Gamjajeon. Permintaan Seokjin untuk makan malam.
Beranjak ke dapur Seyi untuk membuatkannya. Seharusnya di dapur sudah ada Bibi Jung dan beberapa pekerja rumah untuk menghidangkan makan malam, tetapi dapur sangat kosong.
Melirik jam di dapur, sudah benar, sebentar lagi waktunya makan malam. Namun Seyi mengangkat bahu ringan, ia hanya perlu membuat gamjajeon, untuk urusan lain di rumah ini semuanya diatur oleh Minjung.
Seyi tengah memarut kentang ketika mendengar langkah kaki seseorang memasuki dapur. Mengintip sekilas yang datang tak lain adalah Kim Seokjin. Lelaki itu sudah mengganti kemejanya menjadi pakaian rumah, sementara Seyi bahkan belum sempat melihat wajahnya sendiri. Entah sekusam apa dirinya sekarang.
Beberapa menit pertama memang Seyi tak menghiraukan Seokjin dan tetap fokus pada kentang yang diparut, namun aktifitas Seokjin di dapur sangat berisik sampai tak bisa lagi Seyi abaikan.
"Apa yang kau lakukan?" Seyi berbalik guna menatap lelaki yang berdiri membelakanginya.
"Masak untuk makan malam." jawab Seokjin ringan sembari meletakkan daun bawang di atas tatakan lalu memotongnya kecil.
"Kau yang masak?" Seyi bertanya heran.
"Hm. Aku pernah berjanji bukan, jika mengunjungi rumahmu akan kutunjukkan keahlian memasakku."
Lantas Seyi memutar ingatannya seraya terus menatap Seokjin tak percaya.
"Kalau kau lupa, itu kukatakan di hari pernikahan kita. Ketika makan malam bersama keluarga." Seokjin mengingatkannya.
"Tsk. Kenapa tidak sekalian saja buat gamjajeon untuk dirimu sendiri?!" kesal Seyi tak habis pikir.
"Karena aku ingin gamjajeon buatanmu." ujar Seokjin sambil menyenggol pelan lengan Seyi. Membuat gadis itu tambah melotot menatapnya.
Mendengus pelan Seyi menahan sebal sambil melanjutkan kegiatannya yang terhenti. Selesai memarut kentang-kentang kemudian Seyi mencuci tangan di wastafel. Hendak mengambil lap tangan untuk mengeringkannya tetapi tiba-tiba tangannya ditarik seseorang. Seokjin, yang menggenggam tangan Seyi kemudian menyematkan sebuah cincin di jari manis sang gadis.
"Jangan sembarangan melepas dan memberi cincin ini pada orang lain. Ini mahal." tutur Seokjin masih menahan tangan itu meski cincin sudah dipasangkan di jemari.
"Kenapa bisa ada padamu?" Seyi tertegun melihat cincin itu kembali terpasang di jemarinya. Jujur Seyi hampir melupakan cincinnya yang ikut jatuh ke kolam. Padahal hari ini ia bertemu Chaerim namun sama sekali tak mengingat hal itu.
Memasang raut setengah malas Seokjin menjawab, "Kau terlalu sibuk bersama dokter kesayanganmu sampai orang lain tak bisa mendekat."
Seyi mengangkat alis. Dokter...? Maksudnya... Song Yuan? Kenapa dengan Yuan? Seyi bertanya-tanya sendiri.
Di momen itu, selain Seokjin dan Seyi, ada satu orang lagi di sana. Tersenyum melihat sepasang suami istri itu. Yoo Minjung. Malam ini terasa spesial, karena anak dan menantunya yang memasak.
Tuk!
Tak sengaja cincin dengan permata besar milik Minjung membentur dinding pintu dapur saat ia hendak berbalik meninggalkan dapur. Suaranya cukup mengagetkan sampai Seyi dengan cepat menarik tangannya dari Seokjin.
"Oh, maafkan aku mengganggu kalian," Minjung merasa bersalah. "Panggil kita kalau sudah selesai ya," kemudian Minjung bergegas pergi dengan senyuman.
Selanjutnya Seyi buru-buru menyelesaikan masakannya. Seokjin meminta Seyi untuk ikut membantunya saat gamjajeon telah selesai dihidangkan namun gadis itu pura-pura tak mendengar dan kabur dari dapur. Sudah tak tahan ingin membersihkan diri dan tak lupa menyiapkan alas tidur di lantai untuk Seokjin malam ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT TIME
Fanfiction𝙎𝙖𝙖𝙩 𝙞𝙩𝙪, 𝙝𝙖𝙧𝙞 𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙩𝙖𝙣𝙜𝙞 𝙋𝙖𝙧𝙠 𝙎𝙚𝙮𝙞, 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙢𝙖𝙠𝙞𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙧𝙪𝙠 𝙨𝙖𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙥𝙧𝙞𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙣𝙖𝙢𝙖 𝙆𝙞𝙢 𝙎𝙚𝙤𝙠𝙟𝙞𝙣. |2021|