Agresif -24

2.4K 188 28
                                    

Happy Reading

Info loker guys!

"Abrisam!"

Abrisam yang tengah duduk segera bangun dan melihat Ciara tengah duduk dengan muka yang ditekuk,ia menaikan alisnya sebelah.

Sedangkan pelaku yang berteriak itu memberenggut kesal "Dari mana?!"

"Balkon"

Ciara berdecih malas "Kok gak ngajak"

"Hah?"

Tak biasanya Ciara bersikap seperti itu,ia melihat bercak darah dikasurnya,ia menghela napas pelan mengetahui jika Ciara tengah datang bulan,ia mendekat dan memegang tangan Ciara.

"Bangun,kamu datang bulan"

Ciara mengangguk pelan,ia menjulurkan tangannya pada Abrisam "Gendong"cicitnya

Tapi sebelum Abrisam ingin menggendong Ciara,gadis itu kembali mencegahnya
"Gak jadi deh,nanti bajunya kena darah,tolong bantu berdiri aja"

Abrisam mengangguk "Biar aku yang bersihin,kamu mandi aja"

"Heum"

Sambil menunggu Ciara didalam kamar mandi,Abrisam mengganti seprai yang terkena bercak darah dengan yang baru,tak lupa juga ia menyapu dan membersihkan kamar.

Tak lama,Ciara kembali dengan wajah murungnya. Abrisam yang melihat itu mengelus tangan Ciara "Mau apa"

"Gak ada pembalut,mau beliin?"

"Tentu,biasanya kamu pake yang mana?"

Ciara mengerjapkan matanya berulang kali "Kamu gak malu?"

"Untuk apa malu? Emamgnya aku belinya telanjang?"

Ciara mengerucutkan bibirnya kesal "Ya kan biasanya para adam gak mau beliin pembalut untuk kaum hawa"

"Aku spesial kaum adam,cepet bilang biasanya kamu pakai yang mana?"

"Yang warna ijo,yang ada gambar daun sirihnya sekalian beliin snak ya"

"Dasar!"

Ciara menyengir,ia terbirit birit kembali ke kamar mandi ,sedangkan Abrisam memakai jaket kulitnya dan keluar untuk mencari pembalut.

Sesampainya disana,dengan raut wajah datar agar menutupi rasa malunya ,ia berjalan menuju rak khusus roti jepang. Pelayan minimarket yang kebetulan tengah mengecek cek produk menoleh,ia tersenyum geli melihat lelaki yang tampan tengah mencari pembalut dengan raut wajah serius.

"Ciara biasa pakai yang mana,katanya yang ijo yang ada daun sirihnya,ini lagi! Banyak banget variannya"

Tak berani berkata demikian,Abrisam hanya mampu membatin. Ia menoleh ke kiri dan menatap dingin pelayan minimarket itu. Pelayan minimarket yang ditatap seperti iru terlihat takut dan gugup.

"A-ada yang bisa saya bantu,pak?"

Abrisam berdehem guna menghilangkan rasa malunya "Saya mau cari pembalut yang warna hijau dengan gambar daun sirih,carikan yang terbaik untuk istri saya"

Palayan minimarket itu mengangguk ragu,merasa sedikit tak suka mendengar ucapan Abrisam yang menekan kata 'istri' ,ia mulai mencari pembalut yang sesuai dikatakan Abrisam.

"Mau berapa ,pak?"

"Tolong bungkus semua"

Pelayan minimarket itu memelototkan matanya,ia berdecak iri dengan gadis yang telah menjadi istri dari lelaki dihadapannya,sudah tampan,mapan,dan pengertian pula.

My Husband AbrisamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang