Dengan sabar Yesha selalu menunggu Nusa ia hanya pulang sesekali untuk mengganti pakaian. Sudah 3 hari berlalu Nusa berada di ICU dan ia hanya diberi waktu sedikit untuk menjumpai sang putra, namun hal itu tak mengubah Yesha untuk tetap disisinya.
Sekarang Yesha sedang mengelap area tubuh Nusa, sesekali putranya meringis melenguh karena rasa tidak nyaman di sekujur tubuh.
Ia sudah tak mampu makan makanan biasa dan hanya mengandalkan selang NGT yang masuk ke lubang hidung menuju lambung. Banyak selang lain yang masuk kedalam tubuh Nusa karena sekarang ia tak mampu bangkit dari ranjang pesakitannya.
"Adek makin kurus aja. Bunda kangen adek yang dulu hm.."
Nusa tidak koma, hanya saja kekurangan nutrisi, Anemia, infeksi serta kekurangan gas darah membuat kondisinya kritis seperti ini.
"Adek capek ya? Sabar ya sayang nanti kata dokter kalau adek udah stabil, hb nya bagus bisa dicopot selang-selangnya."
Yesha mengusap kepala Nusa. Ia meraba seluruh permukaan kulitnya, bisa ia raba beberapa bekas luka disana.
"Maaf, Dek. Bunda gabisa nolong Nusa waktu ayah sama kakak sakitin kamu."
Yesha mengusap air matanya.
"Tapi sekarang Kak Fasa kangen banget, dia ada disini tapi sayang cuma Bunda yang diizinin masuk. Ayah juga ada tapi gak setiap hari."
Nusa membuka matanya sedikit, mulutnya terbuka seolah ingin berbicara.
"Iyaaa bunda tahu Nusa kangen tapi adek sabar yaa.. nanti kalau adek mendingan kita langsung berobat."
Mulut Nusa semakin aktif untuk berusaha berkata-kata namun nihil, tak ada satu huruf pun keluar dari sana.
"Dek--"
"Nyonya silahkan keluar waktunya sudah habis."
Yesha menoleh sebentar, memberi isyarat bahwa sebentar lagi ia keluar.
"Bunda keluar ya. Cepet sembuh sayang."
Cup
Ia mengecup kening Nusa lama. Lalu pergi bangkit dari sana berjalan keluar dengan lambat, seolah berharap ia memiliki waktu lebih bersama Nusa.
🐹
Keesokannya Fasa langsung mendatangi rumah sakit, ia bolos sekolah karena Yesha yang memberitahunya kalau Nusa sudah dipindah keruang rawat. Kondisinya stabil, semua selang yang melilitnya perlahan berkurang walau masih ada.
Fasa bernafas lega saat ia masuk mendapati Yesha sedang mengelap tubuh sang putra.
Nusa duduk membungkuk tanpa pakaian atas, menampilkan dada dengan tulang rusuknya yang menonjol jelas, kabel-kabel masih menempel disana juga nasal kanul hidung Nusa.
"Kakak.." lirih Nusa.
Fasa tersenyum segera mendekat.
"Akhirnya lo keluar. 4 hari lo disana, Nu. Rasanya kaya 6 bulan."
"Maaf kak.. buat kakak nunggu."
Fasa menggeser kursi dan duduk disamping Yesha."Justru gue yang harus minta maaf karena gak nemenin lo didalem."
"Disana berisik kak. Gaenak. Bau obat, banyak selang, kadang panas banget kadang dingin banget."
Nusa mulai ceria.
"Gitu ya? Lo jangan kesana lagi lho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusa dan Kehidupannya
FanfictionCerita ini hanya tentang seorang anak yang menerima takdirnya sebagai seorang yang kehadirannya tidak pernah diharapkan siapapun kecuali Bundan dan kedua sahabatnya. Full sicklit, angst.