Jammy tak henti memijit tengkuk Nusa yang sejak datang mengeluh mual berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua sarapannya.
Jake pun yang tahu dari jauh ikut menyusul.
"Sejak kapan lo mual-mual terus, Nu?"
"Udah seminggu."
"Pantes lo jadi kurus. Periksa aja yu gue anter," tawat Jake.
Nusa menggeleng "Nusa gaada uang. Nanti juga sembuh kalau minum obat."
Jammy mengambil sapu tangan menyerahkannya pada Nusa guna membersihkan sisa air yang ada di pipinya.
"Ke bokap gue periksanya. Gratis."
"Tapi--"
"Udah ikutin aja apa kata, Jake. Daripada lo kesiksa terus."
"Makasih temen-temen, maaf Nusa suka repotin terus."
"Elah lo juga suka kita mintain buat ajarin soal-soal. Namanya juga temen, Nu. Saling ngebantu."
Nusa tersenyum. Dibalik latar belakang dan kehidupan dirumahnya yang buruk, ternyata ia masih dikelilingi oleh manusia-manusia yang baik seperti Jammy dan Jake.
"Mau ke UKS?"
"Tidur aja di kelas."
"Yok gue bantu jalan."
Jammy dan Jake pun memapah Nusa menuju kelas. Kentara wajah itu kian hari semakin pucat.
Nusa tidur namun ia tetap berusaha mendengarkan guru yang sedang mengajar. Ia tak boleh mengecewakan Dior, ia juga harus bisa membuat mereka bangga.
🐹
"Om Dokter, Nusa mohon jangan kasih tahu Jake soal ini," ucap Nusa yang kini menangis dihadapan seorang Dokter yang merupakan ayah dari Jake, ia baru saja selesai melakukan USG pada perut Nusa.
"Kenapa? Jake juga temen kamu kan?"
"Iya.. tapi Jake sama Jammy pasti sedih kalau tau ini, Om Dokter."
Dokter dengan Nama Hasan itu mulai menuliskan sesuatu. Berisi surat rujukan ke rumah sakit.
"Kasih ini ke orang tua kamu, ini resep obatnya."
"Makasih Om Dokter, tapi Om janji jangan kasih tahu Jake ya?"
Hasan diam. Pasalnya Jake adalah putranya dan tidak mungkin ia berbohong kepada anaknya sendiri perihal ini.
"Coba jelasin kenapa Om gaboleh kasih tahu Jake?"
Nusa mengulum bajunya gugup.
"Kalau alasannya ga jelas Om bakal tetap kabarin teman-teman kamu."
"Nusa.. sebenernya bukan anak kandung ayah sama bunda. Mungkin ayah ga bakal biayain Nusa berobat, Om. Kalau Nusa ga berobat pasti Nusa bakal mati kan Om? Jake sama Jammy pasti sedih dengernya."
"Lho orang tua kandung kamu kemana?"
"A-ada om, tapi Nusa udah pisah sama mereka."
Hasan diam. Cukup rumit ternyata. Apalagi melihat bagaimana gaya bicara Nusa yang cenderung banyak ketakutan pada sorot matanya.
"Yaudah kalau gitu biarpun kamu ga dikasih uang buat berobat, Om bakal cover biaya berobat kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nusa dan Kehidupannya
FanfictionCerita ini hanya tentang seorang anak yang menerima takdirnya sebagai seorang yang kehadirannya tidak pernah diharapkan siapapun kecuali Bundan dan kedua sahabatnya. Full sicklit, angst.