Perlahan demi perlahan -22

2.2K 200 14
                                    

Happy Reading

Siang hari.

Ciara dan Laya berjalan beriringan menuju aula dimana semua santriwati berkumpul,meraka akan mengadakan hapalan masal,dimana semua santriwati harus menyetor hapalannya,Ciara dan Laya terus bercerita,sesekali Laya menanyakan tentang enak atau tidak sebuah pernikahan.

"Ekhem!"

Laya dan Ciara berhenti,mereka menoleh "Ck,suami gue ngapa disini sih?!"gumam Ciara yang masih bisa didengar Laya.

Laya tersenyum geli "Suami kakak,tuh"bisiknya

Ciara mendengus,ia menarik tangan Abrisam agar menjauh dari Laya,sedangkan Laya hanya terkekeh gemas dengan pasangan itu,lebih baik ia lebih dulu ke aula,tidak mungkinkan Ciara akan kembali jika sudah bersama sang suami?

"Jangan temuin gue dulu"

"Salah ya mau ketemu istri?"

Ciara memutar bola matanya malas "Gak salah,cuma malu aja nanti diliatin,mau apa?"

"Mau ajak kamu"

"Kemana?"

Abrisam membawa Ciara ke tempat sepi,lumayanlah sekali grep grep,eh?

"Saya mau ke Jakarta dalam satu minggu kedepan,mau ikut?"

Ciara terdiam "Harus ya?"

"Ya,kamu kan istri saya,nanti disana saya diurus sama siapa? Sayang banget punya istri gak digunain"

"Lambemu,harus banget Bri?"

"Iya Ciara,sekalian nanti ada pertemuan rekan perusahaan saya,dan semuanya diwajibkan membawa istri,ikut ya?"

Ciara menimang nimang ajakan Abrisam "Nanti dapet apa?"

"Kamu maunya apa?"

Ciara tersenyum misterius,hal itu membuat Abrisam was was,ia berdo'a agar rekeningnya tidak terkuras dalam kurun waktu 1 minggu.

"Jalan jalan keliling Jakarta,deal?"

Abrisam bernapas lega "Itu aja kan?"

"Jujurly,masih banyak yang gue mau,tapi sebagai istri yang baik gue gak mau bebanin suami gue yang very very ganteng ini"

Abrisam menahan senyumnya "Yeee,salting om?"

Abrisam mendatarkan wajahnya "Ra"

"Apa"

"Ke ndalem dulu yuk,mau ada yang saya lakuin"

"Mau apa? Disini aja"

"Yakin?"

"Iya"

Abrisam memajukan wajahnya,ia sedikit memiringkan wajahnya,Ciara yang melihat itu menahan napasnya,perasaannya tak karuan dengan tindakan selanjutnya.

"Kamu cantik"

Cup.

Abrisam mengecup hidung Ciara,ia terkekeh pelan melihat wajah Ciara yang sudah merah padam,entah karena malu atau marah.

Ciara memukul bahu Abrisam "Njier,kalo salah cup kayak gimana jadinya?!"

"Ya gak gimana gimana,ayo kamu packing nanti temui saya dindalem jam 14.23,oke?"

"Iye,udah sana gue mau ke aula"

Abrisam menyodorkan tangannya,membuat Ciara mengernyit heran "Apa?"

"Salim sayangku,hm"

"Kagak usah nge hm,hm deh,ntar salting gak mau tanggung jawab"

"Mau kamu hamil pun saya tetap tanggung jawab,tapi karena kamu belum hamil,bolehlah saya hamilin kamu biar bisa tanggung jawab"

My Husband AbrisamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang