22

609 72 4
                                    

Mata Tara perlahan terbuka. Ia mendengar suara gaduh riuh disekeliling. Matanya menoleh pada sisi kanan dimana banyak orang mencoba untuk mendorong pintu agar terbuka.

Ia mengerjap mengingat akan sesuatu.

"Nyonya? Anda mendengar saya?"

Tara mengangguk pada pria yang kini memasangkan oksigen.

"Anda baik-baik saja nyonya. Istirahatlah."

Perlahan ia menurunkan kepala Tara lalu berlari kearah pintu lift yang kini dibuka paksa.

"MEDIS CEPAT KELUARKAN ANAK INI!!"

"Baik!"

Seseorang yang tadi bicara pada Tara langsung berlari masuk kedalam pintu.

"CEPAT!!" Ucap petugas Damkar yang kini menahan pintu agar terbuka.

Pria itu membawa Nusa keluar dengan sedikit menyeret tubuh ringkih itu.

Tara perlahan bangun dari brankar rendah yang ia tempati. Ia memerhatikan dari matanya.

Petugas damkar yang sedang memompa dada nusa, memberinya bantuan nafas.

"Ada?"

Pria itu menggeleng. Lalu meneruskan memompa jantung Nusa lagi.

Tara bangkit, tanpa ia sadari ia mendekati kerumunan itu melihat dengan jelas bagaimana tubuh sang anak yang penuh lebam. Bibirnya biru tertutup sempurna.

"N-Nusa."

Lirihnya.

Ia terduduk menutup mulutnya tak percaya.

"Cukup!! Cepat bawa ke rumah sakit!"

Mereka langsung mengangkat tubuh Nusa ke tandu dengan salah satu petugas yang masih setia memberikan bantuan oksigen untuk Nusa.

"Ayo nyonya anda juga harus ke rumah sakit."

Salah satu petugas mengajaknya masuk kedalam mobil damkar. Tepat disampingnya, Nusa terbaring disana.

Ia hanya bisa melihat wajah anaknya yang pucat pasi. Namun tanpa sadar tangannya menyentuh Nusa.

Dingin. Sangat dingin.

Hatinya berdesir, ada ketakutan yang tiba-tiba timbul.

🐹

BRAK

"Kenapa Yuan?"

Tanya Dior yang kaget karena Yuan masuk tiba-tiba ke ruangannya. Bahkan ia terlihat ngos-ngosan.

"Nusa. Dia terjebak di lift. Bersama Tara."

"Apa!?"

"Sekarang mereka di rumah sakit."

Tanpa pikir panjang Dior langsung menyambar kunci mobil melenggang pergi keluar.

Yuan banya bisa diam melihat gerak gerik Dior yang panik. Ia rasa Dior mulai khawatir pada Nusa.

🐹

Sejak satu jam lalu Tara berdiri diam di depan pintu gawat darurat. Matanya tak lepas dari pintu yang tertutup itu. Berharap seseorang akan segera keluar dari sana.

Tara mengusap pipinya yang basah karena air mata.

"Bodohnya ga pernah berubah!!"

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang