengan langkah lambannya. Fasa tak berniat membantu ia memilih membiarkan sang adik menyusul masuk ke mobil.
Ia pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit pusat. Semoga saja Nusa akan sembuh, doanya pagi ini."
🐹
Di rumah sakit.
Nusa kini berbaring lemah dengan infus dan nasal kanul. Dokter di depannya membuat Nusa agar tertidur dan menghilangkan rasa sakit anak itu.
"Gimana Dok sama adik saya?"
"Kita bisa lakuin operasi sekarang. Tidak lama hanya berlangsung 2 jam aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusa dan Kehidupannya
FanfictionCerita ini hanya tentang seorang anak yang menerima takdirnya sebagai seorang yang kehadirannya tidak pernah diharapkan siapapun kecuali Bundan dan kedua sahabatnya. Full sicklit, angst.