23

694 63 4
                                    

Yesha tak habis pikir dengan anak bungsunya satu ini. Jam 6 sore sekarang Nusa datang, masuk kedalam rumah, memberikan salam dan mengecup punggung tangannya ketika ia sedang mengupas buah di ruang keluarga.

"Assalamualaikum Bunda.. hehe Nusa pulang."

"Bunda kok ga jawab salam Nusa. Dosa lho Bun."

Yesha tetap mengabaikannya dan lebih memilih melanjutkan kegiatan mengupas buah.

"Bundaa... jangan marah. Nusa minta maaf."

"Besok juga diulang lagi."

"Maaf Bunda Nusa janji besok berhenti kerja. Tadi Nusa sengaja biar ketemu Ibu. Makannya Nusa ngotot."

Yesha melepaskan pisau yang ia pegang dan mengusap kepala Nusa.

"Iya Bunda maafin. Sekarang bersih-bersih abis itu istirahat."

"Nanti Bunda. Nusa capek pengen duduk dulu disini."

Yesha lalu menatap Nusa lekat. Wajahnya pucat dan nafas Nusa terlihat cepat.

"Adek sakit?" Tanyanya karena Nusa jarang mengeluh. Ia pun mengusap jidat Nusa guna merasakan suhu tubuh sang anak "Adek demam. Bunda siapin air hangat aja ya."

"Gausah Ibu."

"Ibu?"

"Ibunda maksud Nusa."

"Kamu tunggu biar Bunda siapin air. Jangan dulu tidur ya."

Nusa memejamkan matanya, ia sudah bersandar nyaman di sofa. Nusa tadi keceplosan, ia lupa bahwa disini memanggil Yesha dengan sebutan Bunda, bukan Ibu.

🐹

Malamnya Yesha tak lagi tidur sendirian dikamar lain, ia sekarang tidur dikamar Nusa. Menemani sang putra yang lagi lagi terserang demam.

Yesha sempat sedih karena Nusa yang sakit tapi selalu memaksakan untuk melakukan apapun yang ia pikir bisa membanggakan dirinya. Sekolah dengan prestasi baik, ikut seleksi beasiswa, membantu pekerjaan rumah bahkan menuruti perinta Dior agar ia bisa memanggilnya Ayah.

Nusa tak banyak meminta namun justru, ia yang banyak memberi.

"Adek jangan ikut Ibu ya? Disini aja sama Bunda sama Kakak."

"Iya Bunda, Nusa bakal disini terus. Tapi Bunda gapapa kalau Nusa disini?"

Nusa yang tidak tertidur karena demamnya yang mengganggu pun menatap Yesha dengan binar.

"Bunda senang Nusa disini. Maaf ya sayang."

"Maaf kenapa Bunda? Bunda kan ga salah apa-apa. Justru Nusa berterimakasih karena Bunda mau nerima Nusa disini."

"Bunda minta maaf karena Bunda sering sibuk ninggalin Nusa disini. Bunda gatau Ayah sering ngapain ke kamu, dan Bunda pun gabisa nolong adek."

"Bunda jangan khawatir kan Nusa gapapa. Ayah mungkin masih belum terima Nusa karena Nusa berasal dari keluarga ga bener."

Yesha meraih kepala Nusa membawanya kedalam pelukan.

"Engga sayang.. darimana pun kamu, asalmu, masa lalu kamu, yang Bunda tahu Nusa itu anak manis punya Bunda."

Nusa tak kuasa. Ia berbalik dan memeluk Yesha sambil menangis.

Nusa dan KehidupannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang