Nusa terseok berjalan masuk ke area rumah Dior, hujan masih deras mengguyur ia tak peduli. Kakinya tetap melangkah walau bibirnye bergetar minta kehangatan.
Sampai disana. Nusa mengetuk pintu. Biasanya ia akan langsung masuk, sekarang pintu itu terkunci rapat. Seolah memang sengaja untuknya.
"Bundaa.. Nusa minta maaf."
Nusa mengusap wajahnya yang basah karena hujan.
"B-buka.. pintunya."
Nusa tak tahan. Ia merosot kebawah, duduk memeluk dirinya menghalau rasa dingin yang semakin menusuk. Bibirnya kian membiru, tangannya keriput, dan tubuhnya bergetar hebat.
Matanya terdiam kala sepasang kaki berada dihadapannya. Ia mendongak, Dior sedang menatapnya tajam.
"Pergilah."
Nusa menggeleng "Engga Yah. Nusa mau ketemu Bunda, Nusa mau minta maaf."
"Kita sudah tamat. Keluarga ini hancur. Berhenti berharap pada kebahagiaan yang sudah jelas sirna ini."
"Ayah, tapi Bunda--"
"Pergi!! Aku sudah hancur! Jangan buat aku marah lagi, apa kau mau mati ditanganku, hah!!?"
Nusa menggeleng.
"Ayah kasih tahu saja, Bunda dimana?"
"Dia pergi. Dia kecewa padaku. Kami sudah berakhir. Tak ada tempat untukmu lagi."
Nusa tersenyum getir.
"Nusa ga bakal nyerah kaya ayah. Nusa bakal berusaha buat Bunda. Kalau ayah gamau berjuang bantuin Nusa, biar Nusa aja yang maju sendiri."
"Terserah, yang pasti semuanya akan sia-sia."
Nusa berdiri dengan memegang pintu.
"Nusa pamit."
Kaki lemah itu melangkah menjauh darinya.
Tangan Dior hampir mencegah namun ia justru hanya diam. Ia ingin tahu kemana anak itu akan pergi? Tapi ia sendiri yang mengusirnya. Dior masih tersulut ego.
🐹
Fasa hanya bisa nurut kala Yesha memintanya untuk membawa pergi dirinya ke apartment pribadi Yesha. Didalam mobil sang ibu hanya diam memandang keluar jendela, sesekali mengusap air matanya.
"Bunda.. ada apa sebenernya? Kenapa Bunda gini?" Tanya Fasa yang kaget karena saat ia datang, Yesha sudah menyuruhnya pergi.
"Gapapa. Bunda cuma kecewa."
"Iya kecewanya kenapa Bunda?"
"Bunda ngerasa dikhianatin."
"Sama ayah? Kenapa kita ga ke RS aja Bun temenin Nusa."
"Jangan sebut nama itu."
Fasa terdiam, ia kaget dengan kalimat dingin Yesha.
"Dia cuma anak dari perselingkuhan ayah kamu. Ga seharusnya kita anggep dia ada."
Fasa paham sekarang. Yesha sudah tahu semua yang terjadi dan sekarang ketakutannya menjadi nyata, Yesha hancur. Keluarganya juga.
Namun yang sekarang Fasa pikirkan adalah, Nusa.
Bagaimana nasib anak itu sekarang? Apa dia masih di rumah sakit? Apa dia bersama Dior?
Fasa ingin sekali menemui Nusa, memberinya pelukan agar sang adik bisa kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusa dan Kehidupannya
FanfictionCerita ini hanya tentang seorang anak yang menerima takdirnya sebagai seorang yang kehadirannya tidak pernah diharapkan siapapun kecuali Bundan dan kedua sahabatnya. Full sicklit, angst.