5

813 77 4
                                    

Sepanjang perjalanan Seokjin hanya diam. Bukan apa-apa tapi karena tadi ia makan nasi goreng super pedas, sekarang perutnya terasa melilit di ulu hati. Ia sudah minum obat tapi belum juga membaik.

Disampingnya Fasa hanya cuek tak peduli, bahkan sesekali ia menatap Nusa dengan senyum ejekan.

Atmosternya membuat Nusa tidak tenang. Apalagi kini ia merasakan perut yang mulas.

"Ayah.." panggilnya.

Dior menjawab dengan gumaman.

"Nusa pengen ke toilet."

"Toilet? Kan tadi barusan udah di pom bensin masa berenti lagi? Tahan Nusa 30 menit lagi sampe."

"Kalo gitu AC nya boleh dimatiin ga?"

"Ga! Gerah. Lo kira mobil punya lo?"

Nusa terdiam. Ia sadar diri. Ia pun sekuat tenaga menahan gejolak dalam perutnya yang semakin terasa. Sementara Yesha tertidur lelap, sang Bunda adalah tipikal orang yang akan tertidur sepanjang perjalanan.





🐹






Mobil Dior berhenti diparkiran pantai. Baru 5 detik mematikan mesin, Nusa langsung beranjak pergi berlari menuju toilet terdekat.

Ia meluapkan gejolak mulas yang sejak tadi ia tahan.

Benar saja, kini Nusa diare dan ia mulai merasa mual. Ia meminum obatnya lagi kini 2 butir langsung ia telan. Ini adalah liburannya, ia tidak mau penyakit itu mengganggu kebahagiaan Nusa.

"Adek!! Sini cepet!" Ajak Yesha yang melihat Nusa baru saja keluar toilet.

Melihat sang Bunda yang tersenyum pun ia bergegas menyusul.

"Bunda, Fasa mau kesana ya?" Tunjuknya pada bebatuan besar di tepian.

"Iya ati-ati kamu."

Nusa melihat Fasa ia ingin ikut tapi Fasa tidak mengajaknya sama sekali. Ia pun urung dan memilih bermain pasir, mencari kerang dan menikmati ombak kecil. Sementata Ayah dan Bundanya sibuk bermesraan.

Saat Nusa menikmati suasana. Ia melihat beberapa orang berlarian.

"Om ada apa kok lari-lari?"

"Itu ada yang jatuh!"

Nusa langsung menoleh. Beberapa oramg kini tengah memapah Fasa yang tak bisa berjalan. Nusa panik ia pun menghampirinya.

"Kakak! Kenapa bisa gini?" Tanyanya. Ia membantu mendudukan Fasa ditepian. Bisa ia lihat kini kaki Fasa bengkak dan tangannya penuh luka.

Fasa tidak menjawab ia fokus pada sensasi nyeri ditubuhnya.

"Tadi dia main keatas batu terus kepeleset. Jadi jatuh begini. Lain kali ati-ati ya nak," ucap seorang bapak-bapak.

"Iya pak makasih udah nolongin Kak Fasa."

Pria itu mengangguk lalu semua orang yang mengerubungi Fasa perlahan meninggalkan mereka berdua.

"Sakit ya kak?"

"Masih nanya aja, lo tolol!?"

"Kakak tahan ya Nusa beliin es batu."

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang