24 (part 2)

647 70 6
                                    

"Disini kankernya menyebar ke beberapa area lambung, membuat pasien semakin kesulitan makan. Harus segera ditangain karena jika tidak kankernya akan terus mengganas. Silahkan lihat hasi ct scan nya," ucapnya sembari menyodorokan hasil pemeriksaan Nusa.

Dokter yang ada dihadapannya diam sejenak memberikan kesempatan Dior untuk mencerna semua yang telah ia katakan.

Dior meraba kertas itu, tergambar jelas bagaimana lambung Nusa yang terdapat beberapa benjolan dan juga luka disana.

"Sampaikan pada Nyonya Yesha soal ini agar kamu berdua bisa menangani Nusa."

"Hm. Akan kucoba."

Dior pun keluar sambil menenteng hasil ct scan Nusa. Ia berjalan menuju ruangan Nusa dan kebetulan, Yesha baru saja keluar.

"Mas! Abis dari mana?" Tanya Yesha sambil datang kearahnya.

"Apa ini?"

Yesha menarik tangan Dior yang sedang membawa kertas tersebut.

"Hasil pemeriksaan."

"Oo hasil periksa Nusa ya. Aku liat ya mas."

Yesha membaca dari mulai tulisan kuar sampai isi di dalamnya. Beberapa saat ia terdiam melihat gambar lambung disana. Halisnya bertaut tak mengerti tapi ada satu tulisan jelas tertera dibawah.

Diagnosa Medis : Kanker Lambung

Yesha menutup lembaran itu. Ia menggeleng dengan tatapan tak percaya..

"Mas.. Nusa.. kanker?"

Dior mendekat meraih Yesha kedalam pelukan.

"Kanker.. kenapa penyakit mengerikan itu.."

"Sudah Yesha mungkin ini takdir dari tuhan."

Dior tak tahu harus bereaksi apa tapi ia sebisa mungkin menenangkan Yesha.

"Hiks.. mas.. kenap Nusa harus diberi cobaan seperti ini? Nusa masih muda, dia bahkan belum lulus SMP."

"Hm. Aku tahu."

Yesha melepas pelukan itu, ia mengusap air matanya.

"Aku akan berusaha, Nusa harus sembuh. Apapun yang terjadi aku akan tetap menemani Nusa. Aku ga peduli kamu mau apa Mas. Kalau kamu sakitin Nusa aku ga bakal tinggal diam."

"Aku ga bakal sakitin dia lagi."

Yesha beralih, awalnya ia ingin pergi mencari makan untuknya dan Fasa namun mendengar kabar itu membuat suasana hatinya tak menentu. Ia berjalan kembali ke kamar Nusa.

Ia yang tadinya hanya ingin mengitio dari kaca pintu justru sekarang masuk kedalam sambil terburu-buru.

"Kak Nusa kenapa?" Paniknya kala Nusa yang tadi ia lihat terduduk sambil batuk berulang kali. Sampai ia melepas masker oksigennya.

"Gatau Bun, Nusa tiba-tiba bangun terus gini."

"Ukhuk.. ukhuk ukhukk.."

Dior hanya diam memandang mereka dari luar, melihat Nusa seeprti itu tak membuat hati Dior lukuh, namun kakinya berjalan menjauh. Memanggil Dokter agar segera datang.

"UKHUK HOEKK.."

Nusa memuntahkan darah menghitam keluar.

"NUSA!"

Yesha panik, ia langsung mengambil selimut untuk menjadi wadah Nusa muntah.

"Ukhuk.. ukhukk.. sakit.."

Nusa mencengkram spreinya kuat. Ia memukul dadanya yang sesak.

"Ukhuk.. ukhuk!!"

"Dek udah dek jangan dipukul terus," ucao Fasa menghentikan gerakan Nusa.

Perlahan Nusa berbaring tangannya mencengkram dadanya kuat.

"Ukh.. ukhuk.. Bunda.. Kakakk.."

"Iya sayang iya Bunda disini, nak," ucapnya sambil terus mengusap darah yang mengalir dari sudut bibir Nusa.

"Maafin ukhuk.. Nusa.."

"Udah sayang jangan dipikirin ya? Yang tenang. Kakak sama Bunda ga bakal ninggalin Nusa."

"ARGHH..."

Nusa berteriak, tubuhnya mengejang kuat, seluruh ototnya kaku bahkan tenaga Fasa tak mampu menenangkannya.

"Tolong!! Tolong anak saya! Dokter!!"

Bersamaan dengan itu Dokter datang. Memberikan suntikan penenang pada Nusa sampai ia kembali rileks dan tak sadarkan diri.

"Bawa ke ICU," ucapnya.

Para tenaga medis tersebut langsung mendorong brankar Nusa keluar. Menyisakan Fasa dan Yesha yang kini termenung ketakutan.







Bersambung

Slow up.

Spoiler alert!
Nusa bakal semakin kesiksa waktu Yesha tau dia anak kandung Dior sama selingkuhanya.

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang